Nggak perlu banyak gaya buat ngambil perhatian gue. Diam aja loe udah berhasil.
-Reza Wisnu Pratama-
Ngerasa kehilangan? Aku nggak pernah merasa memiliki.
-Farah Fatimatuzzahra-
***
"Farah nggak apa-apa pak," ucap Farah pagi itu kepada bapaknya yang sedari tadi menyuruhnya untuk tidak membawa motor dulu ke sekolah.
"Kamu itu kalau dikasih tau orang tua jangan ngeyel, tadi malam waktu diurut ibu, teriak-teriak kayak orang kesurupan, itu nggak apa-apa?" ucap bapak Farah mengomelinya.
Kalau sudah kena marah seperti itu Farah hanya bisa diam saja, kalau membantah yang ada habislah dia dimarahi bapaknya setelah pulang sekolah nanti sampai menjelang pagi esok. Akhirnya, hari ini dia harus menerima di antar oleh ibunya. Untungnya ibu Farah juga dapat mengendarai motor.
"Farah pergi dulu pak," ucap Farah menyerah sambil menyalami tangan bapaknya.
"Hati-hati kamu, jangan macam-macam lagi di sekolah," ucap bapaknya lagi pada Farah.
"Iya pak, Farah nggak pernah macam-macam, namanya juga musibah," jawab Farah.
"Sudah nggak usah ngejawab," ucap bapak Farah, orang tua itu perhatiannya emang beda ya, walaupun bapaknya seperti marah-marah, namun Farah paham begitulah bentuk perhatian bapaknya, sebenarnya dalam hati Farah menerima saja.
Gadis itu berjalan keluar dengan pelan, kemudian terhenti ketika melihat adiknya sedang lahap memakan sarapan tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.
"Cepetan makan, telat kamu ntar," ucap Farah sambil menggelitik perut Aisyah yang sedang makan.
Farah tau Aisyah paling tidak bisa disentuh perutnya, hanya gerakan kecil saja gadis kecil itu akan meraung-raung geli.
"Aaaa.. kak Farah, kalau nasinya kesembur keluar, Aisyah doain kak Farah ----,"
"Aisyah. Aisyah. Apa? Kamu mau doain kakak kamu kenapa?" Bapaknya segera menghentikan ucapan gadis kecil itu, sebelum kata-kata buruk terlanjur terucap dari mulut mungilnya.
Aisyah diam mendengar kehebohannya dihentikan bapaknya, ia berpikir sebentar, sebelum akhirnya kembali berucap.
"Dapat jodoh..........yang ganteng sama kaya.........itu yang Aisyah mau doain pak," ucap Aisyah pada bapaknya yang menatapnya tajam. Gadis kecil itu memanyunkan bibirnya dan kembali melahap makanannya. Farah tidak dapat menahan senyum mengejek mendapati adiknya yang bukannya mendapat pembelaan dari bapaknya.
"Masih sekolah ngomong jodoh kamu Syah, kayak nggak ada doa yang lain aja," ucap Ibu Farah ikut menegur Aisyah. Farah semakin tidak dapat menahan tawanya, raut wajah adiknya berubah semakin memerah menahan kesal.
"Ayok bu, kita berangkat, sebelum kucing betinanya ngamuk," ucap Farah mengatai Aisyah dan mengusap kepala adiknya jahil. Segera ia berlari keluar meninggalkan Aisyah yang kembali meneriakinya kesal.
***
Farah turun di depan gerbang masuk sekolahnya. Ia menyalami punggung tangan ibunya.
"Nanti telpon kalau minta jemput," pesan ibunya sebelum pergi.
"Iya bu," jawab Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...