Hati-hati sama cowok. Kebanyakan kita tipe pejuang, puas waktu naklukin aja. Selebihnya? Ngebosenin.
-Reza Wisnu Pratama-***
"What? Gilaaaa... Seriusan loe?" Heboh Elza mendengar pengumuman yang disampaikan Rino di depan kelas. "Kak Reza ngajak kelas kita tanding basket? Sumpah, ini tu penghargaan tau nggak buat kelas kita. Penghargaan besar. Pokoknya besok loe pada pura-pura kalah aja." Sontak seluruh teman-temannya melihat ke arahnya dengan berbagai eksperesi tanda tanya yang beragam.
"Sakit loe ya, ngapain si Rino nerima tantangan kalau ujung-ujungnya pura-pura kalah, kalau gitu mending genk loe aja yang main," ucap Arga tidak terima dengan saran bodoh Elza.
Elza menatap Arga kesal, kemudian bangkit dari tempat duduknya.
"Loe, Rino, Genta, sama Axel, walaupun main serius, nggak bakal menang lawan kak Reza, kak Alvaro, kak Esa, sama kak Leon, makanya daripada loe capek-capek main serius, gue saranin supaya loe semua main santai, lagian kalau kalah juga kita udah dapat penghargaan di ajak tanding sama mereka." Ucap Elza sok santai dengan gaya yang penuh keyakinan seakan ucapannya itu benar."WOE, loe ngeremehin kita berempat? Kalau cowok, udah gue gampar loe," ucap Genta emosi. "Belum apa-apa, kita udah nemuin pengkhianat di kelas." Lanjut Genta dengan nada muak, lelaki itu pun berjalan keluar kelas dengan menenteng tas hitamnya.
"Tau nih anak, ngapain coba loe ngomong gitu, posisinya kita itu sekelas, walaupun ngelawan anak hits sekolah bukan berarti loe jadi pengkhianat gitu," ucap Misca memperingati Elza.
"Apaan sih, gue bukan mau jadi pengkhianat. Gue malah ngasih saran yang baik tau buat kelas kita." Balas Elza tetap pada pendiriannya.
"Udah deh, nggak usah diperpanjang, yang mau tetap ngedukung kelas kita gue makasih banget, yang mau dukung kelas lain nggak apa-apa gue nggak bisa maksa loe semua kan buat nggak mihak, jadi mending sekarang kita pulang." Ucap Rino bijak sambil membubarkan kelasnya.
"TENANG NO, GUE NGGAK BAKAL JADI PENGKHIANAT." Ucap Misca keras dan diamini oleh mayoritas teman sekelasnya sambil mereka berjalan keluar kelas.
Elza hanya memutar bola matanya seakan tidak peduli dengan teman-teman sekelasnya.
"Loe, kenapa kak Reza ngajak kelas kita tanding basket?"
Farah, Disti, Vanya, dan Kirana menghentikan langkah mereka keluar kelas, ketika gadis cantik berambut panjang dengan tampang menyebalkan itu menghentikan langkah mereka. Kedua temannya berada di sisi kiri-kanannya membantu menutup pintu keluar kelas.
"Loe nanya siapa?" tanya Kirana pada Elza dengan tampang pura-pura bingung.
"Teman loe yang paling hits satu sekolahan," jawab Elza seakan mengolok sambil menatap Farah. Menyadari tatapan Elza padanya membuat Farah menarik nafas kesal.
"Gue?" ucap Disti sengaja memancing kekesalan Elza. Benar saja, gadis berambut hitam panjang itu menatap Disti tidak suka dengan segera.
"Kenapa nanya ke aku? Menurut kamu, aku siapanya kak Reza?" tanya Farah tajam dan membuat Elza bingung.
"Maksud pertanyaan loe apa?"
"Aku yakin kamu paham,"
"Nyebelin banget sih loe,"
"Loe yang nyebelin tau nggak, minggir," Kirana mendorong pundak Elza dengan pundaknya, sehingga membuat gadis itu spontan membukakan jalan keluar bagi mereka berempat.
"SOK PENTING LOE SEMUA TAU NGGAK." Teriak Elza kesal yang tidak diperdulikan oleh keempatnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...