35. Terabaikan

5.2K 330 28
                                    

Dan jika kamu tidak menyukaiku, seperti aku menyukaimu; aku paham.

Karena siapa yang akan benar-benar memilih sebuah Daisy, di dalam kebun yang dipenuhi Mawar?

-Anonim-

***

Saat sampai di kelas setelah IMTAQ, Disti segera menunjukkan pada Farah postingan Reza di Instagram yang lagi-lagi membuat heboh SMA Bakti Mulya.

“Gila sih lo, kenapa coba lo nggak online!” decak Disti sambil memandang kesal pada Farah.

“Bahkan sms gue aja nggak dibalas sama ni anak.” Kirana ikutan kesal.

Farah tidak menjawab decakan kesal kedua temannya itu, dia hanya memandangi gambar di ponsel Disti yang berhasil membuat kupu-kupu di perutnya seakan bangun. Demi Allah, Farah tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak deg-degan ketika mendapati gambar beserta caption yang dibubuhkan Reza di Instagram cowok itu.

Foto di Instagram itu sederhana, sangat sederhana bahkan, hanya sebuah background putih dengan gambar hati berwarna merah, namun caption Reza membuat semuanya geger.

Foto di Instagram itu sederhana, sangat sederhana bahkan, hanya sebuah background putih dengan gambar hati berwarna merah, namun caption Reza membuat semuanya geger

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@farah_ftmzhra

Cowok itu memang hanya menandainya, tanpa tulisan apapun, tapi dengan gambar dan caption yang menandai dirinya, anak-anak Bakti Mulya pasti akan berspekulasi ke arah ‘itu’.

Sweet kan, Ra?” Disti mulai menunjukkan senyum sumringah dengan wajah mupeng. “Gila Ra, ini kak Reza tahu, mana pernah dia posting ginian di Instagramnya. Lo tu special tahu nggak buat dia.”

Deg.

Jantung Farah seketika berdegup diluar kebiasaan ketika mendengar kalimat terakhir Disti. Dia mencoba menenangkan dirinya dengan mengulum bibir.

“Ra?” Vanya menyentuh pundak Farah karena temannya itu hanya diam saja dari tadi.

“Hah?” ucap Farah bingung sambil menoleh pada Vanya.

“Iiihh, kok lo malah kayak nggak mudeng gitu sih Ra! Mana muka lo lempeng banget lagi, lo nggak baper?!” decak Kirana lagi-lagi dengan pandangan kesal pada Farah.

“Baper? Kenapa harus baper?”

Disti dan Kirana seketika menarik nafas lelah, seakan pertanyaan Farah itu benar-benar tidak seharusnya dilontarkan.

“Hati lo tu terbuat dari apa coba? Batu aja kalau terus-terusan ditetesin air bisa bolong, nah lo? Masak sih hati lo nggak meleleh gitu dapat hal se-sweet ini dari cowok. Bahkan kalau bukan kak Reza dan ada cowok yang ngelakuin hal se-sweet gini pastilah kita ni yang cewek, gue pastiin baper! Apalagi ini kak Reza, Ra! Kak Reza yang wow banget!” Disti terus berkelakar dengan heboh tanpa mempedulikan seisi kelas yang daritadi melihat ke arah mereka.

Farah lagi-lagi hanya menanggapi Disti dengan diam, dia tidak berminat mengucapkan apapun, jujur dia hanya berusaha untuk ‘tidak baper’, karena dia tahu Reza tidak serius dengan semua ini, Reza sendiri yang mengatakannya ketika di Rooftop waktu itu. Reza hanya kembali menggunakannya, entah untuk alasan apa lagi kali ini! Cowok itu terlalu egois!

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang