Lampu-lampu gemerlapan menemani aktifitas keempat anak muda itu. Malam ini, mereka ingin melepas kepenatan dengan menikmati keseruan alunan musik dari para DJ yang ada di club itu. Pemandangan gadis-gadis cantik nan seksi yang menyegarkan mata, juga merupakan salah satu alasan kehadiran mereka yang bisa dikatakan sering di club itu.
Reza bersama dengan Alvaro dan Leon masih setia di tempat duduk sambil menikmati minuman mereka. Reza dan Alvaro bukan tipe peminum beralkohol, alasan mereka simple, malas bertanggung jawab jika nantinya mereka tidak dapat mengontrol diri.
Esa dan Leon, mereka lebih bebas, terkadang mereka suka mencoba-coba, kadang mereka minum, namun tidak terlalu banyak. Biasanya Reza atau Alvaro yang menghentikan mereka. Esa telah duluan bergabung dengan para gadis cantik di club itu untuk berjoget.
"Re, temenin gue disko boleh?" Seorang gadis cantik berambut panjang, menghampiri Reza. Pakaian gadis itu benar-benar mini. Reza melihat padanya sekilas, kemudian kembali berfokus pada minumannya. Dia tidak tertarik pada gadis itu.
"Reza?" Panggil gadis itu sambil menyentuh pundak Reza dengan tangannya.
Reza menepis tangan gadis itu dan membuat gadis itu terdiam.
"Sorry Vin, gue lagi males," ucap Reza dingin.
"Udah Vina, jangan gangguin Reza dulu, dia lagi bad mood soalnya. Mau nggak kalau gue yang temenin?" ucap Leon sambil mengerling nakal.
"Ya udah, boleh," ucap gadis cantik yang bernama Vina itu.
"Sorry ya Re, gue tikung," ucap Leon senang sambil pergi berlalu dengan Vina, mereka bergabung berdisko bersama yang lain.
Reza masih terdiam, ia sibuk membuka-buka smartphone miliknya.
"Loe bad mood karena kata-kata Farah di sekolah tadi?" selidik Alvaro.
Reza menoleh pada Alvaro.
"Gue rasa tu cewek belum nyimpen nomor gue di hapenya," ucap Reza tiba-tiba. "Nggak ada pemberitahuan di Line gue," lanjut Reza.
Alvaro hanya tersenyum miring.
"Jadi, loe bad mood karena itu?"
"Ck. Ya iyalah, percuma gue kasih nomor gue kalau nggak disimpen, gimanapun gue harus lebih dekat sama dia, buat bikin dia suka sama gue."
"Mungkin dia lupa," ucap Alvaro santai.
"Lupa?"
"Mungkin,"
Reza tersenyum miring, kemudian mengaduk-aduk minumannya dengan kesal.
"Kenapa loe bro? Nggak mau gabung?" tegur Esa pada Reza.
"Gue lagi malas," jawab Reza.
"Tumben banget," ucap Esa kemudian meneguk minumannya.
Esa melihat ke arah Alvaro meminta petunjuk tentang keanehan Reza.
"Farah," ucap Alvaro yang mengerti maksud tatapan Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...