03

24.9K 799 6
                                    

"Assalamualaikum," sapa Pak Rohman dengan ramah.

"Walaikum salam," jawah murid serempak.

Dilla mngetuk-ngetukan bolpennya ke atas meja, menatap Pak Rohman dengan tatapan kantuk. apa lagi tadi melihat pemandangan aneh bin ajaib dari Viona, matanya melirik ke arah teman sebangkunya, tidak biasanya Dewi begitu memperhatikan Pak Rohman.

"Hari ini sekolah kita akan mengadakan penyuluhan tentang tata tertib lalu lintas dari kepolisian. Pak Polisi nanti akan memberikan penyuluhan dikelas ini. Bapak mohon didengarkan dengan baik ya." jelas Pak Rohman, laki-laki itu menggeser sedikit memberikan tempat disamping. "Silakan Pak, bisa dimulai." kata Pak Rohman yang undur diri.

"Terima kasih, Pak."

Dilla memutar-mutar Bolpennya malas, ia ingin keluar dari kelas dan masuk ke UKS dan bobok cantik di sana, mumpung hari ini dia kebagian megang kunci UKS. kepalanya mendongak ketika melihat Pak Rohman guru yang seharusnya mengajar di jam pelajaran kali ini malah keluar ke sempatan bagus untuk Dilla melaksanakan idenya, ia beranjak dari duduknya. tidak ia sadari seorang laki-laki yang berdiri didepan kelas, mata Dilla masih memperhatikan Pak Rohman.

"Ada apa, mbak?" tanya sosok yang berdiri dikelas, semua menatap ke arah Dilla, gadis itu menoleh ke depan. betapa terkejut dirinya, melihat Adam berdiri disana dengan seragam ke banggaan laki-laki itu.

Dilla kembali duduk, "E, anu perut saya sakit." jawab Dilla asal, Adam tersenyum miring.

"Sakit perut apa sakit mata?" goda seorang polisi yang berdiri disamping Adam, mulut Dilla terbuka lebar melihat sosok yang berdiri disamping Adam yang menaik turunkan alisnya. Dilla langsung melorot ke meja, ia tidak perduli dengan dua orang yang didepan kelasnya sekarang yang ia inginkan hanya ingin tidur.

"Kamu kenapa, Dil?" tanya Dewi yang melihat teman sebangkunya sudah pasang posisi nyaman. Dilla menggeleng rasanya ia benar-benar ingin keluar dari kelas.

Adam menghampiri Dilla, "Apa perlu saya panggilkan dokter pribadi kamu?" tanya Adam, pertanyaan polisi satu ini seperti sindiran untuknya. Dilla tidak menjawab, masih tetap diam.

"Dari pada bapak pedulikan saya, lebih baik Bapak mulai saja penyuluhannya." kata Dilla mengangkat sedikit wajahnya.

"Saya tidak memulai jika ada siswi yang sedang sakit." Adam menatap Dilla khawatir wajah gadis itu terlihat pucat.

Dilla menegakan tubuhnya, "Saya baik-baik saja?" jawab gadis itu, tapi malah sebaliknya Adam membuat Dilla kaget dengan wajah Adam yang begitu dengan Dilla.

"Tapi wajah kamu pucat."

Dilla mendesah, "Wajah saya emang udah dari sananya pucat, Pak." ucap Dilla jengak meladeni laki-laki di depannya itu, ia melirik ke sampingnya, terlihat Dewi seperti mengagumi ketampanan polisi yang berdiri disamping Dilla.

"Baiklah, akan saya mulai penyuluhannya." jawab Adam, Najib sudah siap dengan slide-slide persentasinya.

"pagi semua" sapa Adam.

"Pagi pak" jawab semua siswa serempak, kecuali Dilla yang menopak kelapanya dengan kedua tangan, yang merem-melek menatap ke depan.

"Perkenalkan nama saya Muhammad Adam Syahril. saya disini akan memberikan penyuluhan mengenai tata tertib berlalu lintas." ucap Adam dengan ramah. "Dan Polisi yang sedang duduk disana bernama Najib Kurohman." tutur Adam mengenalkan Najib.

laki-laki itu tersenyum lebar menyapa, "Halo," sapa Najib.

kemudian Adam menjelaskan dengan tak lupa dengan senyum yang mengembang di wajahnya. semua murid perempuan terpekik senang melihat dan mendengarkan penjelasan polisi tersebut yang masih muda, tampan dan cakap berbicara. ada poin satu lagi laki-laki itu sangat ramah, tapi matanya sering sekali mencuri pandang ke arah Dilla. setelah menjelaskan semuanya secara jelas dan saat dipertengahan Dilla berdiri, Adam menoleh ke arah Dilla menatapnya dengan bingung.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang