31

10.4K 303 3
                                    

Setelah dua bulan berlalu kehidupan dikampus dan seharian Dilla kembali seperti semula, tidak ada yang perlu ia takutan karena orang yang membuatnya hancur telah menerima hukuman yang pantas. dan dari beberapa sumber yang ia terima Tirsan dikeluarkan dari kampus, karena perbuatannya yang telah di ketahui oleh Pimpinan Tinggi Universitas yang tidak bisa menerima perbuatan Tirsan yang telah mencoreng nama baik Universitas.

"Dilla," panggil seseorang.

gadis itu berhenti, berbalik dan melihat seorang cowok yang mengejar dirinya. "Thanks ya, udah minjemin catatan lo."

"Oh," ucap Dilla menerima buku catatan miliknya.

cowok itu yang pamit pergi setelah memberikan buku catatan milik Dilla, Dilla menatap bukunya sebentar, memasukannya ke dalam tas dan ia melihat secarik kertas jatuh dari bukunya. Dilla berjongkok dan mengambil kertas tersebut.

"Apa ini?" tanyanya membuka lembaran kertas tersebut.

------

Besok, Jam 14.06 di kafe Sunrise

------

bingung, apa maksud dari pesan yang ada di dalam kertas tersebut. Dilla menjadi takut sendiri, ia berbalik dan meninggalkan kertas itu begitu saja di tanah.

***

hampir sebulan Adam belum lagi menemui Dilla, pekerjaan dan janjinya kepada sang Mama membuat Adam tidak memiliki banyak waktu untuk berpergian, ia juga sudah menjelaskan kepada Dilla tentang perjanjian yang dibuat sang Mama kepada dirinya, dan membuat Dilla untuk tidak perlu cemas dan khawatir tentang kejadian waktu itu.

pintu kamar Adam terbuka walau berada di Apartemen, Yusuf tersenyum kepada Kakaknya dan menaruh belanjaan ke atas meja.

"Bang, besok mobil aku bawa ya?"

Adam menatap Yusuf dengan ekspresi datar. "Mau kemana?" tanyanya.

adik laki-lakinya itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal, "Hehehe... mau kencan." jawab Yusuf.

"Nggak bisa, besok gue akan rapat." jawab Adam kembali ke laptopnya.

"Yeah, pelit amat sih bang, cuma bentaran kok." ucap Yusuf, "Apa gini aja, Bang. besok pagi Yusuf anter ke kantor pakai mobil Bang Adam terus..."

"Gue bilang nggak ya, nggak." hardik Adam menatap adiknya tajam, "Dari pada lo ganggu gue kerja mending sekarang lo balik kerumah sana, jangan ganggu gue." ucap Adam berdiri dan mendorong tubuh yusuf untuk keluar dari Apartemennya.

"Tunggu, Bang. gue pulang naik apa!?" teriak Yusuf yang tidak rela meninggalkan Apartemen Adam begitu saja.

"Gue pesenin Go-jek buat lo!" teriak Adam membanting pintu.

Yusuf hanya bisa melihat ke depan pintu yang sudah tertutup, ia mendengus melihat betapa kejamnya kakaknya itu. ia berjalan ke arah lift dan melihat seorang perempuan yang sangat fameliar buatnya, perempuan itu begitu saja melewati Yusuf yang sepertinya tidak melihat bocah itu.

"Dia bukannya penghuni baru di sebelah rumahnya Anwar ya?"

memiringkan kepalanya ketika melihat perempuan itu berdiri didepan pintu apartemen Adam, Yusuf mengusap-usap dagunya dan berbalik masuk ke dalam lift meninggalkan Apartemen tersebut.

***

Akhir pekan di Kafe Princes, para gadis-gadis tengah berkumpul disana membicara berita terpanas yang tengah hot dikalangan selebritis. Dilla menatap teman-temannya yang heboh, gadis itu mengecek ponselnya tapi tidak ada satu pun pesan dari seseorang untuknya, hanya ada notifikasi dari emailnya dan Dilla sudah tahu apa isi dari email tersebut.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang