06

20.5K 621 0
                                    

Adam menjedugkan kepalanya ke atas meja, laki-laki itu benar-benar bodoh seharusnya tadi ia meminta KTA-nya kepada Dilla bukannya malah menghibur gadis itu yang sedang bersedih. Najib yang melihat tingkah Adam geleng-geleng kepala, laki-laki itu berjalan ke meja Adam dengan dua cangkir Kopi di tangannya.

"Kopi."

mendongak menatap Najib, telapak tangan Adam terangkat. "Makasih, tapi gue nggak suka kopi." tolak Adam, melirik ke sekitarnya. "Lo kasih aja ke Haris kayaknya dia butuh kopi." saran Adam, Najib hanya mengangguk dan berbalik meninggalkan temannya itu yang kembali meringkuk.

pintu ruangan terbuka, "Dimana Adam?" tanya seseorang yang baru saja datang menatap ke seluruh ruangan, matanya berkilat marah, Adam yang mengenal suara keras tersebut menegakkan tubuhnya menatap sosok yang berdiri menatapnya tajam.

"Kemarin kau kemana?" tanya Pak Syaiful atasan Adam.

Adam masih diam memikirkan jawaban untuk atasannya tersebut, "Siap, kemarin saya ada kepentingan mendesak dan lupa memberi kabar." jawab Adam tegas penuh percaya diri.

"Kepentingan apa?"

Adam mulai menceritakan kejadian kemarin sore, menceritakan kejadian tabrak lari seorang anak sekolah, membuat Adam menolong anak kecil tersebut dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

Pak syaiful mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Adam, Pria itu menepuk-nepuk bahu Adam. setelah itu Pak Syaiful izin pergi meninggalkan ruangan, Adam yang masih berdiri bernafas lega melihat punggung atasannya itu telah menghilang dari balik pintu ruang kerjanya. Najib dan Haris memperhatikan Adam yang tidak biasanya Pak Syaiful menemui langsung bahwanya.

"Kenapa?" tanya Najib yang berdiri disamping Adam.

laki-laki itu menggeleng dan kembali ke meja kerjanya, duduk dengan manis menatap komputer dan beberapa file yang tersimpan disana.

***

Milkshake Coklat memang nikmat di nikmati siang hari yang panas, Dilla duduk disalah satu meja di kafe yang sering ia kunjungi sepulang sekolah. matanya terarah ke pintu masuk menunggu seseorang, Dilla mengecek ponselnya lagi mengirim pesan ke seseorang yang ia tunggu.

Ardilla P.H

udah sampai mana?

di tutupnya kembali setelah selesai mengirim pesan, kepalanya menoleh melihat ke luar jendela. suhu AC membuat Dilla sedikit menggigil, tapi tampak di luar sangatlah panas, gadis itu yakin sekeluarnya dirinya dari sini kepalanya pasti akan langsung pusing karena sudah cukup lama ia berada di dalam Kafe, hampir setengah jam.

Jam pulang sekolah yang berbeda membuat gadis itu harus menunggu cukup lama, pintu kafe terbuka dan seorang gadis berjilbab Putri dengan seragam putih abu-abu berjalan menghampiri Dilla yang tersenyum menyambut ke datangan dirinya.

"Hai..." sapa Naya, Dilla berdiri dan mereka melakukan cipika-cipiki sebentar. "Udah lama?" tanya Naya, Dilla mengangguk. gadis itu menata rambutnya yang sedikit berantakan, ikatan rambutnya sudah kendur dari berangkat sekolah sampai sekarang.

"Assalamu'alaikum." salam dua orang yang baru saja datang.

"Walaikum salam." jawab Dilla dan Naya bersama sambil menoleh ke arah samping dengan dua yang berdiri disana.

Tya dan Aisa memilih duduk di depan Dilla dan Naya, mereka pun mulai berbicara ngalor-ngidul tentang apa pun dari mulai rencana jalan-jalan sampai gosip dari sekolah mereka masing-masing atau bahkan ngomong mantan temen mereka.

"Eh, serius. dia ngomong lulus sekolah mau nikah?" tanya Naya kaget.

"Tu kan apa yang aku bilang, pasti lulus sekolah langsung nikah." sela Dilla yang terlihat sibuk dengan ponsel membaca Webtoon kesukaannya.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang