19

15.3K 454 1
                                    

Mobil Adam masuk ke dalam komplek pertokoan, disampingnya Dilla terlihat mengamati setiap toko yang ada disamping kiri jalan.

"Tokonya yang mana?" tanya Adam.

"Tunggu sebentar," ucap Dilla, dicari-carinya plang Nama Toko yang menjadi tempat dirinya memesan untuk acara Arga. "Di depan nanti berhenti." kata Dilla setelah ia menemukan apa yang ia cari, Adam mengangguk dan menghentikan mobil miliknya di depan Toko.

Dilla bergegas turun dari mobil, "Saya temani." ucap Adam yang ikut turun menyusul Dilla yang sudah sampai depan pintu. Pintu terbuka memperlihatkan keramaian dari dalam Toko, dengan langkah lebar Dilla menghampiri pertugas kasir.

"Mbak, pesanan atas nama Ibu Suci sudah jadi?" tanya Dilla

Adam berdiri dibelakangnya, menepuk bahu pelan. "Oh, tunggu sebentar.kak. masih kurang 50 lemper." kata penjaga kasir tidak henti menatap Adam, Dilla yang merasakan tatapan genit dari orang didepannya menoleh ke belakang.

pantasan saja, Dilla merasa tidak nyaman ternyata karena Adam berdiri disampingnya. meski Adam tidak membalas tatapan perempuan di depannya dan malah asyik melihat isi Toko yang sepertinya lebih menarik dari pada yang lain.

"Ah, kalo begitu bisa di kirim dulu sebagaian, soalnya acaranya sebentar lagi mau mulai. yang kurang bisa kan menyusul?" tanya Dilla.

"Tentu, bisa kak." kata penjaga toko tersebut.

"Sayang, " bisikan Adam hanya dapat Dilla dan dirinya yang bisa mendengar, karena sekarang kepala Adam begitu dekat dengan telinga Dilla, membuat Dilla menggeliat geli dan mengusa-usap telinganya karena ulah Adam.

"Apa?" jawab Dilla menoleh, membuat Dilla kaget dengan jarak wajah mereka yang begitu dekat. mata Adam mengeling-ngeling kepada Dilla, penjaga kasir yang tadi pergi sebentar langsung terdiam melihat mereka berdua.

"Permisi, Kak. pesanannya sudah diantar."

Dilla kembali menoleh ke depan, mengeluarkan isi Dompet yang tadi sempat diberikan Friska kepada dirinya. "Ini sisanya." jawab Dilla.

melihat tujuan mereka sudah selesai, Adam menarik tangan Dilla menjauh dari kasir dan berjalan ke arah rak-rak roti yang berada di selelah Utara.

"Ayo, pulang." ajak Dilla melihat tujuan Adam.

"Tunggu sebentar, ada yang ingin aku beli." jawabnya dengan senyum dibibirnya. "Mumpung kita diluar bagaimana kalo sekalian kita jalan-jalan." kata Adam.

Dilla menatap laki-laki yang masih tersenyum kepadanya, "Memangnya hari ini kamu nggak kerja?" tanyanya. Adam menaik turunkan ke dua alisnya.

"Ada tapi semua udah beres." jawab Adam.

"Baiklah, ayo jalan-jalan." merangkul tangan Adam, Dilla langsung menghubungi Bunda dan bilang jika dirinya akan pergi bersama Adam dan pulang sedikit telat. meski Bunda melarang tapi mengingat Dilla pergi dengan Adam membuat Bundanya itu langsung mengijinkan Dilla tanpa protes, lagi pulang sudah dua hari Dilla terkurung di dalam rumah membantu acara pernikahan Arga kini gilirannya untuk dapat menghirup udara segar.

nampan di tangan Adam penuh dengan Roti dan kawan-kawannya, "Banyak banget kamu belinya, buat apa?" Dilla setelah selesai menelpon Bunda.

Adam mendekati Dilla, bukannya menjawab Adam malah menaruh nampan ditangannya ke Dilla. "Buat kita berdua," jawab Adam.

kalo buat mereka berdua untuk apa beli banyak-banyak, cukup dua sampai empat bungkus tidak perlu banyak-banyak seperti ini. "Kalo buat kita nggak perlu sebanyak ini, Adam." kata Dilla yang menjajari langkah Adam yang sepertinya kurang puas dengan nampan di tangan Dilla. "Kamu mau apa lagi?" tanya Dilla.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang