20

20.6K 488 5
                                    

kebahagian tengah menyelimuti seluruh orang yang berada di Masjid Agung, Arga duduk di depan penghulu dan wali Alysa. matanya fokus menatap pria yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya, beberapa kali Arga menarik nafas untuk menenangkan jantungnya. ini lebih parah dari pada harus menangani Operasi dirumah sakit.

Dilla duduk bersama Bunda, mendampingi Arga yang duduk dengan ketegangan. mata Indah Dilla memperhatikan wajah tegang Kakakya itu, baru pertama kali Dilla melihat wajah tegang Arga seperti sekarang ini. Dilla memakai kebaya yang diberikan Adam untuknya, kebaya itu katanya khusus Adam pesankan untuk acara pernikahan Arga. mata Dilla mengitari sekeliling ruangan Masjid tapi sepertinya Adam belum datang, Dilla mencoba menghubungi laki-laki itu tapi melihat tatapan Bunda, diurungkan niatnya.

Dengan tegang, Arga menerima uluran tangan Ayah Alysa. "Ananda Arga Pratama Bin Hermansya Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Putri ku yang bernama Alysa Nurtyas dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Alysa Nurtyas binti Susilo dengan Maskawin seperangkat alat Sholat dibayar tunai." Arga mengucapkan ijabkabul dengan satu tarikkan membuat orang-orang yang ada didalam bernafas dengan lega.

"Bagaimana Sah, Sah?"

"Sah!" seru serempak kompak.

"Allhamdulilah," yang langsung membacakan surat Al-Fatihah bersama-sama, Dilla yang menjadi saksi pernikahan Kakaknya pun ikut bersyukur dan bahagia atas pernikahan Arga dengan Alysa perempuan sholeh-sholeha yang sudah menjalin hubungan tanpa status dengan Kakaknya beberapa bulan yang, dan baru beberapa minggu yang lalu Arga baru mengenalkan Alysa kepada keluarga kemudian memutuskan untuk segera menikahi Alysa.

keluarga mempelai perempuan langsung membawa sang penganti menuju ke penganti laki-laki yang duduk membelakangi Alysa, Arga sekarang bisa bernafas lega karena sudah melaksanakan Ijab qobul dengan lancar tanpa harus mengulang-ulang. latihannya selama ini bersama Dilla ternyata tidak sia-sia, meski sering di recoki Haris tapi sekarang ia bisa bernafas lega karena apa yang menjadi penantiannya telah tiba.

Alysa duduk disamping Arga, mereka berdua pun berhadap-hadapan. Alysa mencium tangan Arga sebaliknya Arga mencium kening Alysa penuh sayang.

"Cieee..." seru Dilla, Aisa dan Tya kompak.

"Bang Arga jangan lupa baca do'a penganti baru!" seru Aisa.

"Iya, cie yang nanti malam nggak tidur sendirian lagi!" imbuh Tya.

"Malam pertama jangan lupa baca do'a, Bang." tambah Dilla yang mendapat gelengan kepala Arga, memaklumi tingkah ketiga gadis yang berdiri sejajar, sedangkan Naya dan Rista berdiri tidak jauh dari mereka.

***

Aisa yang menyadari kebaya yang dipakai Dilla berbeda dengan kebaya yang dipakai dirinya dan yang lainnya, "Dilla, kok kamu nggak pakai kebaya seragam sama kayak kita sih?" tanya Aisa, Dilla menyeringai.

"Sorry, kebayanya mau gue pakai nanti di acara resepsi." jawab Dilla.

"Ya, kalo gitu ngomong dong, Non!" seru Tya yang mendengar juga. Dilla cuma cengengesan, mereka pun keluar dari aula masjid tidak lupa berphoto bersama pengantin. karena kebaya Dilla yang beda sendiri, gadis itu memilih berdiri ditengah-tengah Arga dan Alysa.

"Lagi... lagi..." seru kelima gadis heboh karena hasil dari jepretan Haris terlihat jelek, Arga hanya geleng-geleng kepala sedangkan Istrinya menahan tawa melihat tingkah kelima gadis didekat mereka.

kini giliiran Haris dengan Yoga ditambah Dilla yang masih berdiri disamping Haris, sedangkan disamping Yoga ada Ilsa dengan senyum menawannya. baru bergantian dengan keluarga yang lain, seorang laki-laki menghampiri Dilla dengan buket bunga di tangannya. Dilla yang membelakangi laki-laki tersebut dengan asyik melihat orang-orang berphoto dengan dua mempelai pengantin.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang