71

1.4K 123 15
                                    

"Jadi!?"

Yuita mengangguk, "Iya gue udah putus sama Asna." jawabnya.

"Why?"

"Gue nggak bisa, Dil."

"Maksud kamu?" tanya Dilla yang masih bingung dengan apa yang terjadi ke Yuita.

Meneguk Orange jus nya, "Gue nggak bisa hidup bareng dia lagi, terlalu banyak masalah yang terjadi. Apa lagi sekarang gue sama Asna LDR, lo tahu lah LDR itu gimana?"

Dilla tahu apa yang di maksud Yuita, karena Dilla pernah ngalamin. "Buat apa di pertahanin, perjuangin kalo ujung-ujungnya berakhir?" kata Yuita.

"Lo bener, Ta. Buat apa berjuang, kalo yang di perjuangin nggak sadar, untuk apa bertahan kalo ujung-ujungnya berakhir." ucap Dilla itu yang kini Dilla rasakan, ia mempertahankan rumah tangganya tapi Adam malah meruntuhkan, Dilla berjuang untuk putrinya tapi Adam malah menyia-nyiakannya.

"Iya, gue udah korbanin waktu gue buat dia tapi dia sama sekali nggak pernah lihat pengorbanan gue. Gue selalu salah dimata dia." ujar Yuita.

Hubungan Yuita dan Asna mulai renggang ketika Yuita kembali ke kota kelahiran, begitu banyak masalah terjadi. Awalnya baik-baik saja tapi berjalannya waktu mulai bermunculan masalah-masalah kecil yang memperkeruh hubungan mereka, Dilla nggak tahu sejak kapan masalah itu datang.

"Andai aja gue belum nikah mungkin sekarang gue bisa ikut kak Chris keliling Eropa." gumam Dilla.

Yuita mengangguk, "Bener, mungkin kalo gue nggak buang-buang waktu dan tenaga gue buat Asna itu, sekarang gue sama lo bisa pergi ke Eropa." ucapnya setuju dengan Dilla.

"Sekarang gue nggak bisa pergi kemana-mana?"

"Sama."

"Lo kenapa?"

"Gue kan udah kerja sekarang." jawab Yuita cemberut.

"Tapi kan lo masih dapet libur, kalo gue apa coba? Libur pun nggak bisa kemana-mana karena ada Aida."

"Titipin aja ke Bokap nya?" usul Yuita.

Dilla menatap Yuita aneh, "Maksud lo nyerahin Aida ke Bang Adam?" teriak Dilla membuat kuping Yuita berdengung.

"Ya siapa lagi dia kan Bapaknya."

"Nggak, gila lo ya gue nitipin Aida ke Adam, jadi apa anak gue di rawat sama dia, apa lagi harus di asuh sama lonte nya itu." ucap Dilla ngegas.

"Wait wait wait... Santai napa Bos!" seru Yuita.

"Santai santai santai... Nggak bisa gue santai, anak gue itu."

"Iye gue tahu, tapi sekarang coba lo pikir."

"Pikir apa?"

"Lo masih cinta kan sama Bang Adam?" tanya Yuita, Dilla hanya diam seribu bahasa. "Lo gunain aja Aida buat ngerebut Bang Adam dari pelakor itu, sama kayak pelakor gunain anaknya buat ngerebut Bang Adam dari lo."

"Maksud lo, gue harus ngorbanin Aida jadi tumbal buat ngerebut Bang Adam gitu?" tanya Dilla.

Reflek Yuita mengeplak kepala Dilla, "Tega lo ngatain anak sendiri jadi tumbal."

"Sakit bego!" meringis.

"Ya intinya gitu deh! Gue yakin seratus persen Bang Adam bakal balik sama lo."

"Sotai lo!"

"Heh, gini-gini gue berpengalaman."

"Berpengalaman?"

"Maksud gue, nanganin kasus kayak gini?"

"Kasus apa?"

"Kakak sepupu gue." jawab Yuita, "Lo banyak tanya ya?"

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang