48

10.6K 279 3
                                    

Senin, 22 Juli pukul 10.45 wib

di ruang tunggu, Adam menemani Dilla yang duduk disampingnya. tangan gadis itu berkeringat, astmosfer ketegangan tengah melanda Dilla. sekali-kali Dilla akan melihat ke arah pintu ruang Sidang Nikah Kantor yang tengah dilaksanakan, ada beberapa Polisi dan pasangannya yang juga akan melakukan Sidang Nikah di hari yang sama dengan Dilla, dengan perhatian Adam menenangkan Dilla dan memberikan sugesti yang baik dan sedikit dukungan.

Di luar Kantor beberapa rekan kerja Adam mengambil cuti mereka untuk mengucapkan selamat untuk Adam dan Dilla setelah selesai melaksanakan Sidang Pra Nikah Kantor, Najib sudah siap dengan buket bunga yang telah ia siapkan untuk tanda selamatnya kepada sahabatnya. sayang Haris tidak bisa menghadiri Sidang pernikahan Dilla, kakak laki-lakinya yang kedua itu tengah mewakili kegiatan seminar di salah satu POLDA yang ada di Luar Jawa. dan berjanji akan pulang pada hari rabu saat Dilla dan Adam menikah di KUA.

"Udah beres semua belum?" tanya seorang gadis dengan suara kerasnya.

"Udah, Shil." jawab rekan lainnya.

...

"Bang, masih lama nggak?" tanya Dilla yang semakin nggak sabaran, menunggu gilirannya.

Tangan Adam menepuk-nepuk kepala Dilla pelan, "Sabar ya?" ujarnya, Dilla mengangguk. "Sebentar lagi, "ucap Adam mengecup kening Dilla.

ujung kerudung di pelintir-pelintir, Adam yang melihat gerakan Dilla meraih tangan Dilla dan menggenggamnya. apa yang dirasakan Dilla juga dirasakan oleh Adam, gadis itu mendongak melihat Adam yang juga melihatnya sambil tersenyum.

"Jadi takut ya?"

"Jangan takut kan ada aku disini." jawab Adam.

menarik ke bibirnya membentuk senyuman, "Tetap saja, masih nervous." tangan Adam yang awalnya berpindah di kepala Dilla berpindah ke bahunya, menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Kamu harus percaya aku akan melindungin kamu, apa pun yang terjadi." kata Adam.

"Mesti kita nggak jadi Nikah?" Dilla melontarkan pertanyaan asal kepada Adam, gadis itu bersandar di dada bidang laki-laki yang akan segera menjadi suaminya.

"En, mesti kita nggak jadi Nikah. aku akan tetap berusahan untuk memperjuangkan hubungan nikah sekarang gagal, masih ada kesempatan lain." kata Adam.

membayangkan gagal menikah adalah salah satu hal yang tidak ingin Dilla alami, apa lagi terlalu banyak orang-orang tidak menyukai hubungannya dengan Adam. dan masih banyak lagi yang ingin menghancurkan hubungan keduanya, seperti contoh Linzy yang ingin merebut Adam dari Dilla. walau berawal dari perjodohan yang tidak ada ikatan perasaan, tapi pada akhirnya ada cinta yang tumbuh dengan kebiasaan Dilla dan Adam bersama, meski Dilla terlambat jatuh cinta namun yang tetap tidak ingin kehilangan Adam, meski seujung rambut.

***

"Coba kamu lihat ke arah sana?" tunjuk Adam dengan jarinya yang masih menggenggam tangan Dilla, mengarahkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh Adam. gadis itu berbalik menatap Adam.

"Mereka?"

Adam mengangguk, "Ada apa dengan mereka?" tanya Dilla.

"Hm... kamu lihat mereka berdua sama dengan kita, yang akan melaksanakan Nikah Kantor." jawab Adam dengan senyuman yang menawan, Dilla membalas senyuman Adam.

pintu ruang sidang terbuka, dua orang keluar dari ruangan dengan senyum bahagia mereka, yang di ikuti oleh peserta lain yang juga melangsungkan Nikah kantor yang sama dengan Dilla dan Adam, ada pasangan yang terlihat kesal dengan pasangan lainnya.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang