68

2.2K 149 13
                                    

Seorang pria dengan pakaian rapi berjas berjalan memasuki lobby rumah sakit, langkah kakinya yang panjang menarik perhatian semua orang yang ada di sana termasuk satpam yang sedari tadi mengamati. Tinggi pria itu sekitar 180cm, dengan tubuh tegab dan wajah tampan yang dominan, setiap wanita yang melihat pasti akan terpesona dengan kewibawaan sekaligus ketampanan yang di miliki nya.

Menatap mata resepsionis rumah sakit yang terpesona oleh sosok di depannya.

"Permisi? " Suaranya terdengar berat dan khas membuat siapa pun akan meleleh.

"Hello persimi? "

Resepsionis itu tersadar dari lamunannya, "Eh iya ada yang bisa saya bantu? " Tanyanya dengan malu-malu.

"Saya mau tanya Pasien anak yang bernama Rachel Gabrielleia ada di ruang mana ya? " Tanya pria yang sedikit menunduk itu.

Resepsionis langsung buru-buru mencari nama di data pasien anak, dan menemukan nama yang sama dengan di sebutkan tadi.

"Ada di ruang Anggrek Anak nomor 7." Jawab resepsionis itu.

"Oke, terimakasih. " Katanya pergi meninggalkan orang-orang yang ada di lobby.

Lengan resepsionis itu di senggol lengannya oleh rekan di sebelahnya. "Ganteng banget. "

"Iya, ganteng banget. " Jawabnya masih terpesona dengan ketampanan pria barusan.

***

Dewi berada di kantin sendirian, menikmati makan siangnya. Rachel sedang beristirahat, meski kondisi anak itu udah lebih membaik Dewi belum bisa membiarkan putri pulang. Selain masih takut akan terjadi sesuatu kepada Rachel, rencananya untuk menarik Adam kepelukan nya belum berhasil.

Suara dering telepon memecahkan lamunan Dewi yang memikirkan rencana apa lagi untuk mendapatkan Adam.

Dengan malas Dewi menerima panggilan tersebut.

"Hallo...? "

Penelepon : Hallo Wi, ini aku Margareta

"Ada apa, Reta? " Tanya Dewi dengan sebelah alis naik ke atas.

Margareta : gawat Wi, gawat.

"Gawat, apa maksudmu? "

Margareta : Alex, Wi, Alex.

"Kenapa dengan Alex, bukannya dia lagi di London? "

Margareta : Di sudah kembali. "

"APA! "

"Kamu bilang dia akan lama di London, kenapa? "

Margareta : aku juga nggak tahu, sepertinya ada yang memberi tahu jika Rachel masuk rumah sakit.

"Jangan bercanda kamu, Ret. Jika Alex ada disini, Rachel.... "

"Rachel akan ikut aku pulang. " Suara itu membuat ponsel di tangan Dewi terjatuh dari pegangannya, Dewi berbalik dan melihat Rachel sudah berada di gendongan mantan suaminya.

Mata Dewi menyala penuh kebencian, "NGGAK, RACHEL NGGAK BISA IKUT KAMU. DIA ANAK KU! " teriak Dewi mencoba merebut Rachel dari Alex, semua orang menatap ke arah mereka yang ada ke tengah-tengah pusat perhatian.

"Aku juga punya hak atas Rachel, dan kamu harus ingat Hak anak ada di tangan ku. " Alex mengingatkan Dewi tentang hak asuh anak yang selama ini berada di tangan Alex, pria itu hanya menitipkan Rachel sebentar kepada Dewi tapi wanita itu malah melukai Rachel.

"TAPI AKU IBU NYA, AKU BERHAK ATAS RACHEL. "

"Hak, kamu memang berhak atas Rachel tapi apa yang telah kamu perbuat terhadap Rachel adalah pengecualian. " Kata Alex. "KAMU TIDAK BISA MENGURUS RACHEL DENGAN BENAR. " suara Alex yang keras membuat Dewi terdiam yang di katakan Alex memang benar, Dewi bukan ibu yang baik untuk Rachel. Ia hanya memanfaatkan Rachel untuk kepentingan nya, Rachel lahir bukan karena keinginan nya melainkan kesalahan yang telah ia buat di masalalu. Sebab akibat kenapa Dewi bisa menikah dengan Alex adalah karena Dewi saat itu tengah mengandung anak Alex, dan alasan Alex pergi bukan karena pria itu bersama dengan perempuan lain melainkan Dewi yang membuat batas kesabaran Alex habis dan meninggalkan Dewi. Tapi ada alasan lain kenapa Alex kembali dan mempertahankan Dewi sampai Rachel lahir karena janji Alex terhadap Almarhum Ayah Dewi, Alex berjanji akan menjaga dan melindungi Dewi tapi wanita itu terlalu keras kepala dan seenaknya sendiri.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang