15

20.5K 559 3
                                    

melihat postingan yang dibuat Dilla membuat kepala Adam mendidih ditambah photo dua orang yang begitu dekat membuat Adam benar-benar ingin meledak, hari libur nanti ia harus bisa mengajak Dilla pergi berdua dengannya, ya hanya berdua.

***

Air Terjun turun membahasi tubuh Dilla dan Aisa yang memang memilih bermain Air di bawah gerojokan Air yang turun dari atas mereka, Yoga hanya duduk di pondok kopi yang ada disana sambil mengambil photo tingkah Dilla dan kawan-kawannya yang lucu. laki-laki itu menggeleng-geleng ketika melihat Dilla dan Aisa menarik tangan Tya untuk bergabung dengan mereka berdua.

"Kak Yoga, apa masih suka sama Dilla?" tanya Naya yang duduk disampingnya, gadis di dekatnya ini masih kering.

"Eh," kaget mendapat pertanyaan begitu. "Suka ya?" perkataan Yoga menggantung, "Iya, tapi sebagai Kakak." jawab Yoga.

Naya mengangguk, ia tahu posisi Yoga sama dengan Dilla. mereka berdua terika perjodohan, jika Dilla di jodohkan dengan Yoga akan beda cerita, pasti mereka berdua sudah bahagia sekarang tapi sayangnya tidak Yoga di jodohkan dengan Putri atasannya, sedangkan Dilla di jodohkan dengan Adam, laki-laki yang berprofesi sebagai Polisi.

***

"Huaah" menguap membuat Adam yang baru datang menatap Dilla yang terlihat kelelahan, laki-laki itu berjalan mendekati Dilla dan duduk disamping gadis yang sekali-kali mengejapkan matanya karena kantuk.

Acara lamaran Arga dengan Alysa berlangsung dengan hikmat, seperti perkataan Arga, Kakak sulung Dilla akan melamar kekasihnya itu selesai UAS. dan sekarang dua si joli yang tengah melangsungkan lamaran tersebut dengan duduk ditengah-tengah orang tua mereka masing-masing membahas rencana pernikahan Arga dan Alysa, satu hal yang penting tanggal pernikahan.

Yoga yang melihat Dilla duduk disamping Adam membelokan langkahnya ke arah, tidak ingin mengganggu dua orang tersebut. semenjak acara Yoga mengajak Dilla pergi berlibur sikap Adam berubah seperti memusuhi dirinya, mungkin salahnya juga tidak meminta Izin dari calon tunangan Dilla.

tangan Adam mendorong kepala Dilla pelan untuk bersandar di bahunya, gadis disampingnya terlihat menurut tidak ada penolakan. mungkin Dilla memang sedang butuh sandaran, dada Adam terdetak lebih kencang dari biasanya. melihat Dilla yang begitu cantik dari biasanya walau biasanya memang cantik, cantik di mata Adam seperti apa pun Dilla untuknya.

mengusap-usap punggung tangan Dilla lembut, "Saya tidak bisa membayangkan tanpa dirimu di dekatku." Adam menggumang, dibelainya rambut panjang Dilla.

***

Ayah, Bunda dan keluarga yang lain keluar dari dalam rumah dengan diiringi keluarga Alysa, Arga berdiri disamping Haris hanya bisa menatap Alysa yang masih menunduk.

"Terima kasih atas sambutannya, semoga dengan acara lamaran itu dan pembicaraan yang tadi bahas bisa terlaksanakan." tutur Pak de Dilla.

"Amin." ucap semua serempak.

ketika berbalik Adam menempelkan jari telunjuknya, dan semuanya pun mengangguk mengerti. "Baiklah kalo begitu kami pamit dulu." kata Ayah Dilla.

Arga menghampiri Dilla yang masih terlelap di bahu Adam, laki-laki itu meraih tubuh Dilla dan di gendongnya adik perempuannya yang menyusahkan. matanya melirik ke arah Alysa yang mengangguk mengerti.

***

Aisa membolak-balik buku yang ia ambil dari lemari dikamar Dilla, "Ya ampun, Dilla. Ini novel apaan?" teriak gadis berjilbab langsung menatap Dilla dengan tatapan tidak percaya, dengan menunjukan sampul novel yang di bacanya.

"Arrggh, Aisa. lo apa-apaan sih!" seru Dilla mencabut novel yang di pegang dan hasilnya malah terlempar ke arah tepat ke arah pintu yang terbuka, dengan sigap ditangkap oleh seseorang yang berdiri disana.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang