72

1.6K 121 7
                                    

BRRAAAKKK!!!

pintu terbuka lebar, mengejutkan orang yang ada di dalam ruangan itu. Mata sendu Dewi terpancar saat melihat Adam datang menemuinya, ia berdiri dan mendekati pria itu. Tapi ada yang aneh dengan gelagat Adam saat itu.

"Adam." Panggil Dewi tangan ingin menyentuh wajah Adam.

Dengan kesal Adam menepis tangan Dewi, jelas terpancar wajah kaget dan kecewa Dewi.

"Maksud kamu apa datang ke rumah Dilla, dan ngelabrak dia?! " Tanya Adam dengan intonasi tinggi, Dewi menatap kaget.

Ia menggeleng, "Adam, kamu salah paham. Aku datang ke sana... "

"Cukup Wi, aku udah nggak mau denger apa pun dari kamu. " Kata Adam keras.

Tangan Adam di tarik, "Dam, kamu liat pipi aku,  ini perbuatan istri kamu. Aku nggak salah Dam, aku datang ke sana hanya ingin minta maaf. " Ujar Dewi memberi alasan ke Adam untuk percaya.

Melirik ke wajah Dewi yang lebam, tapi kali ini Adam tidak ingin percaya dengan Dewi. Sudah cukup ia percaya dengan wanita itu yang malah menambah masalahnya.

"Terserah, aku nggak percaya sama kamu. Pasti luka itu perbuatan mu sendiri kan. " Tuduh Adam menunjuk wajah Dewi yang terkejut.

"Adam, aku nggak bohong ini luka karena istri kamu, Dam. Percaya sama aku. " Bujuk Dewi mencoba membuat Adam percaya kepadanya.

"Aku nggak percaya," Ucap Adam dengan wajah memendam amarah, "Mulai hari ini hubungan pertemanan kita berakhir, sekarang aku nggak ada sangkut pautnya lagi dengan kamu. Dan jangan pernah kamu muncul di depanku atau depan Dilla." Perkataan Adam membuat Dewi bungkam, ia tak percaya dengan ucapan Adam.

"Adam kamu bercandakan, kamu nggak serius dengan perkataan kamu itu kan? " Tanya Dewi.

"Aku serius, Wi. Kamu udah kelewatan, untuk apa kamu menemui Dilla. Apa kurang puas kamu buat aku dan Dilla hampir cerai? "

Dewi terdiam, ekspresi muka nya berubah. "Kamu mau tahu apa yang aku mau? " Suara Dewi berubah, Adam hanya diam ia terkejut dengan perubahan Dewi.

"Itu karena kamu Dam! karena aku cinta sama kamu! "

"Cinta? " Tanya Adam dengan senyum miring. "Itu bukan Cinta, Wi. Tapi obsesi kamu yang ingin memiliki tapi sesaat. "

PRAAANG!!!

Vas Bunga di banting di lantai dan pecah, Adam menatap Dewi mata melebar.

"Dewi."

"Adam! liat aku Dam! liat aku! " Kata Dewi menyentuh pipi Adam, "Apa kamu nggak percaya kalo aku cinta sama kamu, tatap mata aku Dam apa tersirat kalo perasaan ini hanya obsesi semata? " Tanya Dewi meyakinkan Adam.

Dengan bodohnya Adam mengikuti perkataan Dewi, "Aku cinta sama kamu, tulus dari dalam hati aku. Perasaan ku ini melebihi rasa cinta istri kamu. " Bibir Dewi memang manis dan beracun.

Hampir saja Adam termakan rayuan Dewi lagi, "Lepas Wi, cukup sampai disini. " Kata Adam tegas.

"Adam kamu harus percaya sama aku, aku cinta kamu lebih dari anak kecil itu. " Nada Dewi mulai lembut kembali.

Adam menarik nafas, yang harus ia ingat adalah Aida putrinya. "Makasih Wi, aku pamit. " Kata Adam, ia berharap itu adalah pertemuan terakhir nya dengan Dewi. Jika ia lama-lama disana, entah apa yang akan terjadi kepada nya jika termakan bujuk rayu Dewi.

"ADAM TUNGGU....!!! "

BRAK!

pintu tertutup, tubuh Dewi lemas tapi itu semua bukan akhir dari perjuangan nya mendapatkan Adam.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang