26

11.4K 363 3
                                    

Menunggu dan menunggu, adalah jalan satu-satunya untuk bertemu dengan Dilla. Adam melipat kedua tangannya bersandar di depan mobil, menatap pintu masuk Hotel. tapi sepertinya orang yang ia tunggu belum muncul, menoleh ke belakang. melihat sosok yang memejamkan matanya di kursi depan terlihat lelap, seperti Adam, Haris tidak bisa berkutik kali ini. laki-laki itu lebih memilih berada di dalam mobil ketimbang diluar bersama Adam, matahari terlihat terik membuat keringat menetes dari kening Adam.

Di dalam kamar terlihat Dilla yang berbaring atas kasur, tanpa memperdulikan teman-temannya yang menatap heran. ya, jelas heran. baru kali ini mereka melihat Dilla memarah-marah kepada Haris dan Adam, ketika Aisa akan menghampiri Dilla tangan Tya menariknya menyuruh gadis itu untuk tidak mengganggu Dilla sementara waktu. ada saatnya Dilla akan membutuhkan mereka nanti.

Tubuh Dilla terlonjak menatap ke ketiga temannya, "Cabut yuk, booring nih!" seru Dilla dengan senyumannya.

sepertinya gadis itu telah kembali ke Mode awalnya, ketiganya mengangguk.

Mereka keluar dari kamar, berjalan ke arah lift.

***

mata Adam menangkap sosok yang ia tunggu akhirnya keluar juga, terlihat wajah ceria Dilla yang sama sekali tidak tersirat sedihan disana. gadis itu juga menangkap sosok Adam yang berdiri didepan mobil, dan berpikir bahwa Adam sedang menunggunya. dengan cuek Dilla berjalan seperti sama sekali tidak melihat laki-laki itu, dan terus berjalan ke arah Honda Brio biru yang masih mengkilap.

"Dil, Kak Adam." bisik Aisa.

Naya dan Tya saling melototi Aisa, gadis satu itu tidak bisa melihat sinkron dengan baik. Aisa yang mendapat pelototan dari teman-temannya malah memasang tampang bloon, Dasar. pikir Tya dan Naya.

tidak memperdulikan ucapan yang keluar dari mulut Aisa, Dilla masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin yang diikuti ketiga temannya.

Adam yang melihat mobil Dilla jalan melewati dirinya langsung berjalan kepintu kemudi dan menyalakan mesin mobil, membuat Haris terbangun dan menatap Adam heran.

"Ada apa?"

tidak Adam jawab pertanyaan dari Haris, tapi setelah tahu apa yang sedang dilakukan Adam. laki-laki itu mengerti dan memilih diam, karena Haris kenal dengan mobil di depan mereka yang sedang di kejar

"Santai, Dam." tegur Haris.

Adam hanya diam dan mengikuti mobil Dilla, sampai mobil itu berhenti di salah satu pembelanjaan. "Ngapain mereka kesini?" tanya Adam.

orang yang ada di sampingnya terlihat tenang melihat gadis-gadis di dalam Brio biru keluar dari sana, "Mau apa lagi kalo nggak belanja." jawab Haris menaruh kedua tangannya ke belakang kepala.

***

Satu hal buat cewek yang bisa menghilangkan stress mereka, ya, tentu saja yaitu belanja. Adam berjalan mengikuti ke empat gadis didepannya, dengan sigap tangannya telah meraih tangan Dilla. membuat gadis itu terkejut dengan sikap Adam yang tiba-tiba menariknya keluar gedung Mall, Adam menatap Haris dan melemparkan kunci mobil kepadanya.

"Tangani mereka bertiga." ucapnya tetap berjalan bersama Dilla yang mengikuti Adam dalam diam, moodnya sedang tidak bagus jadi Dilla memilih diam dan mengikuti kemana laki-laki didepannya akan memabawanya.

Haris hanya menatap tak berdaya ketika Adam membawa adik kecilnya pergi dengan Brio Biru, begitu saja.

Di dalam mobil suasana mencengkram, tidak ada satu dari mereka berdua yang memulai pembicaraan. Dilla lebih memilih menatap keluar jendela dari pada harus melihat wajah Adam yang datar-datar seperti tempok, pikiran Adam melayang memikirkan topik apa yang harus ia mulai untuk mencairkan suasana diantara mereka.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang