79

1K 71 11
                                    

Dengan nafas terengah-engah, karena macet Jordan berlari dari pertigaan sampai rumah Dilla meninggalkan chris yang berada di dalam mobil. sebenarnya Chris bisa saja ikut berlari dengan Jordan tapi karena ia baru selesai operasi, mengharuskan dirinya untuk tidak melakukan kegiatan yang berat termasuk berlari dari pertigaan yang jaraknya cukup jauh dari rumah Dilla. Jordan mengatur nafasnya, ia membungkuk.

"Jordan?"

kepala Jordan mendongak dan melihat Tya berdiri menatapnya heran, tanpa menyapa Jordan langsung masuk ke dalam menemui Dilla. pria itu langsung berlutut di kaki Dilla yang duduk di sofa, semua orang terkejut dengan reaksi Jordan. tubuh pria itu langsung jatuh ke pangkuan Dilla, Jordan tidak memikirkan pandangan orang-orang, ia hany ingin seperti ini sebentar.

Dilla juga tak kalah kaget, tapi secara pelahan tangan Dilla terangkat dengan lembut mengusap rambut Jordan yang basah karena keringat.

"Mbak, ambilkan minum untuk Nak Jordan." perintah Bunda ke Mbak Ulin, ART rumah Dilla langsung bergegas ke dapur.

"Nggak apa-apa, Dan." ujar Dilla.

mendongak, "Jangan bilang kayak gitu, aku tahu perasaan kamu." gumam Jordan.

Dilla hanya diam, ia masih terbayang akan Aida. ia ingin menangis lagi tapi air matanya tidak bisa keluar, Dilla tengah menunggu telepon dari Linzy atau Dewi, ia akan mengatakan bahwa dirinya Adam juga mentanda tangani surat cerai mereka.

"Nak Jordan minum dulu." kata Bunda.

"Makasih Bunda."

Tya menggeleng melihat tingkah Jordan, "Dan, kamu bisa nggak duduk yang bener?" tanya Tya.

"Nggak, aku mau disini."

"Jangan kayak anak kecil deh!" seru Tya berdecak pinggang, sejujurnya Tya cemburu dengan Dilla yang selalu di dekati Jordan.

Jordan menatap Dilla, "baiklah." ucapnya yang langsung duduk disamping Dilla, dari pintu seorang pria masuk dengan penampilan rapi.

"Ini dia CEO kita!!!" seru Tya melihat Chris datang membawa kantong belanjaan banyak, pria itu selalu tahu apa yang di butuhkan Dilla.

"Ini aku bawain makanan yang banyak buat kamu," kata Chris mengusap pelan kepala Dilla, lalu mengecupnya. semua yang ada di sana jelas terkejut.

"Kak, bini orang." kata Tya mengingatkan.

sebelah mata Chris mengedip, "Aku tahu." dengan susah payah Jordan, Tya, Naya dan Aisha menelan salivanya.

***

"Akhirnya kita temu juga Dam, aku merindukan mu." kata Dewi wanita itu terlihat glamour dengan gaun Hitam yang memperlihatkan bentuk tubuhnya, Adam yang sedari tadi menahan marah sama sekali tidak tertarik dengan godaan di depannya itu.

"Dimana Aida?" tanya Adam langsung ke intinya.

Dewi tersenyum lebar membuat ngeri siapa pun yang melihat termasuk Adam, Dari mana Dewi belajar senyuman itu? batin Adam.

"kamu tanya dimana anak kita." alis kanan Adam naik.

"Anak kita, kamu bilang?"

"Iya, anak kita. setelah kamu cerai dengan Dilla, kita akan menikah bukan?"

Adam berdiri, "Jangan mimpi kamu, aku akan menikahi kamu."

tawa Dewi terdengar, beruntung karena Adam menyewa meja VIP, tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Kamu akan nikahin aku Adam, apa pun yang terjadi."

"Terserah kamu mau bilang apa? sekarang dimana Aida?!" tanya Adam.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang