54

11.1K 275 11
                                    

"Auuuww..." jerit tertahan.

Dilla menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis berjongkok mengaduh kesakitan, ia seperti pernah melihat wajah gadis itu tapi ia lupa dimana Dilla melihatnya. sebuah tangan menyentuh lengan Dilla.

"Elo kenapa, Dil?" tanya Tya.

temannya itu menggeleng dan berjalan mengikuti Tya lagi, gadis yang berjongkok mendongak setelah rasa sakit di kakinya menghilang. ia kembali melanjutkan langkahnya, dan mengambil beberapa barang dari rak.

...

Mendorong Trolly ke arah kasir, dan tiba-tiba saja ada seseorang yang menyalip tempat antrian Dilla dan Tya, membuat Tya geram dan menarik kerah jaket orang tersebut.

"Oi, antri dong!" seru Tya tanpa memperdulikan sekelilingnya.

"Eh, maaf kak tapi saya buru-buru." kata gadis itu.

"Lo kira kita semua nggak buru-buru, Hah! main nyerobot aja?" ujar Tya keras, kalo udah marah nggak pandang situasi deh si Tya ini.

"Eh," gadis itu mulai panik melihat semua mata ke arahnya menuduh.

"Sana baris yang bener, main merobos. tahu aturan nggak!" Dilla menenangkan Tya yang mulai ngomel-ngomel, gadis itu berjalan melewati Dilla dan Tya sekali-kali melirik ngeri ke arah Tya yang masih ngomel.

"udah, kasihan."

"Yang kayak gitu jangan di kasihani, Dil. nanti ngelunjak, bisa-bisa pacar temennya ia serobot juga." ucap Tya pedas, Dilla yang emang lagi nggak mood geleng-geleng kepala.

***

Hari pertama OSPEK, MABA terlihat berbaris dengan warna-warni yang mencolok mata. setiap Fakultas memilih warna mereka untuk Mahasiswa Baru, Dilla duduk di pinggir lapangan. walau telah menjadi Mahasiswa Lama atau Tua tapi gadis itu masih tetap eksis nampang di depan calon Mahasiswa di Fakultasnya, ia tidak melihat sahabat-sahabatnya yang biasanya ikut kumpul OSPEK walau mereka bukan salah satu anggota Panitia.

Dilla bisa melihat Bagus melambaikan tangan ke arahnya, ia bisa melihat cowok itu setelah sekian lama dan seperti makin kejam aja si Bagus menghukum adik-adik tingkat mereka. segerombolan Maba berjalan menghampiri Dilla dan Yuita yang Asyik menonton acara OSPEK kali ini yang di dalangi oleh Para Mahasiswa Lama yang ingin memberi kenang-kenangan kepada adik-adiknya, hanya satu hari untuk membuat mereka menderita sampai anggota panitia sebenarnya turun tangan.

"Permisi, Kak." kata salah satu dari mereka yang mewakili semua.

wajah mereka terlihat takut-takut, Dilla hanya diam dengan memasang tampang yang terkesan cuek. Yuita yang malah menjawab dengan nada sengak.

"Ngapain kalian disini, nggak lihat tu temen-temen kalian yang di lapangan!" bentak Yuita.

semua menoleh ke belakang salah satu kelompok dari Fakultas mereka tengah di hukum, "Anu, Kak. kita mau minta tanda tangan."

"Berani banget lo sama senior, nggak lihat temen-temen lo di hukum dan lo-lo malah minta tanda tangan. sekarang gue perintahin kalian lari ke lapangan dan ikuti hukuman, setelah itu kembali kesini." ucap Yuita membuat semua yang ada di depan Dilla dan Yuita mengkeret.

"Baik, Kak." jawab mereka serempak.

ketika mereka berbalik dan berlari ke lapangan, tiba-tiba Dilla menghentikan mereka. "Tunggu!" mereka menoleh dan melihat Dilla yang sedari tadi diam, "Kumpulin buku-buku kalian disini." kata Dilla menepuk samping nya. saat mereka bersiap menyerbu lagi-lagi Dilla mengentikan mereka semua, "Baris yang rapi, dan taruh buku kalian secara tertib." kata Dilla yang di ikuti semuanya.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang