12

17K 511 5
                                    

Dalam hitungan hari Ujian Akhir Sekolah akan tiba, membuat seisi sekolah uring-uringan karena begitu banyaknya tugas, ulangan, kuis-kuis dan remidial yang harus mereka kerjakan di tambah dengan jam pelajaran di tambah satu jam. coba bayangkan yang biasanya pulang jam 13. 45 kini harus pulang jam 14.45, kalo guru lagi baik mereka bisa pulang jam 12.30 tapi itu kadang-kadang.

Dilla menatap buku catatan milik Dewi sampai mulut terbuka, dirinya nggak ngeh dengan tulisan ceker ayam milik Dewi, tapi menurut Uli lebih mending ceker ayam ketimbang tulisan Dewi. sedangkan buku catatan Uli tengah menjadi rebutan oleh teman-teman cowoknya.

"Wi, ini nggak ada yang lebih sulit lagi nggak?" tanya Dilla.

Dewi memasang tampang bego-nya, "Ada Dil, kamu mau minjem?" tanya Dewi, Dilla langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, yang ini aja udah bikin pusing masa mau nambah yang lain. seorang cowok berdiri didepan kelas Dilla, matanya mengarah ke Dilla yang sibuk menyalin catatan dan beberapa kali membutuhkan Translate dari Dewi.

"Dil, Tyo tuh!" bisil Ilma yang ikut nyalin disamping Dilla.

ditolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk dagu oleh Ilma, "Mau ngapain dia?" tanya Dilla, setelah tangisan malam itu Adam meminta penjelasan kepada Dilla, walau Dilla sudah menolak berkali-kali tapi Adam tetap memaksa malah laki-laki itu mengancam akan menikahi Dilla saat itu juga. membuat Dilla tambah merinding dengan ucapan Adam, padahal Dilla udah menolak perjodohan itu tapi tetap saja walau dia menolak semua keputusan berada di tangan ke dua orang tuanya. ke dua Bodyguard jelas nggak bisa apa-apa dan angkat tangan. jadi akhirnya Dilla menceritakan ancaman Tyo kepadanya tentang cowok itu akan menyuruh orang-orangnya menghajar Adam seperti apa yang cowok itu lakukan kepada Fiza dan Rai, walau Dilla tahu Adam seorang Polisi tetap saja kalo Adam dikeroyok pasti bakal kalah dan Dilla nggak pengen Adam kenapa-napa karena dirinya.

Anehnya apa yang dikatakan Dilla malah dianggap lelucon oleh Adam, dan malah menyuruh Dilla untuk fokus ke Ujian Akhir Sekolah.

"Udah samperin aja sana, dari pada dia ngamuk dikelas." kata Ilma mendorong-dorong lengan Dilla.

yang dibalas pelototan Dilla, "Nggak usah dorong-dorong juga, kali." ujar Dilla menutup bukunya dan jalan mendekati Tyo.

***

"Ngapain lo ke sini, mau ngancem gue lagi?" tanya Dilla. "Kali ini siapa yang mau lo hajar?" tanya Dilla lagi, "Nggak puas lo bikin Kak Rai dan Kak Fiza babak belur?" tanya Dilla lagi merenteti Tyo dengan pertanyaa.

"Wait, wait, santai napa Say. gue datang kemari mau bilang, malam ini gue bakal hajar itu Bodyguard lo yang selalu jemput lo pulang sekolah." kata Tyo matanya menatap ke Dilla yang terkesan menantang.

"Terus gue peduli?" "Denger ya, Pak Adam nggak ada hubungannya tentang putusnya kita. lagi pula waktu itu dia cuma ngawasi lo yang lagi dihukum jadi nggak usah bawa-bawa Pak Adam." kata Dilla.

Tyo senyum meremehkan, "Oh ya, lo kira gue nggak tahu siapa sebenarnya Pak Adam buat lo?" tanya Tyo melihat perubahan ekspresi Dilla.

"Maksud lo apa?" tanya Dilla dengan mimik wajah takut.

"Gue tahu rahasia antara lo dan Pak Adam." jawab Tyo yang berlalu pergi meninggalkan Dilla didepan kelas, Dilla mencoba mengatur nafasnya.

"Tenang Dilla, lo harus yakin kalo Pak Adam nggak bakal kenapa-napa, Oke! lo harus percaya kemampuan polisi seperti Adam." ucap Dilla meyakinkan dirinya sendiri.

***

Akhir-akhir ini Adam, Haris dan kawan-kawannya di sibukan dengan rencana Operasi Zebra yang akan di lakukan Tiga hari lagi, persiapan dan perlengkapan mereka sudah siapa. tidak akan ada kejadian seperti waktu yang lalu, dan kali ini mereka berharapa tidak akan ada kejadian yang memalukan yang terjadi kepada salah satu anggotanya.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang