63

4.8K 182 8
                                    

Beberapa bulan berlalu...

Di taman bunga depan rumah, Dilla sedang menyiram tamanan yang 4 bulan ini menjadi hobi baru Dilla semenjak hamil. Adam duduk di teras sambil menikmati kopi panas dan koran di tangannya, sekali-kali melihat sang istri yang terlihat bahagia.

"Den dan Non, sarapan pagi nya sudah siap" kata seorang wanita yang berdiri di depan pintu.

Dilla dengan pelan-pelan berjalan matikan kran air, "Hati-hati, Non." Bibik memperingatkan Dilla, gadis itu malah tersenyum.

"Iya, Bik."

Adam langsung menaruh korannya, menghampiri sang istri dan membantu berjalan ke dalam rumah. "Klo di kasih tahu itu nurut, udah di bilangin licin masih aja?"

Cemberut, "Kan aku bisa hati-hati."

"Di kasih tahu malah ngeyel." ucap Adam, Dilla hanya diam. "Gimana klo kejadian dua bulan lalu terjadi lagi?"

"Kamu tu cuma bisa bikin khawatir tahu nggak? Untung nggak nggak kenapa-kenapa si Dedek."

"Iya deh! Sorry,..."

Adam belum puas ngomelin Dilla, dan si Bibik hanya bisa senyum-senyum melihat kedua majikan nya.

***

"Nanti aku anter kamu ke Dokter Kamila." kata Adam, Dilla hanya mengangguk menikmati rujak buah yang di buat bibik.

"Bik, tolong kabarin ke Mama, aku sama Dilla ke rumah habis periksa ya?" kata Adam mematikan televisi, mengambil kunci mobil berniat memanaskan mesin.

Dilla mendongak melihat Adam membawa kunci mobil, "katanya kamu nganterin aku, kok malah mau pergi?" protes Dilla.

"Manasin mobil." jawab Adam.

"Awas aja kalo sampai kamu pergi main kayak kemarin nggak bilang-bilang."

"Nggak akan."

Suara dering telepon Adam berbunyi, Dilla langsung mengambilnya dan melihat siapa yang menelpon Adam. Kening Dilla berkerut, membaca nama yang tertera di layar Adam.

"Siapa Dewi?" tanya Dilla.

Sebelum sempat Dilla mengangkat telepon, ponsel yang di tangannya sudah di ambil yang punya. Dilla menatap Adam penuh curiga, sejak kapan Adam berani rahasia-rahasiaan dengannya. Adam menatap Dilla yang hanya diam tidak berbicara, apa lagi setelah melihat nama yang ada di layar ponselnya. Filling nya mengatakan posisinya tidak bakal baik-baik saja?

Berjalan ke arah dapur, menaruh piring bekas rujak.

"Berisik, di angkat sana?" ucap Dilla ketus, berjalan masuk ke kamar dan membanting pintu membuat Adam terloncat kaget.

"Hais, jadi berantakan." Adam menepuk keningnya.

***

Berdiri di depan kamar bersiap mengetuk pintu, tangan Adam terhenti saat pintu kamar terbuka. Memperlihatkan Dilla yang telah siap, Adam hanya terpaku melihatnya.

"Jadi berangkat periksa nggak?"

Gelagapan Adam buru-buru mengangguk, "iya jadi, kamu udah siap?"

Mengangguk, Adam merasakan Dilla dingin kepadanya.

"Oke, kamu tunggu dulu ya aku ganti baju." di jawab dengan anggukan.

Adam segera masuk ke kamar dan ganti pakaiannya, Dilla menunggu di teras rumah memainkan ponselnya.

"Udah siap?"

Mengangguk, Adam menggandeng tangan Dilla.

***

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang