28

14.5K 315 9
                                    

"Maaf, lama ya?" tanya Dilla yang berdiri didepan Adam, duduk menunggu Dilla keluar dari Kampus. laki-laki itu tersenyum seakan mengatakan bahwa dirinya tidak masalah harus menunggu Dilla, tanpa berkata apapun. Adam menarik tangan Dilla membawanya ke mobil yang terpakir tidak jauh dari tempat Adam duduk tadi.

Dilla menatap tangannya yang digandeng Adam, "Sekarang kita mau kemana?" tanya Adam masih membelakangi Dilla. gadis dibelakangnya hanya diam, membuat Adam menoleh ke belakang dan menatap lembut jawab putih pucat di dekatnya, tidak ada yang berubah dari Dilla. wajahnya masih sama seperti pertama kali mereka bertemu, putih pucat yang selalu membuat Adam takut. takut jika gadis manis yang sekarang jadi miliknya meninggalkannya dirinya karena sakit, tapi ia beruntung tidak ada satupun penyakit yang diderita oleh Dilla.

mendongak menatap Adam yang menatapnya, kepalanya miring ke samping. "Ada apa?" tanyanya, memperhatikan wajah Adam.

laki-laki itu mengacak-acak rambut Dilla gemas, "Adam, berantakan nih!" seru Dilla merapikan rambutnya.

***

"Kalo aku pakai kerundung, kamu setuju nggak?" tanya Dilla yang sibuk mengaduk-aduk jus Alpukanya, kepala Adam terangkat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Dilla membuatnya tidak konsen membaca pesan dari Rendy.

"Apa?" tanya Adam.

Dilla menatap Adam yang duduk didepannya, "Kok malah balik tanya?"

"Aku nggak salah denger?" tanya Adam. menggeleng, seperti apa yang di dengar Adam tidak salah. "Kalo menurut aku, semuanya tergantung sama kamu nya bagaimana." jawab Adam, sekarang Dilla menatap Adam inten. garuk-garuk kepala merasa canggung ditatap oleh Dilla, "kalo itu bisa buat kamu nyaman, aku setuju aja." Adam berkata "Apa pun penampilan kamu, aku bakal tetep sayang cinta sama kamu."

Dilla meletakan garpu dan sendoknya kembali ke tempatnya, "Kalo gitu nanti anterin aku belanja ya?" Adam mengangguk.

"Dimakan." kata Adam, menaruh dauh sawi ke mangku Dilla. bukannya dia tidak suka sawi tapi Adam tahu Dilla suka banget sama daun sawi, "Ini aku kasih daun sawi yang banyak." kata Adam.

"Jangan banyak-banyak."

Adam memperhatikan Dilla, "Tumben kamu pesen Es Alpukan biasanya Jus Tomat, sama kayak aku." kata Adam.

"Iya, nih! kemarin waktu pulang, Bunda ngomel-ngomel lihat badan aku kurusan. Bang Arga, nggak ngomong apa-apa sih tapi ngasih Vitamin sama Obat penambah berat badan." tutur Dilla.

Adam menyentuh pipi Dilla, matanya memperhatikan gadis di depannya yang memang terlihat lebih kurus sebelum kuliah. "Nggak salah kalo Bunda, sama Bang Arga ngomel-ngomel. badan kamu kurusan." kata Adam.

"Bukannya cowok suka sama cewek kurus ya?"

"Kata siapa, aku suka kamu apa adanya." ucap Adam, "Aku suka kamu yang dulu tapi kalo yang sekarang juga suka sih malah makin suka."

"Tu kan bener, cowok itu sukanya sama cewek kurus." Dilla cemberut.

Adam menyentuh dagu Dilla dan di arahkan ke arahnya, "Tadikan aku udah bilang aku suka kamu apa adanya, mau kamu kurus atau gendut aku bakal tetep suka sama kamu. tapi aku lebih-lebih suka kamu agak gendutan sedikit," kata Adam.

hanya diam dan masih menatap Adam, jari-jarinya yang menyentuh dagu Dilla pelahan-lahan naik ke pipi gadis itu dan mengusapnya lembut.

***

Seperti kesepakatan waktu makan siang, Adam menemani Dilla belanja Baju Busana Muslim dan kerudung. walau masih pemula tapi koleksi jilbab Dilla dengan bajunya lebih minim jilbabnya, Adam sekali-kali membantu Dilla memilih Jilbab dan beberapa pakaian muslim yang menurutnya manis.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang