80

256 13 4
                                    

Jam 8 pagi

Di dalam mobil Pajero, Bunda memeluk erat tubuh Dilla yang berada di Job belakang. Tangan Dilla gemetaran, wajahnya pucat dan bibirnya membiru. Entah apa yang terjadi kepada Dilla, Arga yang duduk di kursi depan memperhatikan Dilla. Ia meminta Bunda menyelimuti Dilla, tapi Dilla malah lepas selimut itu.

Jordan membuka pintu dan masuk, ia sudah beberapa kali berkeliling melihat situasi sekitar dan tidak ada yang mencurigakan.

"Gimana, Dan?"

Menggeleng, "Nggak ada yang aneh Kak, orang-orang sini pun juga terlihat biasa saja?" Jawab Jordan.

Tanpa sepengetahuan Dilla dan Jordan, Haris telah mengerahkan pasukan khusus untuk mengawasi mereka, jika terjadi sesuatu, agar siap di atasi.

Dreeetttt...

Dilla yang sadar ponselnya bergetar, dengan tangan gemetar mengambil benda yang ada di saku jaketnya.

Semua mata menatap ke arahnya, "Dari siapa?" Tanya Arga.

"Nggak ada namanya..."

"Sini biar aku yang angkat." Kata Jordan merebut ponsel Dilla, Dilla hanya diam.

"Hallo! Dimana kalian!" Bentak Jordan, Dilla baru kali ini melihat Jordan membentak seperti itu. "Jangan main-main ya?!"

"Kami disini sudah hampir 1 jam..."

"Apa maksudmu...?"

"Kamu mau nyuruh kami tinggalin Dilla sendirian? "

"Nggak, nggak bisa? Saya tahu kamu mau menyelakain Dilla kan."

"Saya tidak percaya dengan niat kamu."

"Baiklah, di tumpukan peti kemas ujung barat, jalan kaki?"

"Baiklah kami berdua akan ke sana."

Jordan menutup teleponnya, "Gimana nak Jordan?" Tanya Bunda.

Lelaki itu menatap Arga dan Bunda bergantian, "Saya harus pergi sendirian bersama Dilla, Bunda." Jawab Jordan.

"Kenapa begitu?"

Jordan menggeleng, "Ini permintaan mereka, ketimbang Dilla kita tinggal di sini sendirian." Kata Jordan menunduk.

Tepukan di bahu Jordan menyadarkan lelaki itu, "Lakukan, dan segera bawa Aida kemari." Kata Arga, Bunda menatap tidak setuju. Kondisi Dilla sangat memperhatinkan sekarang.

"Tapi Ga?"

"Bunda, Bunda harus percaya dengan Jordan, ia bisa menjaga Dilla." Ucap Arga, wanita itu diam.

Pintu samping belakang terbuka, Bunda pelan-pelan membantu Dilla untuk keluar dari mobil. Jordan sudah siap membantu Dilla berjalan, tapi Arga datang dengan kursi roda dari garasi mobil.

"Letakkan Dilla disini." Pinta Arga.

Jordan dan Bunda membawa Dilla ke kursi roda, Bunda mengusap wajah Dilla.

"Bunda?"

"Nggak apa-apa sayang, sebentar lagi semuanya akan berakhir, Bunda janji." Ujar Bunda, menghapus air mata Dilla.

Gadis itu mengangguk lemah, Jordan pamitan kepada Arga dan Bunda untuk segera ke tempat yang di tunjukkan oleh penculik itu.

***

Di waktu yang sama, Adam tengah duduk di salah satu kursi tempat fitting pakian pengantin. Pintu kamar  terbuka, seorang wanita dengan kebaya putih berdiri dengan anggun dan cantik. Adam yang melihatnya sampai tak bisa berkedip, yang ada di bayangan Adam adalah Dilla. Ia baru ingat, Adam pernah menjanjikan resepsi pernikahan kepada Dilla tapi semua rencananya sekarang berantakan.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang