11

17.9K 509 1
                                    

Di terah Dilla tengah termangu menatap langit malam, yang dipenuhi dengan Bintang. ia tengah memikirkan apa yang dikatakan oleh teman-temannya, rasanya terkesan aneh jika Dilla menerima perjodohan  dirinya dengan Adam apa lagi dengan ulahnya berakhir kali. tapi jika melihat kebaikan dan ketulusan Adam, laki-laki itu segitu bersabar dan telaten menghadapi tingkah Dilla, dan entah mengapa Dilla mulai nyaman berada di dekat Adam.

sebuah kain menutup wajah Dilla, dibukanya kain yang menutupi seluruh badannya. kepalanya mencari-cari sosok yang memberikannya selimut, Dilla dapat melihat sosok yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Bang Arga." ujar Dilla.

Akhir-akhir ini Dilla merasa ada yang aneh dengan Abang-nya itu, ada sesuatu yang disembunyikan oleh Arga dari dirinya padahal dulu Arga selalu terbuka kepada Dilla. apa ini ada hubungannya dengan perjodohan Dilla dan Adam, Dilla menggeleng mana mungkin pasti ada yang lain. besok Dilla akan menyelidikitnya sendiri, ia harus mengikuti Arga ke rumah sakit dan mengawasi diam-diam Abangnya itu.

***

bahu dan punggung Adam terasa sakit, matanya pun ikut pedas karena harus menatap layar komputer lama. Laki-laki itu melirik ke arah ponsel yang tergeletak di meja, sekali pun belum ia sentuh. tidak ada satu pun pesan yang masuk atau akun sosmed yang lainnya, diraihnya benda itu mengecek siapa tahu ada pesan yang masuk tapi tidak disadari oleh dirinya.

Ardilla:

Besok bisa temenin aku.

Adam terdiam membaca pesan dari Dilla tidak biasanya gadis itu minta di temenin, biasanya juga ngeluyur sendiri.

Adam_Syahril:

Kemana?

tidak butuh waktu lama, pesan balasan dari Dilla langsung masuk.

Ardilla:

Nggak usah banyak tanya, intinya mau apa nggak?

terdiam cukup lama, laki-laki itu tengah menimbang-nimbang. apakah ia bisa minta izin dari atasanya untuk pergi, tapi kalo nggak diturutin usahanya untuk mendekati Dilla selama ini sia-sia dong.

Adam_Syahril:

Oke, tapi lihat kondisi dulu ya?

Ardilla:

Kok lihat kondisi sih! kalo nggak bisa gimana?

Ya udahlah, nggak usah. aku minta ditemenin Rai aja.

Adam mengacak-acak rambutnya yang tidak terasa gatal, berkali-kali Adam menghela nafas. gadis satu itu memang benar-benar memporak-poradakan hidupnya, diketikanya pesan balasan untuk Dilla kali ini Adam harus mengambil resiko. entah apa yang akan ia dapat setelah menemani Dilla, yang jelas ia harus siap dengan resiko yang diambilnya.

Adam_Syahril:

Baiklah, saya temanin kamu tapi saya nggak bisa lama.

Ardilla:

Oke, gue cuma butuh lo anterin doang, nggak perlu ditemenin nggak masalah.

jawaban balasan Dilla benar-benar membuat Adam kesal, jadi cuma disuruh nganterin terus tadi ngapain minta ditemenin. Dasar cewek gaje. gerutu Adam dalam hati.

***

Xania putih terparkir didepan gerbang Sekolah Dilla, seorang laki-laki berdiri bersandar di depan mobil. mengamati siswa-siswi yang bubaran sekolah, sebelum datang mejemput Dilla jelas Adam menghubungi gadis itu terlebih dulu menanyakan apakah sudah pulang sekolah apa belum karena Adam lagi males harus menunggu lama. apa lagi jam makan siang sudah hampir habis, Adam menunduk melihat jam dari ponselnya.

Sweet Seventeen, from PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang