Semester pertama di kampus hampir selesai. Siang itu, "halo, Lan, ntar gue janjian sama Sam dan yang lain di kantin deket Fakultas Kedokteran, jadi lo nyusul ke sana aja kalo udah beres kelas ya." Roman tampak menelepon Wulan. "oh okey kalo gitu, gue beres kelas jam empatan kayanya, lo sampe jam berapa?" "ya udah pokonya gue tungguin lo di sana ya, gue sih janjian sama mereka jam dua." "emang lo udah ga ada kelas?" "harusnya ada, tapi dosennya ga datang, jadi ya udah gue ga ada kelas lagi. Ya udah sana lo kuliah dulu, gue cabut sekarang." "okey, ati-ati ya, Man, sampe ketemu sore!" Wulan menyudahi teleponnya.
Di kantin Sam, Darren, Bobi dan Karlo sudah menunggu. "nah itu datang sudah Roman." Kata Karlo sambil menunjuk ke arah Roman. "weeey, pujangga kita udah dateng nih!" Sam mengajak Roman tos. "si Tata mukul si Lili, akhirnya kita berkumpul kembali." sambut Bobi. "duduk, duduk sini Man." ajak Darren. Roman langsung duduk di tengah, dia senang bisa berkumpul lagi dengan keempat sahabatnya. "gimana kuliah kalian, lancar dong?" tanya Roman. "tentunyaaaa..." mereka berempat menjawab kompak ala Bobi. Mereka asik ngobrol, dan bercanda. Sekarang jam setengah empat. Sam, Darren, Bobi dan Karlo berpamitan karna ada kelas. Roman tinggal sendiri, menunggu Wulan di sana.
Sedang asik menikmati minuman, tiba-tiba ada seorang perempuan duduk di depannya. "Romaaan!" "Nadine?!" Roman melongo sambil menunjuk perempuan di depannya. "gila sumpah ya, ngga nyangka banget gue bakal ketemu lo di sini. Emang lo kuliah di sini?Kedoktera??" Nadine nyerocos seperti biasanya. "engga lah, gue di Fakultas Sastra, ini abis janjian aja sih. Lo sendiri ngapain di sini?" "gue juga kuliah di sini kalii..." jawab Nadine sambil nyengir. "kedokteran??" "bukanlah, ya kali gue jadi dokter...gue di Fakultas Hukum...Cuma kebetulan aja gue juga janjian sama temen gue yang di Fakultas Kedokteran." Mereka berdua tenggelam dalam obrolan, lupa kalau keduanya sedang menunggu orang.
"kapan-kapan bisa dong kita janjian makan bareng gitu, ngobrol-ngobrol lagi kaya gini kan asik." kata Nadine sambil menghabiskan minumannya. Nadine celingukan mencari temannya. Tiba-tiba ia terpaku ke balik punggung Roman. "Wulan?!" sontak Roman menoleh. Ya, Wulan berdiri tepat di belakang Roman. Wajahnya sama sekali tidak ramah. Roman membatin "aduuuh, pasti Wulan salah sangka nih." Wulan masih berdiri di posisinya, Nadine mengajaknya bergabung, tapi Wulan menolak dengan judes, "ngga usah, makasih." Lalu Wulan berlari meninggalkan kantin. Roman mengambil tasnya, berpamitan pada Nadine, lalu mengejar Wulan. "Laaan... tunggu Lan... Wulaaan...!"
Wulan terus berlari menghindari Roman. Ia terisak. "lo jahat, Man!" katanya lirih. Beberapa kali Roman menabrak orang yang berjalan. Ia mengejar Wulan dengan panik. "Laan...dengerin gue dulu!" Roman menangkap tangan Wulan. Wulan menepis tangan pacarnya itu. "Lan...lo kenapa lari?yang lo liat itu ngga kaya yang lo pikirin, gue sama Nadine itu..." "cukup Man, gue ngga mau denger apa-apa lagi!" teriak Wulan sambil menutup kedua telinganya. "tapi Lan...lo salah paham." Roman masih coba menjelaskan. Dipegangnya bahu Wulan, ditatapnya sambil berkata perlahan, "Lan..lo tenang dulu.." belum selesai Roman bicara, Wulan mendorong tubuh Roman dengan keras. Lalu berlari pergi meninggalkan Roman.
Roman berlari mengejar Wulan. Tiba-tiba "brukk" Wulan terjatuh. "Wulaaaan..." Roman kaget dan berlari lebih cepat. Tapi langkahnya terhenti. Alfa sudah ada di sana, membantu Wulan untuk berdiri. Masih dalam rasa hawatirnya, Roman menghampiri mereka. "lo ngga apa-apa kan Lan?" Roman coba mengambil tangan Wulan. Tapi Wulan lagi-lagi mengelak. "Fa, lo bisa anter gue pulang ngga?" Wulan malah meminta Alfa mengantarnya. Roman terbelalak tak percaya. "okey, gue anter lo ya.." Alfa mengiyakan sambil menuntun Wulan meninggalkan Roman. Sendirian di sana, mematung.
Dilihatnya Wulan menjauh, sambil dituntun Alfa. Hatinya hancur. Matanya nanar menahan tangis. Ranselnya jatuh terlepas dari tangannya. Roman jatuh berlutut. Kebahagiaannya seakan mendadak direnggut. Dalam hati ia berbisik...
"awan itu datang lagi,
memaksa sinar cantikmu pergi.
bulan purnamaku kini sembunyi,
tinggalkan aku dalam sunyi.
menahanmu di sini aku tak mampu,
padahal hatimu tempatku bertumpu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan season 2 (fanfiction)
Fanfictionini hanya sekedar cerita (halu), untuk melanjutkan sebuah kisah cinta, karena Roman sudah tidak Picisan lagi.. ??