Jam sebelas malam di kamar Roman. Wulan sedang duduk di atas ranjang. Ia mengambil ranselnya, mencari sesuatu. "loh...ko ngga ada sih?" kata Wulan panik. Ia mencari sekeliling kamar, tapi tidak berhasil menemukan. "duuuh...di mana yaa?harusnya kan ada di sini..." Wulan semakin panik. "tok...tok..tok.." tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Wulan langsung bergegas membuka pintu. "Yola..?" di depan Pintu Yola tersenyum. "Kak Wulan pasti lagi nyari ini ya?" Yola menyerahkan sebuah boneka.
"ah...Roriii.." Wulan langsung mengambil rori dari tangan Yola, dan memeluknya erat. "bonekanya ketinggalan di kamar aku, Kak.." kata Yola lagi. "pantesan aja.. Kakak cari-cari daritadi ngga ketemu...makasih ya, Yola!" Wulan tersenyum lebar. "sama-sama, Kak.." Yola mengangguk sambil nyengir. "Yola..." tiba-tiba Dame muncul. "sedang apa kau rupanya, ini sudah larut malam..jangan lah kau ganggu Kak Wulan, biarkan dia istirahat!" "eh..mm..engga ko, Mak..Yola cuma nganter boneka aku yang ketinggalan di kamarnya.." Wulan menjelaskan. "oh...ya sudah, ayo kalian lekas masuk kamar dan istirahat!" Lalu mereka masuk ke kamar masing-masing.
Wulan duduk lagi di atas ranjang. "Rori...Roman udah sampe mana ya?" tanyanya pada Rori. Sambil memeluk Rori, Wulan melihat sekeliling kamar. "mimpi apa gue kemaren...bisa-bisanya sekarang gue tidur di kamar Roman.." gumamnya sambil senyum-senyum sendiri. Ia bangkit berdiri, melihat-lihat pajangan di meja dan dinding kamar. "dasar Roman Picisan...ternyata dari dulu emang suka sastra toh..." Wulan berdecak kagum. Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Wulan langsung mengambil handphone dan memeriksanya.
Ternyata ada pesan masuk. "lo pasti lagi ngga bisa tidur, trus lagi periksain isi kamar gue satu-satu...ya kan?" isi pesan Roman. Wulan mengernyit. "ko dia bisa tau sih?" katanya heran. "jangan-jangan, Roman pasang cctv lagi di kamarnya buat ngawasin gue?!" Wulan langsung celingukan ke atap kamar. Handphone nya kembali berbunyi. "ngga usah dicari...gue ngga pasang cctv ko!" isi pesan Roman lagi. "iiiih...apaan sih Roman..." Wulan semakin bingung. Ia langsung memeriksa keluar jendela dan pintu kamar. "lo di mana sih?" Wulan membalas pesan Roman dengan penasaran.
"gue masih di bus lah...otw Jakarta!" "tapi ko lo tau apa yang lagi gue kerjain di kamar lo?" "siapa dulu dong... Roman Arbani!" "ngga lucu!" "yeee...baru juga mau mulai LDR nya..udah ngambek aja!nanti makin kangen loh!" Wulan memanyunkan bibirnya. "gue ngga bisa tidur..." "kenapa?lo kan tidur di kamar gue...di atas kasur gue..anggap aja, gue ada di situ nemenin lo!tidur sana, udah malem tau!" Wulan tersenyum membaca pesan si pacar. Ia menoleh, mengelus kasur, bantal dan guling milik Roman. Lalu ia berbaring di sana.
Handphone nya berbunyi lagi, kali ini ada pesan suara dari Roman. Sambil memeluk Rori, Wulan membuka pesan itu. "selamat malam bulan purnama... selamat tidur bidadari..." suara Roman terdengar dari handphone. Wulan buru-buru menyeka air mata di pipinya, lalu meletakkan handphone nya di pinggir bantal. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. "iya, Man...gue bisa ngerasain lo ada di sini bareng gue..." ucapnya lirih. "selamat tidur, pacar..." lanjutnya sambil berusaha memejamkan mata. Tak lama kemudian, ia terlelap.
Di dalam bus, Roman juga belum bisa tidur. Beberapa kali ia memeriksa handphone nya. "si pacar ko ngga bales whatsapp gue lagi sih?" tanyanya cemas. "udah tidur kali yah..baguslah.." ia menghela nafas lega. Ia mengunci handphone nya, hendak disimpan kembali dalam tas. Seketika ia mematung. Ada fotonya dengan Wulan saat di Kawah Putih terpampang di layar handphone. "gue pasti bakal kangen banget sama lo, Lan..." ia membatin sambil memandangi wajah si pacar. "ya, Allah...tolong jaga Wulandari untukku.." doanya dalam hati. Refleks, ia mencium layar handphone nya dengan penuh perasaan. Lalu, ia pun berusaha tidur.
"Lan...ayo bangun...udah siang..." suara Roman terdengar lembut di telinga Wulan. Wulan mulai menggeliat, tapi matanya tetap terpejam. "Wulandari....ayo dong bangun..." suara Roman kembali terdengar. Perlahan Wulan membuka matanya, dan melihat sekeliling kamar. Tiba-tiba ia tersentak kaget, langsung duduk. Dilihatnya sosok Roman sedang berlutut di samping ranjang, menatapnya sambil tersenyum. Ia mengerjap dan berkali-kali mengucek-ngucek matanya, tapi masih dilihatnya bayangan si pacar. "ya Allah, sekangen itu kah gue sama Roman?sampe-sampe bayangannya pun tampak nyata di depan gue!" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan season 2 (fanfiction)
Fanficini hanya sekedar cerita (halu), untuk melanjutkan sebuah kisah cinta, karena Roman sudah tidak Picisan lagi.. ??