"Selamat pagi, sayang.." sapa Andika pada anak gadisnya. "hai, Pa..selamat pagi.." jawab Wulan sambil mencium pipi Andika. "sarapan apa nih kita?" Wulan duduk di kursi sambil memeriksa hidangan di meja. "nasi goreng spesial ala si Mbok." jawab si Mbok bangga. Wulan tersenyum lebar. "makasih ya, Mbok.." katanya sambil menyendok nasi goreng ke piringnya. "Mama Tiana kapan pulang, Pa?" tanyanya. "Minggu depan, sayang, Insya Allah semuanya lancar.." jawab Andika sambil tersenyum. Wulan manggut-manggut.
"oya, Wulan, siang nanti kamu ada waktu?" tanya Andika tiba-tiba. "maksudnya?" Wulan mengernyit. "nanti siang Papa mau bertemu dengan teman lama Papa, dan dia minta Papa ajak kamu." "oh, jam makan siang ya? Mm...kayanya bisa sih, Pa..nanti Papa whatsapp aku aja alamatnya.." Wulan tersenyum. "okey, terima kasih ya, sayang.." Andika balas tersenyum. "maaf, Non, jemputannya udah nunggu di depan.." si Mbok nyela sambil nyengir. Wulan buru-buru menghabiskan nasi goreng di piringnya, minum air dari gelasnya dan pamitan. "aku pergi dulu, Pa..assalamu alaikum." sesudah mencium tangan Andika, ia berlari keluar rumah.
"selamat pagi bidadari.." sambut Roman sambil tersenyum manis. "selamat pagi jugaa.." jawab Wulan malu-malu. "udah siap tempur?" "ih..kok tempur sih??" Wulan mengernyit. "iyaa, tempur ngelawan penyakit-penyakit pasien.." Roman nyengir. "oooh...siap dong, Insya Allah!" Wulan tersenyum. "Alhamdulilah...ya udah buruan naik!nanti telat loh..." Roman berisyarat sambil menyerahkan helm. Wulan buru-buru memakai helm dan naik ke atas motor. Ia memeluk pinggang Roman erat, lalu menyenderkan dagunya di pundak Roman. "yuk..." ajaknya mesra. Roman tersenyum senang. Motor pun melaju.
Mereka sampai di Rumah Sakit. Wulan turun dari motor dan berusaha melepas helmnya. Roman menunggu, tapi Wulan masih sibuk dengan tali helm yang tersangkut. "sini, gue bukain.." Roman langsung membantu Wulan melepas helm. "talinya nyangkut tuh, jadi susah..." Wulan merajuk. "iyaa..talinya nakal!" kata Roman iseng. "ngaco!mana ada tali helm nakal?!" Wulan tertawa lepas. Roman juga ikut tertawa. "ya udah, gue masuk yaa..lo juga buruan, entar telat lagi!" Roman mengangguk. "oya, Man.." panggil Wulan tiba-tiba. Keduanya saling tatap. "gue mendingan bilang ngga ya ke Roman, kalo siang nanti mau ketemuan sama temennya Papa?" gumam Wulan bimbang.
"kenapa, Lan?" tanya Roman membuyarkan lamunan. "eh...mm...engga, itu..lo ati-ati di jalannya, jangan ngebut!" jawab Wulan sambil tersenyum salah tingkah. Roman memperhatikan tingkah Wulan yang agak kikuk. Tapi kemudian ia mengangguk sambil tersenyum. "ya udah, masuk sana.." jawabnya. Wulan mengangguk. "dadah..." ia melambaikan tangan, lalu berlari ke dalam Rumah Sakit. Roman balas melambaikan tangan, sambil terus memandangi punggung Wulan yang semakin jauh. "kenapa perasaan gue jadi aneh gini yaa??" ia membatin. "ah, mungkin cuma kebetulan aja.." Roman buru-buru memakai helmnya, dan beranjak pergi dari sana.
Jam makan siang tiba. Roman sudah sampai di parkiran Rumah Sakit. Kebetulan ia baru selesai meliput di dekat sana, jadi berencana memberi kejutan pada calon istrinya di jam istirahat. Dengan penuh semangat, Roman berjalan menuju kantin, tempat biasa Wulan menghabiskan waktu makan siangnya. "Wulan mana yaa...apa belom istirahat?" Roman celingukan. "woy!" tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dengan keras. Roman langsung menoleh. "nyariin siapa?" tanya Alfa iseng. "hey, Fa...nyariin Wulan lah..masa nyari elo?" jawab Roman tak kalah iseng. Keduanya tertawa. "tapi kayanya Wulan ngga ada deh.." jawab Alfa serius. "maksud lo?" Roman juga ikutan serius.
"iya, tadi kalo ngga salah denger, Wulan pergi ke cafe, buat makan siang bareng bokapnya.." Alfa menjelaskan. Roman mengernyit, tampak berfikir. "coba lo tanya Yasmin deh, kayanya dia lebih tau.." usul Alfa. "nah..tuh orangnya.." lanjutnya sambil menunjuk ke arah pojok. Roman menoleh ke arah pojok dan menemukan Yasmin. "okey, gue ke sana dulu ya..thanks, bro!" Roman menepuk lengan Alfa dan pergi menghampiri Yasmin. "Yas.." panggilnya. Yasmin menoleh. "hmm..pasti mau nanya Wulan deh.." tembak Yasmin. Roman mengangguk cepat. "iya, Wulan ke mana?" tanyanya serius. "emang dia ngga bilang sama lo?" Roman menggeleng. "katanya diajak makan siang sama bokapnya, mau ketemu temen bokapnya gitu.." terang Yasmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan season 2 (fanfiction)
Fanfictionini hanya sekedar cerita (halu), untuk melanjutkan sebuah kisah cinta, karena Roman sudah tidak Picisan lagi.. ??