(Namakamu) baru saja memasuki kelasnya, kemudian duduk di kursinya. Melihat kearah Andini dan Syifa yang memandangnya dengan pandangan tak biasa. Ini masih pagi, namun dua temannya itu sudah menunjukkan wajah muramnya.
"(Nam), yang semalem itu beneran, ya?" tanya Andini dengan ragu. Matanya menatap (Namakamu) penuh harap, berharap bahwa gadis itu hanya bercanda dengan keduanya.
"Yang mana?" tanya (Namakamu).
"Tentang lo yang bakalan menetap di Jakarta 2 bulan lagi." lirih Syifa menatap (Namakamu) dengan tatapan sedihnya.
(Namakamu) tersenyum kecil, dia baru ingat jika semalam dia memberitahu dua sahabatnya melalu grup bahwa dalam waktu dua bulan kedepan dirinya akan segera menetap di Jakarta.
Berat sebenarnya, "Mau gimana lagi? Nggak mungkin gue tinggal di Bandung sendiri, kan?"
Syifa mengguncang lengan (Namakamu) bagaikan anak kecil, "Berarti lo bakal ninggalin kita, dong? Masa, gue cuma sama Andini doang? Dia kan nyebelin, nanti nggak ada yang ngelerai kita kalo lagi berantem."
Andini mendelik sebal mendengar ucapan Syifa, dia menoyor kepala gadis hingga meringis, "Lo juga nyebelin kali, bukan gue doang."
"Tuh kan, dia nyebelin." adu Syifa membuat (Namakamu) terkekeh renyah. Mungkin, suasana seperti ini lah yang membuat (Namakamu) rindu setelah menetap di Jakarta nanti.
"Tenang, kita masih bisa chattan kok meskipun rasanya beda kalo kita ngobrol secara langsung. Kalo liburan pun, gue bakal usahain dateng kesini atau gue bakal ajak kalian buat liburan bareng di Jakarta. Nanti gue kenalin kalian ke Iqbaal, deh."
Mata Syifa dan juga Andini langsung berbinar setelah mendengar ucapan (Namakamu), "Seriusan? Lo nggak bercanda, kan?"
(Namakamu) menggeleng disertai senyuman manisnya, "Bakal gue usahain, kok. Jadi, nggak usah sedih kayak tadi. Gue mau dua bulan terakhir di Bandung, selalu diisi sama hal yang berkesan."
Andini dan Syifa terkekeh kemudian menganggukkan kepalanya. Ketiganya mulai mengalihkan obrolan ke hal yang lain, hingga tanpa sadar bel masuk telah berbunyi dan guru pun sudah memasuki kelas. Membuat semuanya kembali ketempat duduk masing-masing dan mempersiapkan diri untuk memulai pelajaran.
**
Zidny tersenyum manis menatap teman-temannya yang kini tengah asyik bercerita. Ah, tidak. Melainkan sosok idaman hatinya yang belum berubah dari dulu hingga sekarang. Meski Zidny sadar bahwa sosok idaman itu sudah memiliki gadis pujaan yang lain. Namun, dia tidak bisa menghentikan perasaannya secara paksa. Dia membiarkan perasaan ini hilang dengan sendirinya meski rasanya sulit.
"Sumpah, ya! Kemarin itu panas banget! kalo bukan karena tanggung jawab udah gue tinggal pulang, tuh." sungut Iqbaal dengan ekspresi berapi-api. Baru saja dia menceritakan kejadian bagaimana lelahnya dia seharian kemarin syuting di bawah terik matahari yang sangat membakar kulit.
Bahkan, hingga gadinya berkata bahwa wajahnya lebih gosong. Menyebalkan sekali, bukan?
Kini, Iqbaal bersama dengan Fauzan, Namira dan juga Zidny tengah berada di kantin karena istirahat sudah di mulai sejak sepuluh menit yang lalu. Mereka juga sudah memesan makanan, hanya tinggal menunggu pesanan mereka diantar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanficKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]