Serius nanya, ini kalo misalkan aku publish cerita baru setelah selesai revisi MC, pada setuju atau enggak? Coba jawab di komentar, yau:)
Ceritanya sih ringan banget, seringan kantong kresek. Nggak jauh beda kayak my choice gitu, soalnya nggak jago bikin konflik yang aduhai sampe bikin readers kepikiran. Sok... ditunggu jawaban kalian semua:))
Happy Reading📖
✉✉✉
(Namakamu) memandang tiap sudut rumah Dianty yang terasa sepi, karena katanya Ibu dari Dianty sibuk bekerja sementara Kakak laki-lakinya baru akan tiba di rumah pukul 5 sore.
(Namakamu) mengamit tangannya seraya memandang ponsel yang tergeletak di atas meja, dia sengaja mematikan daya ponsel agar Iqbaal tidak bisa menghubunginya.
Sebuah gelas berisikan sirup diletakkan diatas meja, rupanya Dianty membuatkan minuman tersebut untuknya usai mengganti pakaian di kamar.
"Gue gerah, makanya langsung ganti seragam. Lo mau ganti juga, nggak? Pinjem baju gue aja, bebas."
(Namakamu) terdiam sejenak, dia mengikat rambutnya secara asal kemudian bangkit dari duduknya. Tubuhnya terasa lengket, maka dia memutuskan untuk menyetujui ucapan Dianty.
"Oke, gue pinjem baju lo."
Dianty segera menarik gadis itu menuju kamarnya, membawanya kearah lemari pakaian kemudian menunjukkan beberapa pakaian atas miliknya. (Namakamu) hanya berencana mengganti pakaian atasnya saja, sementara rok sekolahnya akan tetap dia gunakan.
"Lo bisa cari baju yang menurut lo cocok." ujar Dianty seraya memperhatikan postur tubuh (Namakamu) yang tidak beda jauh dengan dirinya. Hanya saja, (Namakamu) sedikit lebih berisi dari pada Dianty.
"Dant, warnanya cewek banget!" cibir (Namakamu) membuat Dianty meringis geli.
Dianty sadar bahwa koleksi bajunya rata-rata berwarna cerah, warna baby pink atau dusty pink yang lebih mendominasi lemari pakaiannya.
"Nggak semua kali, (Nam). Ini masih ada warna hitamnya." ujar Dianty seraya menujukkan kaos berwarna hitam dengan motif polkadot yang kecil-kecil.
(Namakamu) kebingungan melihat baju Dianty yang lumayan banyak di lemari gadis itu, hingga akhirnya dia memilih sebuah kaos oversize berwarna abu-abu untuk dipakainya.
Dianty meninggalkan (Namakamu) agar gadis itu bisa langsung mengganti pakaian di dalam kamarnya sementara dia kembali berjalan menuju ruang keluarga.
Bell rumahnya berbunyi membuat Dianty mengerutkan dahinya bingung, siapa yang datang ke rumahnya di jam segini? Yang jelas, bukan bagian dari anggota keluarganya.
Dari pada penasaran, Dianty langsung berjalan menuju pintu utama. Untung saja sejak awal mengganti pakaian, Dianty tidak lupa untuk tetap memakai hijabnya.
Dahinya kembali mengerut begitu melihat sosok laki-laki menjulang tinggi berdiri di hadapan pintu utamanya.
"Iqbaal, kok tumben ke sini?" tanyanya dengan bingung. Tidak biasanya seorang Iqbaal Dhiafakhri datang ke rumahnya tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. "Eh, masuk dulu yuk!" ajaknya seraya memberikan akses pada Iqbaal untuk masuk ke dalam rumahnya.
"(Namakamu) di sini, kan?"
Dianty mulai paham dengan maksud ke datangan Iqbaal, namun rasa ingin tahunya semakin menjadi jika digabungkan dengan wajah murung (Namakamu) hari ini.
"Ada, dia lagi ganti baju di kamar gue."
Dianty mempersilahkan Iqbaal untuk duduk di sofa sementara dia berniat untuk membuatkan laki-laki itu minuman, namun ditolak oleh Iqbaal secara halus dengan alasan bahwa dia hanya ingin menemui gadisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/121047885-288-k114522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanfictionKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]