#19

6.3K 726 27
                                    

(Namakamu) membaca soal yang tertera pada buku cetak di hadapannya, nampak sibuk sendiri tanpa mempedulikan Ody yang sedari tadi mengoceh karena posisi belajarnya.

"Teteh nggak mau bantuin kalo masih nggak dengerin!" ancam Ody membuat (Namakamu) berdecak lalu merubah posisinya menjadi duduk. Ya, sebelumnya (Namakamu) menelungkupkan badan dengan tangan yang menopang pipi. Mungkin, jika Indah melihat tingkahnya pun akan mengoceh sama bawelnya dengan Ody.

"Udah, nih."

Ody tersenyum puas, "Mana yang nggak ngerti?"

(Namakamu) segera menunjuk semua nomor yang berada di beberapa halaman dengan cengiran khasnya, Ody membulatkan mata lalu melihat total dari soal yang ada di dalam buku tersebut. 70 soal.

"Semuanya nggak ngerti?" tanya Ody sedikit terkejut, sementara (Namakamu) tertawa renyah melihat ekspresi Ody.

"Ada yang aku ngerti lah, Teh. Tapi, banyakan yang nggak ngertinya."

Ody mendengus lalu mulai membantu (Namakamu) untuk mengerjakan tugas rumahnya. Awalnya mereka berdua teramat serius, pembahasannya pun hanya sekitar pelajaran saja. Namun, setelah melewati beberapa nomor Ody mulai bercerita hingga memperlambat proses pengerjaan soal tersebut. Parahnya, (Namakamu) pun ikut antusias menanggapi cerita Ody tanpa mempedulikan tugasnya yang baru dikerjakan beberapa nomor saja.

"Bete nggak, sih? Beli gelato, yuk!" ajak Ody membuat (Namakamu) langsung mengecek tugasnya yang baru berhasil dikerjakan sebanyak 15 nomor.

"Tugasnya masih banyak, Teh." tolak (Namakamu).

Namun, Ody memaksa dengan alasan akan kembali mengajarkan (Namakamu) usai membeli gelato. Akhirnya, gadis itu menurut meski sebenarnya merasa enggan.

Sampai di sana, mereka tidak langsung pergi ke tempat tujuan utama. Melainkan mampir ke sebuah toko baju dan segala pernak-pernik lainnya. Hanya sekedar berkeliling tanpa membeli, membuat (Namakamu) mendengus sebal.

Tapi, tidak enak jika dia harus mengeluh pada Ody. Sehingga, dia memutuskan untuk mengikuti apapun kemauan Ody. Masalah tugas sekolah yang menumpuk bisa dia kerjakan nanti setelah di rumah, bisa atau tidaknya itu urusan nanti.

***

(Namakamu) keluar dari kamar mandi susai menyelesaikan kegiatan mandi paginya setelah sarapan tadi. Langkahnya berjalan menuju ponselnya yang menyala di atas nakas tanda ada sebuah notifikasi yang masuk.

Dianty
Temenin gue yok
Mau foto buat endorse ni😅

(Namakamu) mengerutkan dahi setelah membaca pesan gadis itu, matanya menoleh kearah jam yang menempel di dinding kamarnya. Masih pukul 8 pagi, gadis itu meminta dirinya untuk menemani foto endorse?

(Namakamu)
Sekarang?
Gila! Ini msh pagi bgt dant😨

Balasan dari Dianty pun datang dengan cepatnya.

Dianty
Lebih enak pagi (nam)
Waktunya lebih banyak ehehe

(Namakamu)
Yaudah gue siap2 dl

Dianty
Siap! Gue jemput yau😘

(Namakamu) hanya membaca kemudian meletakkan ponsel di tempat semula, memilih untuk bersiap seceat kilat karena Dianty akan segera menjemputnya.

Mengganti pakaiannya dengan simple hanya sebuah kaus berwarna putih dan celana jeans hitam, sementara kaki jenjangnya di balut dengan sepatu adidas putih.

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang