(Namakamu) dan Iqbaal menginjakkan kakinya di sebuah Mall besar yang ada di Jakarta, sepasang anak muda yang terlihat serasi kala berjalan berdampingan. Hal itu membuat beberapa yang mengenali mereka nampak melirik-lirik tapi tidak berani menyapa. Mungkin, mereka tidak ingin mengganggu kebersamaan antara Iqbaal dengan (Namakamu).
"Mau kemana dulu?" tanya Iqbaal.
(Namakamu) menggeleng karena sejujurnya dia tidak tahu ingin melakukan apa di dalam Mall ini, "Nggak tau, bingung."
"Nonton?" tawar Iqbaal, "Mau beli sesuatu?"
"Aku lagi nggak mood buat nonton, mungkin kita keliling aja dulu. Siapa tau ada yang menarik perhatian buat di beli." ucap (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum gemas lalu mengacak puncak rambut gadis itu.
Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan diiringi dengan obrolan ringan, kadang mereka masuk ke sebuah toko baju untuk melihat-lihat sejenak namun akan pergi begitu saja jika merasa tidak tertarik. Sebenarnya, yang melakukan hal seperti itu hanyalah (Namakamu). Sementara Iqbaal hanya mengikuti sang gadis sambil sesekali memainkan ponselnya, atau memandang setiap pergerakan yang di lakukan (Namakamu). Hitung-hitung menyimpan memori di otaknya, karena hal seperti ini akan jarang mereka lakukan jika dirinya sudah kembali melanjutkan kuliahnya nanti.
"Baal, aku mau burger boleh?"
Iqbaal mengerutkan dahinya sejenak seraya menimang permintaan (Namakamu), "Nasi aja, ya?"
Gadis itu menggeleng dengan cepat disertai dengan alasan mengapa ia memilih memakan burger dari pada nasi.
"Ini udah jam 7, dari tadi kerjaan kita cuma muter-muter tanpa beli apapun. Udah waktunya makan malem, (Nam)." ucap Iqbaal pelan, menarik gadisnya dengan lembut agar mereka berdiri di jalan yang tidak dilalui banyak orang.
"Tapi, aku kepengin burger banget, Baal. Udah lama nggak makan itu."
Iqbaal menghembuskan napasnya, tanpa banyak bicara dia menarik gadisnya dengan lembut menuju salah satu restoran cepat saji. Menyadari bahwa Iqbaal menuruti permintaannya membuat (Namakamu) senang bukan main, bahkan wajahnya terlihat sumringah sejak tadi.
"Kamu duduk, biar aku yang pesen." ucap Iqbaal.
(Namakamu) menggeleng cepat, dia yakin bahwa Iqbaal akan mengelabuinya jika laki-laki itu yang memesan makanan. "Aku aja."
Iqbaal tidak bicara apapun, namun tatapan mata yang tajam ditambah dengan wajah datarnya membuat (Namakamu) menciut dan memilih untuk menuruti permintaan Iqbaal.
"Yaudah, aku duduk. Jangan lupa pesenin kentang goreng sama mcflurry nya, ya?" seru (Namakamu) kemudian pergi meninggalkan Iqbaal yang kini merasa lelah dengan tingkah gadisnya.
Baik, setidaknya masih ada makanan yang masuk ke dalam perut gadis itu. Dari pada tidak sama sekali. Kalau di paksa, mungkin perang dingin saling diam yang kemarin akan kembali terjadi.
Tak lama kemudian, Iqbaal selesai mengantri dan membawa pesanannya ke meja di mana sang gadis berada. (Namakamu) yang tengah memainkan ponselnya pun langsung menatap antusias makanan yang dia inginkan.
"Mcflurry nya mana?" tanya (Namakamu) setelah melihat salah satu menu yang dia pesan ternyata tidak ada di atas mejanya.
"Nanti aja, kamu habisin ini dulu. Keburu mencair yang ada kalo pesen sekarang." ujar Iqbaal membuat (Namakamu) mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanfictionKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]