#17

7.1K 702 25
                                    

(Namakamu) merebahkan tubuhnya dengan posisi tengurap, masih dengan tas dan seragam yang melekat di tubuhnya.

"Lepas tasnya, ganti bajunya! Baru kamu boleh tiduran." seru seorang laki-laki di belakang (Namakamu) membuat gadis itu menolehkan wajahnya sebentar lalu berdecak.

Terlihat Iqbaal di sana tengah meletakkan tas di kursi belajarnya. Tadi, secara tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di depan gerbang sekolahnya dengan kaca mata hitam bertengger di wajahnya. Kedatangannya benar-benar membuat (Namakamu) terkejut bukan main, bahkan saat ditanya mengapa laki-laki itu berada di sekolahnya, alasannya karena dia malas di rumah dan kegiatan syuting yang diliburkan.

"Masih capek, nanti dulu."

Suara langkah mendekat bukan membuat (Namakamu) cepat bangkit, namun malah semakin membuat gadis itu menenggelamkan wajahnya di balik bantal. Tubuhnya melejit hingga memekik pelan kala merasakan Iqbaal menarik pundak dan juga bantal yang menutupi kepalanya.

"Ayo, bangun! Atau aku bakal aduin Tante Indah, ya. Biar kamu dimarahin."

(Namakamu) memekik hampir mendekati sebuah rengekan membuat Iqbaal semakin gemas melihat tingkah gadisnya.

"Iya, tapi nanti. Sekarang masih capek."

Iqbaal mendengus lalu memilih untuk duduk di tepi ranjang, matanya memandang seluruh penjuru kamar gadisnya yang terbilang rapi. Ini kedua kalinya dia masuk ke kamar gadisnya, namun sebelumnya tidak sempat untuk memperhatikan penjuru ruangan. 

Ada sebuah kaca besar di dekat pintu kamar mandi yang dia ketahui bahwa itu adalah walking closet milik gadisnya, karena gadis itu sudah bercerita sebelumnya. Kamar gadisnya terlihat lebih luas, dan juga lebih rapih.

"Kamar di sini lebih rapih dari pada yang di Bandung." ucap Iqbaal. Laki-laki itu bangkit lalu berjalan mendekat kearah meja belajar, melihat beberapa foto yang sengaja di pajang di sana.

Iqbaal mendengar gadisnya berguman, "Hm, Mama yang desain. Katanya, biar aku nggak seleboran."

Iqbaal tertawa sebentar kemudian kembali mengalihkan pandangan kearah figura yang ada di hadapannya, di sana terdapat foto (Namakamu) bersama dengan kedua sahabatnya dan keluarganya. Tidak hanya itu, bibirnya mengulas senyum kala melihat foto mereka berdua. Foto pertama setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih
yang diambil kisaran satu tahun lalu di sebuah backstage saat Iqbaal tengah mempromosikan film bersama dengan Aldi dan Kiki.

"Aku baru tau kalo kamu cetak foto ini." ujar Iqbaal setelah mengambil figura tersebut dalam genggaman, sebelumnya Iqbaal tidak pernah melihat foto ini. Entah Iqbaal yang tidak terlalu memperhatikan atau memang (Namakamu) baru mencetaknya.

(Namakamu) berdiri di samping Iqbaal untuk mengetahui figura mana yang tengah di lihat oleh laki-laki itu, "Dari dulu kita sering banget foto bareng, tapi nggak ada satupun yang aku cetak."

"Kenapa foto yang ini?"

(Namakamu) mengulas senyumnya, "Moment saat itu bersejarah banget buat aku, di mana aku ketemu kamu secara langsung dengan status yang beda dari sebelumnya."

Iqbaal terkekeh sebentar, ya moment saat itu memang amat sangat bersejarah bagi mereka berdua. Iqbaal bahkan masih ingat bagaimana tegangnya gadis itu saat berada di sampingnya, padahal mereka seringkali berbincang melalui video call.

Iqbaal mencubit gemas pipi gadisnya, namun seketika raut wajahnya berubah jadi menyeramkan, "Ganti baju!" serunya.

(Namakamu) mendengus setelah wajah manis Iqbaal luntur dan berganti dengan wajah menyebalkan menurutnya, dia tidak bicara. Hanya berdecak, lalu pergi menuju ruang privasinya.

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang