Indonesian Independence Day!💙 MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
SELAMAT DATANG JUGA UNTUK PEMBACA BARU💙
Happy Reading📖
✉✉✉
Siang ini, Iqbaal sudah berada di rumah (Namakamu). Menunggu gadis itu yang tengah bersiap karena sesuai dengan janjinya kemarin bahwa Iqbaal akan mengajak gadisnya untuk berjalan-jalan.
Tidak ada destinasi khusus, hanya saja mereka akan menghabiskan waktu berdua di luar rumah. Hal yang sangat jarang mereka lakukan, apalagi semasa masih berhubungan jarak jauh.
Iqbaal merasakan sebuah tepukan di bahunya, rupanya itu ulah sang gadis yang kini terlihat makin cantik dengan setelan sederhananya. Hanya sebuah tanktop hitam dibalut dengan jaket jeans, sementara bawahannya celana berwarna hitam yang menutupi kakinya hingga sebetis.
Seperti biasa, gadisnya yang mageran itu hanya membiarkan rambutnya tergerai tanpa ada tambahan curly dibagian bawah ataupun aksesoris lain yang sengaja ditempel di sana. Dan wajahnya pun terlihat sama naturalnya dengan rambutnya. Kesederhanaan yang Iqbaal suka dari dulu.
"Lama, ya?" tanya (Namakamu) pada Iqbaal yang sedari tadi hanya diam memperhatikannya, wajahnya mulai memerah jika ditatap sebegitu intensnya dengan Iqbaal.
Iqbaal terkesiap lalu menggelengkan kepalanya dengan santai, "Enggak, kok. Pamit dulu, ya." ujar Iqbaal. (Namakamu) mengangguk kemudian mengajak Iqbaal bertemu dengan Indah yang tengah berada di dapur.
"Mama, aku sama Iqbaal pergi dulu, ya." ucap (Namakamu).
Indah menghentikan kegiatan untuk melihat sang anak kemudian memberikan senyuman hangatnya, "Yaudah, kalian hati-hati. Pulangnya jangan sampe malem, ya, Baal."
"Pasti, tante."
(Namakamu) mengalihkan pandangannya kearah penjuru rumah, "Papa mana, Ma?"
"Udah, kalian berangkat aja! Biar Mama yang pamitin sama Papa."
Keduanya mengangguk sebelum akhirnya mencium punggung tangan Indah secara bergantian lalu pamit pergi.
Sejak masuk ke dalam mobil, (Namakamu) tidak berhenti berbicara perihal apapun yang dia lihat di ponselnya. Sementara Iqbaal yang ada di sampingnya hanya bisa terkekeh atau tersenyum ketika mendengar ucapan gadis itu.
(Namakamu) bergumam pelan, "Nanti kita nonton, kan? Aku pengen banget nonton film yang belum lama rilis,"
Iqbaal terdiam berpikir kemudian menganggukkan kepalanya, "Boleh, tapi kita makan siang dulu."
Bibir (Namakamu) mengerucut begitu Iqbaal mengeluarkan ucapannya, "Aku mau nonton."
"Kita tetep nonton, tapi makan siang dulu."
(Namakamu) menggeleng dengan tegas, "Nggak mau! Nanti kalo keburu sore gimana?!" sungut gadis itu membuat Iqbaal secara tidak sadar mendengus sebal.
"Kita cuma makan siang, sayang. Paling nggak nyampe satu jam." ujar Iqbaal dengan lembut, sebelah tangannya menggenggam jemari (Namakamu) lalu dia kecup punggung tangan gadis itu.
(Namakamu) mendengus, jika sudah diperlakukan seperti ini mau tidak mau dia menuruti keinginan Iqbaal. Lagi pula, Iqbaal mengajaknya untuk makan. Bukan kerja rodi.
Iqbaal meminta gadisnya untuk turun setelah sampai di sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah gadisnya, berjalan masuk beriringan ke dalam cafe tanpa ada embel-embel berpegangan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanfictionKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]