#24

6.6K 759 44
                                    

(Namakamu) sibuk fokus pada layar laptop tanpa mempedulikan keberadaan Iqbaal yang sejak tadi berada di rumahnya. Pagi tadi saat (Namakamu) baru saja selesai membersihkan badannya, tiba-tiba rumahnya yang sepi ini kedatangan tamu yang membuat (Namakamu) memutuskan untuk melihat tamu itu sendiri karena tidak ada siapapun yang bisa dimintai tolong untuk membukakan pintu.

(Namakamu) benar-benar terkejut melihat Iqbaal yang sudah berdiri di pintu utamanya sepagi itu, membuat dirinya tentu saja mengomel panjang lebar.

Seharusnya, laki-laki itu istirahat di rumah setelah akhir-akhir ini sibuk menjalani kegiatan syuting yang lumayan padat. Bahkan mereka tidak sempat bertemu. Namun, Iqbaal selalu memiliki jawaban yang membuat (Namakamu) mendengus dan menyerah. Membiarkan laki-laki itu masuk ke dalam rumahnya.

(Namakamu) baru tersadar bahwa Iqbaal sudah tidak mengeluarkan ocehannya membuat dia menoleh untuk memandang laki-laki itu yang tengah tertidur, napasnya terdengar berat menandakan selelah apa laki-laki itu.

"Kan, udah di bilang istirahat di rumah. Ngeyel!" rutuk (Namakamu) pelan seraya mendekat kearah Iqbaal.

Untungnya, laki-laki itu merebahkan tubuh panjangnya di sofa yang lumayan besar dan nyaman sehingga Iqbaal tidak akan merasa pegal di badannya ketika bangun nanti.

Iqbaal melenguh ketika (Namakamu) menyibak poni depannya yang sudah mulai menutupi area matanya, gadis itu tersenyum geli melihat tingkah Iqbaal yang polos ketika tidur sebelum akhirnya dia dibuat terkejut dengan dering ponsel milik Iqbaal yang memang sengaja laki-laki itu letakkan diatas meja.

Ada panggilan masuk dari Kak Patrick selaku produser CJR, ingin rasanya dia membangunkan Iqbaal tapi tidak tega melihat bagaimana nyenyaknya laki-laki itu tertidur. Namun, jika tidak di bangunkan takutnya ada hal penting yang ingin Kak Patrick tanyakan.

"Baal," setelah terdiam sebentar akhirnya dia memutuskan untuk membangunkan Iqbaal pelan-pelan, "Bangun, ada telpon."

Iqbaal kembali melenguh seraya mengerjapkan matanya, "Dari siapa?" tanya Iqbaal. Suaranya masih terdengar parau, khas orang yang baru bangun dari tidurnya.

"Kak Patrick."

Iqbaal langsung membuka matanya, beranjak dari posisinya hingga duduk tegak di samping (Namakamu) kemudian menerima ponsel yang diberikan oleh gadisnya.

"Halo, Kak. Iya, aku baru bangun tidur.." ucap Iqbaal seraya mengusap wajahnya yang masih terlihat lesu.

(Namakamu) memilih untuk pergi ke dapur sebentar dan kembali dengan segelas minuman untuk Iqbaal, supaya kekasihnya terlihat lebih segar.

"Makasih," ucap Iqbaal tanpa suara begitu (Namakamu) meletakkan minuman tersebut di atas meja disertai dengan senyuman manisnya, sementara telpon masih tersambung membuat (Namakamu) memilih untuk membereskan laptopnya. Memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya nanti malam.

"Iya, nanti aku ke sana." ucap Iqbaal kemudian memutuskan sambungan tepat setelah (Namakamu) selesai membereskan tugas-tugasnya. Memilih untuk mendudukkan dirinya disamping Iqbaal.

Iqbaal meletakkan ponselnya diatas meja kemudian mengalihkan pandangan kearah (Namakamu), "Tadi habis ngapain, sih? Fokus banget sama laptop."

(Namakamu) tersenyum kecil, membiarkan Iqbaal yang kini menyandarkan kepala di bahu miliknya, "Aku ada tugas, bikin naskah. Mumpung tadi lagi punya ide, makanya buru-buru dikerjain." jelas (Namakamu).

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang