#15

7.7K 754 75
                                    

Iqbaal melihat sang gadis yang hanya memberikan cengiran khasnya begitu mendengar cibiran yang Iqbaal berikan, pandangannya beralih kearah pakaian yang dikenakan gadisnya.

"Jangan keseringan pake baju kayak begini, nanti masuk angin." ujar Iqbaal.

Gadis itu tersenyum mendengar ocehan Iqbaal yang begitu memperharikan dirinya, "Biarin, lah. Lagian mau tidur juga."

Iqbaal mendengus kemudian beranjak dari duduknya membuat dahi (Namakamu) mengernyit, "Kamu mau ke mana?"

"Ke dapur, ambil makanan buat kamu."

"Ikut!"

"Yaudah, ayo!" Iqbaal memandang (Namakamu) yang tak juga beranjak dari posisinya, gadis itu hanya menjulurkan kedua tangannya, "Kamu ngapain?"

"Gendong." pinta (Namakamu) membuat Iqbaal terkekeh, dia mencubit hidung gadis itu saking gemasnya lalu memposisikan dirinya berjongkok dihadapan gadisnya.

(Namakamu) langsung melingkarkan tangannya di sekitar leher Iqbaal begitu Iqbaal mulai bangkit dengan dia yang ada di punggungnya, "Berat, nggak?"

"Dari dulu kamu udah berat, tapi sekarang makin berat."

"Ih! Masa, sih? Perasaan aku jarang makan!" sungut (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum geli.

Setelah sampai di meja makan, Iqbaal segera menurunkan gadisnya dan mendudukannya di kursi.

"Mau makan apa?" tanya Iqbaal seraya menyendokkan nasi untuk gadisnya.

(Namakamu) memandang beberapa jenis lauk yang sudah tersedia di atas meja tanpa tersentuh oleh siapapun, "Aku mau.. Perkedel sama sop ayam aja."

Iqbaal langsung mengambil menu makanan yang barusan disebut oleh (Namakamu), "Mau makan di sini, atau di mana?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) segera menunjuk ruang tengah seraya memandang Iqbaal, "Di sana, biar sekalian bisa nonton."

Iqbaal terkekeh, "Jam segini mau nonton apa? Sinetron udah aneh semuanya."

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya, "Biar nggak sepi."

Iqbaal mengangguk untuk menyetujui permintaan gadisnya, dia menyuruh (Namakamu) untuk membawa segelas air sementara dia membawa piring yang sudah berisikan makanan untuk gadisnya.

"Biar aku suapin, ya." ucap Iqbaal begitu mereka duduk di sofa, berhadapan dengan televisi yang sudah menyala.

Iqbaal melayangkan sesendok nasi dan lauk kehadapan mulut (Namakamu), gadis itu memundurkan wajahnya membuat Iqbaal mengerutkan dahinya.

"Kenapa?"

"Kamu udah makan?" tanya (Namakamu) yang di balas gelengan santai oleh Iqbaal.

"Aku nggak mau kalo makan nya cuma sendiri, kamu juga makan!"

Iqbaal tersenyum kemudian mengangguk, "Iya, nanti pas pulang."

(Namakamu) menggeleng tegas, pertanda bahwa dia tidak ingin kemauannya dibantah, "Sekarang, bareng!"

"Aku cuma bawa satu sendok, bentar aku ambil lagi," Iqbaal hendak kembali berdiri dari duduknya, namun (Namkamu) segera mencegahnya.

"Udah, nggak usah. Pake sendok itu aja."

"Nggak papa?"

"Ya, emangnya kenapa? Pokoknya, kamu harus makan!"

Iqbaal tersenyum mendengar penuturan gadisnya, "Iya, sayang. Mending sekarang kamu buka mulut kamu, pegel nih!"

(Namakamu) membuka mulutnya, langsung saja Iqbaal memasukkan sesendok nasi beserta lauknya ke dalam mulut (Namakamu).

"Kamu juga!" perintah (Namakamu). Iqbaal terkekeh pelan mendengar ucapan gadisnya.

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang