#38

5.6K 830 81
                                    

Hai semuanya....

Cuma mau ngasih tau kalo untuk revisi kali ini akan banyak part yang berubah, ada yang hilang atau muncul bagian baru.

Bahkan mungkin ada yang hampir satu part berubah semua. Mungkin untuk pembaca lama, ada dari kalian yang merasa kurang nyaman sama revisi kali ini dan aku mohon maaf untuk hal itu..

Di sini, aku berusaha semaksimal mungkin merubah supaya jadi lebih baik lagi meski nggak baik-baik amat. Setidaknya, enak untuk dibaca kali ya ehehe

Untuk endingnya, mungkin agak beda juga dari yang sebelumnya:)))

Selamat membaca semuanya:)

✉✉✉

(Namakamu) keluar dari kamar Ody setelah selesai membersihkan tubuhnya, dia kembali ke ruang keluarga yang kini sudah ada Ody, Rike dan juga Herry di sana. Tidak ada Iqbaal, mungkin masih di kamarnya.

"(Namakamu), nginep lagi?" sapa Herry begitu melihat kehadiran (Namakamu). Gadis itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

"Iya, Yah."

"Sini, duduk di sebelah Ayah. Udah lama nggak ngobrol sama kamu." ucap Herry membuat (Namakamu) mau tidak mau terduduk disamping pria paruh baya itu.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Herry pada (Namakamu).

Gadis itu tersenyum sejenak sambil melirik Iqbaal yang rupanya baru saja hadir diantara mereka, "Baik-baik aja, Yah. Tapi udah mulai sibuk sama latihan soal buat ujian sih, semoga aja ujian nanti bisa berjalan lancar."

"Aamiin."

"Terus, rencananya kamu mau lanjut kuliah di mana?" tanya Ody, ikut antusias memberikan pertanyaan.

"Aku rencana mau ambil Universitas Indonesia," ucapanya. Mata Ody langsung berbinar mendengar jawaban yang (Namakamu) berikan.

"Semoga bisa terwujud, ya." ucap Herry seraya mengusap puncak rambut (Namakamu), pandangannya beralih kearah Iqbaal, "Kamu sendiri gimana, Baal? Jadi kuliah di Luar Negeri?"

"Hah?!" tubuh (Namakamu) menegang setelah mendengar pertanyaan Herry. Dia tidak tau mengenai hal ini.

Iqbaal tersenyum seraya menegakkan posisi duduknya, "Jadi, aku udah rencana buat ambil di Australia aja. Biar nggak jauh dari Indonesia."

Tubuh (Namakamu) langsung melemas setelah mendengar pertanyaan Iqbaal, dia bahkan hanya sedikit menundukkan kepalanya karena tidak sanggup untuk menjawab ucapan Iqbaal. Jika seandainya laki-laki itu benar mengambil kuliah di Luar Negeri lantas bagaimana hubungan mereka? Hanya diberi jarak antara Jakarta dengan Bandung saja sudah rumit sekali, tidak ada waktu untuk bertemu. Apalagi beda Negara, yang membahas bukan hanya soal perbedaan jarak tapi juga waktu.

"Kamu yakin, Le? Nggak mau cari Universitas yang di sini aja?" tanya Ody kembali memastikan, "Masa kamu ninggalin Teteh di sini sendirian?"

"Cuma Australia, Teh."

"Mau di mana aja, kalo udah disebut Luar Negeri artinya jauh!" sungut Ody kesal membuat Iqbaal terkekeh kecil.

Herry menghembuskan napasnya, dia merasa senang mendengar pernyataan bahwa anak lelakinya menginginkan kuliah di luar Indonesia. Tapi tak dipungkiri bahwa dia juga merasa sedih, apalagi kala Ody mulai menunjukkan wajah murungnya karena tidak terima dengan keputusan Iqbaal.

"Ayah terserah kamu, asal bisa jaga diri." ucap Herry pada akhirnya yang tanpa sadar membuat dua perempuan muda diantara mereka terdiam.

"Bunda juga sama kayak Ayah. Kamu udah dewasa, pasti bisa tau mana hal yang baik dan buruk untuk kamu."

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang