(Namakamu) tidak berani melihat Iqbaal yang kini menatap tajam kearahnya. Heran, mengapa Iqbaal datang-datang dengan raut wajah emosi seperti ini? Mengapa jadi terbalik begini?
"Ngapain aja kamu hari ini?" tanya Iqbaal dengan nada dinginnya membuat dahi (Namakamu) mengerut bingung, namun sebisa mungkin dia menjawab pertanyaan dari sang kekasih meski nadanya terdengar ragu.
"A-aku main."
"Sama Rian, kan? Ngapain aja kamu sama dia?"
(Namakamu) tidak menangkap maksud dari pertanyaan Iqbaal, "Kenapa jadi bahas Rian, sih? Kita cuma main doang, Baal."
Iqbaal mendekatkan posisi berdirinya dengan (Namakamu) hingga tidak ada jarak yang tersisa, tatapan mengintimidasi yang Iqbaal berikan membuat bulu kuduk (Namakamu) meremang.
"Kamu tidur sama Rian?"
(Namakamu) membulatkan matanya kemudian mendorong dada Iqbaal kencang, "Kamu pikir aku cewek murahan?!" sungut (Namakamu), menatap Iqbaal tidak menyangka karena bisa mengeluarkan pertanyaan seperti itu.
"TERUS KENAPA KAMU BISA BERDUAAN SAMA RIAN?"
"Aku nggak berduaan, kita rame-rame. Bahkan ada Dianty juga."
"BOHONG!" sentak Iqbaal membuat (Namakamu) terlonjak, tatapan mata Iqbaal yang tajam membuat dirinya meluruh dengan air mata yang mulai menggenang disekitar matanya.
Iqbaal membentaknya.
"Jangan mentang-mentang aku bakal ninggalin kamu, bukan berarti kamu bisa pergi sama laki-laki lain. Aku masih pacar kamu!" ucap Iqbaal penuh penekanan, tangannya bahkan bergerak dengan jari telunjuk yang menunjuk kearah gadisnya.
"NGOMONG! JANGAN DIEM AJA!"
(Namakamu) belum mengeluarkan kalimatnya karena dirinya masih terkejut dengan bentakan-bentakan yang Iqbaal berikan. (Namakamu) tidak mengerti kenapa Iqbaal bisa berkata demikian.
(Namakamu) mengusap air matanya lalu memandang Iqbaal dengan tenang, "Sebenernya, maksud dan tujuan kamu dateng kesini itu untuk apa?"
Iqbaal berdecih kemudian berkacak pinggang, tanpa mau menjawab pertanyaan dari sang gadis.
"Aku bahkan nggak tahu titik permasalahannya ada di mana, tapi kamu dateng-dateng langsung bersikap bar-bar kayak gini. Nggak seperti biasanya," (Namakamu) menatap Iqbaal sendu, matanya kembali berkaca melihat Iqbaal yang kini mengalihkan pandangan darinya. Iqbaal enggan menatap kearahnya.
(Namakamu) memejamkan matanya, mencoba mengingat dengan keras apa saja yang sudah dia lakukan hari ini sehingga bisa membuat Iqbaal murka tanpa terkendali. Matanya kembali terbuka setelah mengetahui satu jawaban.
"Kamu curiga sama hubungan aku dan Rian?"
Pertanyaan itu sukses membuat Iqbaal memutar wajah dan memandang (Namakamu), kini gadis itu tahu apa penyebab Iqbaal bersikap seperti ini padanya.
(Namakamu) tersenyum miris, "Kalo kamu merasa terusik dengan itu semua, mending kita selesai disini aja."
Mata Iqbaal membulat mendengar ucapan gadisnya. Apa maksudnya? Putus?

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanficKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]