#8

9.4K 859 18
                                    

Iqbaal menyisir rambutnya yang sudah menggunakan sedikit pomade, lalu menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuhnya secara berkali-kali hingga bau harum itu menguar kepenjuru kamar. Dia tersenyum memandang pancaran dirinya yang ada di cermin sebelum akhirnya keluar dari kamar. Menghampiri Rike, Herry dan juga Ody yang kini bersiap untuk menyantap makan siangnya.

"Mau kemana kamu, Le? Udah rapih begitu? Ada janji sama anak CJR?" tanya Herry setelah melihat sang anak yang kini duduk di hadapannya.

Senyum cerah di bibir Iqbaal tidak pernah luntur sedari tadi, "Emang ada janji, Yah. Tapi bukan sama anak CJR."

Sabtu siang ini, Iqbaal memang akan menepati janjinya untuk bermain di rumah (Namakamu). Ingin mengobrol dengan ayah gadisnya yang sudah lama tidak dia temui.

Ody mengerucutkan bibirnya secara tiba-tiba, "Kapan mau ajak (Namakamu) ke sini?! Teteh udah kangen banget."

Iqbaal terkikik geli, "Sabar, Teh. Nanti kalo ada waktu aku bakal ajak dia ke sini, kok."

"Emang dia udah di Jakarta?" tanya Rike dan Herry hampir bersamaan.

Iqbaal langsung menganggukkan kepalanya, "Iya, udah dari beberapa hari yang lalu. Ini, sekarang aku mau ke rumah dia. Papanya minta ketemu." ujar Iqbaal disertai dengan senyuman malunya kala melihat tatapan meledek dari semua anggota keluarganya.

"Ajak dia buat ke sini, besok! Teteh mau ketemu!" seru Ody dengan sedikit heboh membuat Iqbaal meringis namun merasa senang, karena keluarganya yang begitu antusias menunggu gadisnya.

"Boleh juga yang dibilang sama Teteh, ajak dia ke sini besok. Mumpung ayah libur." ucap Herry membuat Iqbaal mengangguk dengan semangat empat lima.

"Yaudah, sekarang kalian makan dulu. Nanti kalo udah dingin, pada komentar semua." omel Rike membuat Herry, Ody dan Iqbaal tertawa renyah.

Iqbaal menghabiskan makan siangnya dengan cepat lalu pamit kepada semua anggota keluarganya untuk pergi bermain di rumah gadisnya, dia juga izin untuk membawa kendaraan pribadinya seorang diri tanpa harus di supiri oleh mang ujang.

Iqbaal memandang wajahnya di kaca yang ada di mobil, membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena diacak-acak oleh bundanya. Setelah rapi, dia mengeluarkan ponsel untuk menelpon gadisnya.

"Aku mau otw, yaang. Kamu mau dibawain apa?" ucap Iqbaal seraya menyalakan mesin mobilnya.

"Es krim!" seru gadis itu dengan semangatnya membuat Iqbaal berdecak malas.

"Es krim terus, nanti sakit baru tau rasa." cibirnya, dia mulai menjalankan mobil keluar dari area perkarangan rumahnya.

"Yaudah, nggak usah dibeliin apa-apa." cetus gadis itu membuat Iqbaal tersenyum, meski dia tahu bahwa senyum itu tidak akan dilihat oleh gadisnya.

"Ngambek aja."

Tidak ada jawaban dari gadisnya, yang membuat Iqbaal semakin yakin bahwa gadis itu merajuk. Biar saja.

"Yaudah, aku udah jalan nih. Aku tutup telponnya ya, bye sayang." Iqbaal mematikan sambungan secara sepihak lalu terkikik geli seraya meletakkan ponsel di kursi sampingnya.

Dia kembali melanjutkan perjalanan tak lupa untuk membeli apa yang diinginkan gadisnya. Tidak hanya itu, dia juga membeli beberapa makanan ringan dan juga brownies coklat yang biasa dibeli oleh bundanya untuk dia berikan pada keluarga gadisnya.

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang