MAAF KALO CERITANYA GARING + BANYAK TYPO:*
HAPPY READING✉✉✉
Niatan untuk melanjutkan pembuatan naskah saat malam setelah menemani Iqbaal berkumpul pun hanyalah sebuah rencana, karena laki-laki itu mengajaknya berkeliling tak tentu setelah selesai membahas masalah mini konser dengan yang lain hingga dia baru bisa pulang ke rumah setelah jam makan malam. Tentunya dia sudah makan malam bersama Iqbaal.
Dia bahkan merasa kelelahan hingga memutuskan untuk langsung tidur usai membersihkan badannya karena keesokan harinya harus kembali menghadapi sekolah.
Akhirnya dia baru memiliki waktu untuk lanjut membuat naskah setelah pulang sekolah, begitu fokus karena kebetulan ide cerita sudah menggerumul di dalam pikirannya. Saking fokusnya, dia bahkan menghiraukan ponselnya yang berbunyi. Dia tidak ingin semua ide itu hilang hanya karena dia asik bermain dengan ponsel.
Karena (Namakamu) adalah gadis pelupa.
Merenggangkan semua sendi dijari-jarinya sehingga menghasilkan bunyi seperti tulang yang patah, (Namakamu) juga merenggangkan badannya karena punggungnya terasa pegal sambil mengerjapkan mata yang terasa perih akibat menatap layar laptop.
Matanya melirik kearah jam yang menempel di dinding, sudah pukul 6 sore. Tidak terasa ternyata dia sudah hampir 4 jam berkutat membuat naskah terhitung sejak jam 2 siang.
(Namakamu) berdiri dari duduknya kemudian bersiap untuk mandi, dilanjut dengan sholat maghrib.
Selesai melakukan semuanya (Namakamu) langsung duduk di hadapan meja belajar, kembali fokus dengan laptop dan mengetikkan ribuan kata di dalamnya. Bahkan ajakan Indah untuk makan malam pun dibaikan begitu saja.
Wajahnya berbinar begitu naskahnya selesai masa pengetikkan, tinggal proses editing karena takut ada kesalahan kecil namun bisa menjadi fatal dalam ceritanya.
Matanya menoleh kearah ponsel yang menyala tanpa suara karena dia mengaktifkan mode silent, matanya membulat begitu melihat nama Iqbaal tertera di sana. Saking paniknya, dia malah membiarkan panggilan tersebut hingga terputus.
Melihat banyaknya panggilan yang di lakukan oleh Iqbaal membuat dirinya meneguk ludah sendiri, matanya melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 9 lewat 30 menit. Pantas saja Iqbaal membombardir panggilan telponnya, terakhir dia mengabari laki-laki itu adalah siang tadi. Sebelum dia fokus pada naskahnya.
"Mati, gue!" rutuk (Namakamu) begitu panggilan dari Iqbaal kembali tertera di layar ponselnya, dia berdehem sejenak sambil berpikir alasan apa yang harus dia gunakan pada Iqbaal.
"Halo," (Namakamu) mengangkat panggilan tersebut.
Terdegar helaan nafas dari seberang sana, "Kamu kemana aja, sih? Aku ngabarin dari tadi nggak dibales-bales!"
"Maaf, aku.." (Namakamu) meringis mendengar rutukan di seberang sana, rutukan orang yang sedari tadi menunggu balasan darinya. Dia kembali memutar otak mencari alasan hingga hening beberapa detik kedepan, "Aku baru bangun tidur."
"Yakin?"
"Yakin, makanya nggak angkat telpon kamu. Maaf, ya." (Namakamu) menggigit bibir bawahnya dengan takut kala tidak mendapatkan respon sama sekali dari Iqbaal.
"Baal," cicit (Namakamu) pelan, tidak ada jawaban. Hanya sebuah helaan napas yang dikeluarkan oleh laki-laki itu.
"Aku tau kamu bohong," pernyataan yang dilontarkan oleh Iqbaal membuat (Namakamu) membulatkan matanya.
"Apaan, sih?"
"Kamu bohong sama aku, kan? Tadi aku tanya Tante Indah, katanya kamu di kamar sejak pulang sekolah."
![](https://img.wattpad.com/cover/121047885-288-k114522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)
FanfictionKarena kamu adalah pilihanku sequel of LDR Rank # 649 in Fanfiction [30/10/2017] 75 in fanfiction [7 maret 2018]