#37

5.6K 759 54
                                    

Haiii:))))

Happy reading📖

✉✉✉

(Namakamu) memandang Iqbaal yang sudah selesai memangkas rambutnya, kini laki-laki itu tengah fokus dengan urusan pembayarannya.

"Gimana?" tanya Iqbaal membuat (Namakamu) mengerjapkan matanya, kemudian memandang Iqbaal dengan dahi yang mengerut pertanda bahwa dia tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Iqbaal.

Iqbaal terkekeh pelan, "Gimana penampilan aku?"

(Namakamu) langsung berbinar, "Makin ganteng, pastinya."

Ucapan (Namakamu) membuat Iqbaal mengulum senyum dengan pipi yang memerah, dia langsung mengeluarkan ponsel lalu meminta salah satu pekerja yang ada di sini untuk memfotokan dirinya bersama dengan sang gadis.

"Kalo kayak gini kan aku makin sayang." ucap (Namakamu) yang sedari tadi tidak ada bosannya memuji Iqbaal yang terlihat semakin tampan setelah memangkas rambutnya.

Iqbaal tertawa untuk menghilangkan rasa menggelitik yang ada disekitar perutnya, rasanya begitu menyenangkan mendapat pujian dari sang gadis yang amat sangat jarang dia dapatkan. Iqbaal menggenggam tangan gadisnya kemudian membawanya keluar dari tempat memotong rambut ini.

"Ada yang mau kamu beli?" tanya Iqbaal pada (Namakamu) yang sejak tadi menolehkan wajahnya ke penjuru Mall, siapa tau sang gadis menginginkan sesuatu.

(Namakamu) menoleh kearah Iqbaal kemudian menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, udah sore juga. Mending langsung pulang aja, yuk!"

Mereka memilih untuk langsung pergi menuju parkiran dan (Namakamu) yang memaksa meminta pada Iqbaal untuk kembali membawa mobil, kali ini tidak ada bantahan karena Iqbaal sudah mengetahui bagaimana rasanya ketika sang gadis membawa mobilnya. Lagi pula, Iqbaal merasa lelah dan pegal di seluruh badannya.

"Kalo capek tidur aja, nanti aku bangunin pas udah sampe." ucap (Namakamu), kepala dan tangannya bergerak seirama dengan musik yang tengah mereka dengarkan.

Iqbaal terkekeh melihat tingkah gadisnya yang begitu senang hari ini, terlihat dari binar-binar yang muncul di matanya.

"Emangnya, nggak papa kalo aku tinggal tidur? Kamu nggak bosen nyetir sendirian?" tanya Iqbaal dengan serius.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya tanpa melihat kearah Iqbaal. Bukan sebuah masalah yang besar, karena jarak antara Mall dengan rumah Iqbaal sudah tidak terlalu jauh.

"Santai, sih. Udah, kamu istirahat aja." ucap (Namakamu) yang nyatanya tidak dituruti oleh Iqbaal. Laki-laki itu malah mengajaknya mengobrol hingga mereka sampai di kediaman laki-laki itu.

Keduanya keluar dari mobil secara bersamaan lalu berjalan menuju pintu utama, mereka mengucap salam setelah membuka pintu yang disambut dengan antusias oleh Ody, "(Namakamu),"

Bukannya menyapa sang adik, perempuan berhijab itu malah menyambut (Namakamu) bahkan memeluknya dengan erat seolah mereka tidak bertemu dengan jangka waktu yang lama. Tetehnya ini memang tipikal perempuan yang seringkali melebih-lebihkan keadaan.

"Bunda mana, Teh?" tanya Iqbaal membuat Ody melepaskan pelukannya dengan sang kekasih dari adiknya.

"Bunda di dapur, mau nyiapin makan malam." ucap Ody membuat Iqbaal langsung menarik lengan sang gadis dan membawanya menuju dapur, Ody pun mengikuti mereka dari belakang.

Terlihat Rike yang tengah sibuk menggoreng sesuatu, "Bunda." sapa (Namakamu) membuat Rike menoleh.

"Eh, (Namakamu) sama Iqbaal udah pulang. Gimana konsernya?" tanya Rike pada kedua anak remaja di hadapannya membuat Ody langsung turun tangan untuk menggantikan Rike menyiapkan makan malam.

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang