43 - Same

1K 138 10
                                    


"Aku dan Seulgi dijodohkan."

Perkataan Sehun membuat Chanyeol ingin segera menghabisinya sekarang juga. Namun, pada saat ia ingin bergerak maju, Yoona sudah lebih dulu berjalan mendahuluinya.

Yoona menatap Sehun dengan mata berair nya.

"Aku ..menyerah. Maafkan aku."

Yoona melangkah mundur dengan pelan, dan berjalan keluar dari apartment Sehun.

Ini tidak bisa dibiarkan. Batin Chanyeol menggebu-gebu.

"Kalian menyutujui perjodohan itu?!"tanya Chanyeol emosi.

"Tidak! Aku tidak pernah menerima perjodohan itu, percayalah padaku, Yeol"balas Seulgi lirih.

Chanyeol merasa tidak tega melihat Seulgi yang sudah menangis terisak seperti itu, membuat hati nya merasa sakit. Tapi, dengan apa yang sudah terjadi ia tidak sanggup untuk menerima. Di sisi lain, ia ingin percaya pada Seulgi, namun, karena saking sakit hatinya ia menjadi semakin marah dan terluka.

Chanyeol menundukkan kepalanya, "Aku tidak menyangka kalau orang tua kalian sendiri yang menjodohkan kalian.." Chanyeol memberi jeda pada ucapan nya.

"Ya, aku tau, pilihan orang tua itu selalu adalah yang terbaik bukan? Jadi biarlah itu terjadi, walaupun hati yang tersakiti tidak sanggup untuk menerima nya."ucap Chanyeol dan membalikkan badannya, keluar dari apartment Sehun.

"Chan!" Seulgi ingin mengejar Chanyeol, tapi Sehun menahannya.

"Berilah ia waktu untuk menyendiri, aku yakin pasti ia mengerti apa yang kita rasakan, lagipula perjodohan ini tidak akan berlangsung lama. Aku akan menghentikannya secepat mungkin."kata Sehun geram.

Seulgi pun hanya mengangguk dan kembali menundukan kepalanya, ia menangis lagi. Ia sakit hati melihat Chanyeol seperti ini, ia tahu bahwa Chanyeol sangat kecewa pada nya, tapi mau bagaimana lagi? Ia takut untuk berbicara dengan Ayahnya. Ayahnya sudah menegaskan bahwa tidak ada yang bisa mengganggu gugat perjodohan ini. Tapi yang pasti ia dan Sehun tetap akan membatalkan perjodohan bodoh ini.

"Perjodohan sialan!"umpat Sehun sambil mengacak rambutnya.

******

Chanyeol menghentikan langkahnya ketika ia melihat Yoona yang tengah duduk dihalte bus sambil melamun. Pipi Yoona penuh aliran air mata dan matanya yang membengkak. Chanyeol merasa iba melihatnya. Ia tau rasanya sesakit apa, karena mereka berdua merasakan sakit yang sama.

Chanyeol duduk disamping Yoona, namun sepertinya Yoona tidak menyadarinya.

"Kau langsung menyerah begitu saja?"tanya Chanyeol.


Yoona tidak merespon.


"Aku tahu rasanya seperti apa,"kata Chanyeol sambil menerawang kedepan, melihat kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang.

Yoona mendongak dan menatap ke arah jalan. "Aku tidak tahu mengapa aku bisa membuat keputusan secepat itu."ucap Yoona sambil menghapus air matanya.

"Tapi, rasanya aku ingin menyerah saja."

"Sama seperti diriku, aku tidak sanggup menerima semuanya, rasanya terlalu berat. Hatiku tidak sanggup untuk menerimanya. Tapi apa boleh buat? Itu adalah pilihan orang tua mereka, mereka pasti harus mau menerimanya seberat apapun itu. Karena apa yang sudah orang tua mereka pilih kita tidak dapat mengganggu gugatnya."tutur Chanyeol.

You And I  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang