Yuri duduk didepan ruang operasi dengan keringat yang bercucuran dipelipis nya. Ia memijat pelipisnya, merasa pusing dengan kejadian tadi. Mengingat nya saja sudah membuat Yuri bergidik ngeri.
Ia menoleh ke arah Yoona yang duduk terdiam disampingnya. Wajahnya pucat dan keringat yang mengalir dipelipisnya. Baju yang ia kenakan penuh dengan noda darah yang sudah mengering. Kejadian tadi terngiang-ngiang didalam otaknya, bagaikan kaset rusak.
Sebelumnya...
Sora mengarahkan pisau lipat itu ke arah Yoona. Yoona tak tau harus berbuat apa ketika melihat Sora yang berjalan mendekatinya dengan senyuman yang menakutkan.
Tak menunggu lama lagi Sora berjalan cepat ke arah Yoona dan mengarahkan pisaunya tepat dijantung Yoona.
"YOONA!!!"
Yoona hanya pasrah sambil menoleh ke arah Yuri yang sudah berdiri diambang pintu dengan wajah pucat dan ketakutan.
Entah sial atau salah melangkah Sora menginjak high heels nya dan membuat nya terpeleset dengan gaya tengkurap.
Pisau lipat yang ia pegang tertancap didada bagian kanan nya yang berdekatan dengan collarbone nya.
Saat itu Yoona membulatkan matanya dan langsung berdiri dari tempatnya dan menghampiri Sora yang menjerit kesakitan.
Yuri langsung mengambil ponsel nya yang tergeletak disofa dan menelpon ambulans. Sedangkan Yoona mencoba memangku badan Sora.
Darah Sora mengalir begitu banyak didada nya. Yoona sudah tidak peduli lagi dengan kemeja nya yang basah karena darah. Yang ia pikirkan sekarang adalah keselamatan seseorang.
*****
Yoona menghela napasnya ketika ia melihat arloji nya yang sudah menunjukan pukul 1 malam. Sudah 3 jam lamanya ia dan Yuri menunggu didepan ruang operasi. Entah apa yang dilakukan para dokter bedah ditubuh Sora hingga sudah sampai berjam-jam. Membuat Yoona makin pusing saja.
"Kau tak apa?"Yoona menoleh kearah Yuri yang menepuk bahunya.
Yoona menganggukan kepalanya.
"Aku tak tahu kenapa Sora bisa jadi seperti psikopat. Semua tak ada yang tahu tentang dirinya, ia seperti orang yang misterius."ucap Yuri sambil menyandarkan tubuhnya disandaran kursi penunggu.
Yoona terdiam.
"Apakah dia seperti itu karena kita?"tanya Yoona tiba-tiba.
Yuri menyernyitkan keningnya tak mengerti. "Maksudmu?"
Yoona menegakkan tubuhnya.
"Karena kita membullynya."
Yuri terdiam. Ia memikirkan apa yang dikatakan Yoona adalah benar. Apa yang mereka lakukan dahulu membuat Sora seperti ini.
Baru saja Yuri ingin membalasnya tapi ia urungkan begitu ia melihat lampu pintu ruang operasi mati beserta dokter dan asistennya yang keluar.
Langsung saja Yoona dan Yuri berdiri sambil membungkuk pada dokter itu.
"Bagaimana keadaan teman kami?"tanya Yuri.Dokter tersebut tersenyum. "Teman kalian baik-baik saja, operasinya berjalan lancar. Kami hanya mengeluarkan pisau kecil yang tertancap didada nya."jawab dokter tersebut.
"Kalau begitu kami permisi."ucap dokter itu sekali lagi lalu pergi meninggalkan Yoona dan Yuri.
Yoona hanya tertunduk lemas, merasa bersalah. Yuri yang menyadarkan perubahan raut Yoona pun ikut tertunduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
You And I
FanfictionWARNING : BUKAN CERITA YG SEMPURNA (don't judge me) BAHASA BAKU a complicated love story. love is complicated. love is synonymous with sweet and bitter things. hopefully the sweet words bitter love above can give us a lesson in doing a relationship...