Yeonhwa, gadis yang sulit mengekspresikan emosinya dan memiliki pengetahuan terbatas. Ia berasal dari keluarga kecil yang sederhana serta bahagia. Namun, perekonomian keluarganya cukup buruk. Sampai suatu ketika, satu persatu keluarganya meninggalka...
Yeonhwa telah dipindahkan ke ruang pasien biasa. Pagi hari ini, ia terus melihat ke arah jendela kamarnya. Ia melihat burung - burung yang hinggap di batang pohon.
Klick
Suara pintu kamarnya mengalihkan pandangannya dari burung itu.
"Yeonhwa-ya~"
"Oh.. Kyungsik-ssi"
"Aku membuatkan mu bubur.. Makanlah.."
"Jinca-yo ?! Daebak! Kau pintar masak.. Kelihatannya sangat enak.."
"Cobalah.."
Kyungsik mengambil sendok dan mencoba menyuapi Yeonhwa.
"A..a..ku.. Bisa melakukannya sendiri.. Kau tak usah menyuapiku.."
"Jangan bergerak dan makanlah.. Aaaa~"
Yeonhwa menyantap suapan bubur dari Kyungsik.
"Hmmm.. Masisseo-yo~"
Kyungsik menyuapi Yeonhwa bubur yang ia buat hingga habis tak bersisa.
"Kyungsik-ssi.. Aku ingin bertanya.."
"Apa yang ingin kau tanyakan ?"
"Keluargaku dimana ? Mereka tak datang menjenguk ku ?"
"Keluargamu.."
"Ada apa ? Bicaralah ?"
"Appa, eomma, dan oppamu.. Mereka semua.. Telah tiada.."
"A..ah.. Begitu.. Apa aku punya adik ?"
"Tidak"
"A..ah.. Aku ternyata hidup seorang diri.."
"Yeonhwa-ya.."
"Ne ?"
"Bukalah liontin kalung yang kau pakai itu... Kau pernah bilang kepadaku kalau kalung itu pemberian oppa mu sebelum ia meninggal"
Yeonhwa membuka liontin kalung itu. Didalamnya ada foto Appa, eomma, dan Ji hoon, Yeonhwa. Yeonhwa tak sadar diri meneteskan air mata.
"K..kau.. Menangis ?"
"A..aku.. Menangis ?"
Kyungsik menghapus air mata Yeonhwa yang ada dipipi Yeonhwa memakai tangannya.
"Kyungsik-ssi.. Entah mengapa.. Saat aku membuka liontin ini dan melihat fotonya.. Aku merasa.. Ini pertama kalinya aku melihat wajah mereka.. Dan tanpa sadar.. Aku meneteskan air mata"
"Sudahlah.. Semua sudah berlalu.. Apa kau mau jalan - jalan ke taman rumah sakit ?"
"Ne.."
Yeonhwa dan Kyungsik berjalan ke taman rumah sakit dengan bergandengan tangan.
Entahmengapa.. Akumerasakankalauiasangattulusdenganku.. Sepertiiamenghangatkanhatiku yang dingin ini.. >Jyh
Mereka pun sampai di taman dan duduk di bangku taman.
"Kyungsik-ssi.. Bisakah kau menceritakan tentangku yang kau ketahui ?"
"Kau bekerja di restoran yang sama denganku. Kau tinggal sendiri di rumahmu yang tak jauh dari restoran tempat kita Bekerja. Kau, aku dan raehwa, kita telah bersahabat kurang lebih satu tahun lamanya. Dan satu hal yang harus kau tahu, aku mencintaimu meskipun kau tak pernah mencintaiku. Hanya itu yang bisa aku katakan"
"A..apa yang barusan kau katakan ?"
"Tak usah dipikirkan.."
"Kyungsik-ssi.."
"Kau duduk disini saja ya, jangan kemana - kemana, aku ingin ke toilet sebentar"
"Ne"
Kyungsik meninggalkan Yeonhwa ditaman itu.
Kenapa aku merasa kalau aku itu sangat jahat padanya ? Padahal.. dia lelaki yang baik >Jyh
Tak lama setelah Kyungsik pergi, Tiba - tiba Raehwa datang dan menuju ke arah Yeonhwa.
"Yeonhwa-ya !!"
"Raehwa-ssi !!"
"Ya! Jangan memanggil ku dengan ssi, kita ini sahabatan tau!!"
"Hmm, kalau begitu, aku akan datang kesini lagi besok"
"Ne.. Aku akan menunggu kedatanganmu"
"Kyungsik oppa hari ini tak kesini ?"
"Oh, Ani. Dia kesini, dia sedang pergi ke toilet"
"Ah.. Yeonhwa-ya.. Aku harap, ingatanmu segera pulih.."
"Aku juga sangat ingin ingatan ku kembali.. Ada banyak kebingungan di kepalaku saat ini.. Aku ingin tahu, mengapa aku menolak cintanya Kyungsik-ssi padahal dia adalah pria yang baik"
"Yah.. Dia memang pria yang baik.. kau menolaknya karena kau mencintai orang lain"
"Aku mencintai orang lain ?"
"Ne. Aku sendiri belum melihat orangnya secara langsung, dan kau tak pernah menceritakannya, tapi.. kalau tak salah.. kau pernah bilang nama pria itu adalah Min Yoon Gi"
"Min Yoon Gi ?"
Yeonhwa mengingat kejadian acak yang pernah ia alami bersama Yoongi. Karena ia mengingat banyak kejadian sekaligus, kepalanya merasakan sakit yang luar biasa.
"Aa..aaww.."
"Yeonhwa-ya ?!! Gwaenchana ?!!"
Yeonhwa menangis. Air matanya mengalir sangat banyak. Ia memegang kepalanya menahan rasa sakit itu.