"Na... Bangun... Sudah jam 7,"
Seketika gadis yang di panggil itu terbangun. Dengan masih lemas dan tidak bersemangat, gadis yang hampir berusia 19 tahun itu keluar dari kamar tidur dan langsung menuju ke kamar mandi.
Selesai mandi, dia langsung bersiap-siap dan segera pergi ke gang rumahnya untuk menunggu temannya menjemput. Tanpa sarapan terlebih dahulu, dia langsung pamit pada orang-orang rumah untuk berangkat kerja. Dia merasa tidak nyaman berdiam diri di rumah. Dia ingin segera keluar dari rumah. Baginya rumah bukan lah istana. Semakin bertambah usia, dia merasa asing di rumahnya sendiri. Entah kenapa.
»»»»»
Sementara itu saat ditempat kerja, dia selalu bisa tersenyum karena ada teman-teman yang membuatnya merasa bahagia.
"Aku laper nih," kata Ana.
"Beli kue yuk," ajak Ani.
"Yuk," jawab Ana semangat.
Setelah mengajak teman-temannya tapi mereka malah menitip, Ana dan Ani pun segera berangkat. Tidak lupa mereka izin kepada bos mereka. Dua gadis itu keluar dari tempat kerja menuju warung dekat tempat kerja mereka.
Di tempat lain, seorang ibu sedang ingin keluar rumah tapi berharap salah satu dari anak laki-laki nya mau mengatar nya, supaya ibu itu tidak pergi sendirian.
"Ron, anterin mama yuk...," ibu itu masuk ke kamar anak laki-laki ketiga nya dan berusaha membangunkan pemuda yang masih terlelap itu, padahal sekarang sudah pukul 8 pagi lebih.
"Aku masih ngantuk ma. Lagipula sekarang aku libur. Aku mau tidur sampai siang," rengek pemuda itu sambil berpindah posisi membelakangi ibu nya.
"Kebiasaan deh kamu. Ayo dong anterin mama. Mama malas nih bawa mobil sendirian," kata ibu itu manja sambil menggoyang-goyangkan tubuh anaknya.
"Aduh ma, sama yang lain aja," kata pemuda itu kesal sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Menerima penolakan dari anak laki-laki nya, ibu itu segera keluar kamar membiarkan anaknya menghabiskan masa libur kuliahnya.
Ibu itu turun ke lantai satu. Ada anak laki-laki terakhirnya di ruang keluarga. Ibu itu segera duduk di sebelah pemuda yang bisa di sebut anak kesayangan nya itu.
"Za, anterin mama dong," kata ibu itu semangat.
"Kemana ma ?," tanya pemuda itu antusias.
"Em... Ke butik batik. Mama pengen beli batik khas daerah ini. Ternyata ada loh... Mama baru tau deh," kata ibu itu tidak kalah antusias melihat reaksi anaknya.
"Ya udah ayo ma. Aku juga bosan di rumah cuma nonton TV,"
"Uuu... kamu emang anak kesayangan mama deh," ibu itu memeluk anaknya erat. Pemuda itu dengan hangat membalas pelukan mama nya.
Setelah itu mereka berdua melangkah keluar rumah menuju mobil berwarna merah di halaman rumah. Pemuda itu melajukan mobil nya meninggalkan rumah menuju tempat yang di maksud ibunya.
»»»»»
Beberapa menit kemudian, Mobil itu sampai di depan sebuah home industry. Ibu dan anaknya keluar dari mobil. Melihat pintu pagar yang terkunci dari dalam, membuat ibu itu harus mengeluarkan suara.
"Permisi...," teriak ibu itu agak keras. Ana dan Ani yang bekerja di halaman rumah melihat ke arah ibu itu. Ani yang paling dekat dengan pintu pagar pun segera membuka nya. Dia mempersilahkan ibu dan anaknya itu masuk.
Ana melihat ibu itu. Ibu itu juga melihat ke arah Ana. Mereka berdua tertegun. Mereka merasa seperti sudah lama tidak bertemu. Tapi mereka berdua merasa belum pernah bertemu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya