Karena rumah menjadi sepi setelah sarapan, Ana memilih mengecek lagi barang barangnya. Dia tidak mau ada satu hal kecil pun yang terlupa. Ana sibuk sendiri hingga siang. Ana sampai tidak memperdulikan jam tidur siangnya.
Pukul setengah satu siang, pak Tomi pulang kerja untuk menemani Ana makan siang. Karena anggota keluarga yang lain tidak bisa pulang. Ana dan pak Tomi makan siang dengan senang. Selesai makan siang pak Tomi kembali ke kantor. Ana mengantar sampai depan pintu.
Setelah pak Tomi pergi, Ana menonton tv sendirian hingga tertidur. Dia lupa tidak meminum obatnya.
"Aku pulang ," teriak Romi. Ana sebenarnya mendengar. Tapi karena masih mengantuk, dia hanya menggeliat dan kembali tidur.
Romi yang mendengar suara saat melewati ruang keluarga, berjalan masuk ke ruangan itu. Dia melihat tv yang menyala tapi tidak ada orang disana. Romi pun berjalan ke meja berniat mengambil remot. Tapi yang di cari tidak ada disana. Kemudian dia menoleh. Dia terkejut melihat Ana yang tertidur. Remot tv yang dia cari berada di genggaman Ana.
Romi tersenyum kemudian mendekati Ana. Dia menarik remot itu pelan-pelan, tapi Ana malah memeluk remot itu semakin erat. Romi tersenyum geli. Kemudian akhirnya Romi mematikan tv dari tombol tv nya. Romi kembali menghampiri Ana.
"Dek, dek, bangun dek. Tidur di kamar aja, " Romi menepuk pundak Ana pelan. Ana sedikit terbangun.
"Iya kak, " Ana berdiri dengan lemas. Romi yang melihat itu jadi tidak tega.
"Dek, "
"Iya kak ?,"
"Ya udah tidur di sini aja. Kakak temenin, " Ana hanya mengangguk kemudian kembali tidur. Dia memang masih mengantuk. Makanya menurut saja di suruh tidur lagi.
Romi duduk di kursi kosong sebelah kursi panjang tempat Ana tidur. Dia bermain HP sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Lama kelamaan dia mengantuk juga. Akhirnya dia pun ikut terlelap bersama Ana.
»»»»»
Sekitar pukul setengah lima sore, pak Tomi dan bu Tari pulang. Mereka berjalan menuju kamar, tapi pak Tomi bingung melihat ada seseorang di ruang keluarga. Pak Tomi menghampiri seseorang itu. Bu Tari mengikuti suaminya dengan bingung.
Saat melihat ke sofa, ternyata pemuda itu tidak sendiri. Ada seorang gadis disana. Bu Tari menghampiri Ana. Sementara pak Tomi membangunkan Romi.
"Rom, bangun, " pak Tomi menepuk pundak Romi. Setengah terkejut Romi pun bangun.
"Sayang, ngapain tidur disini ?," tanya bu Tari lembut sambil memegang lengan Ana. Ana menggeliat tapi tidak bangun. Bu Tari memegang kepala Ana.
"Sayang, kening kamu hangat. Kamu sakit ? , " ucap bu Tari panik. Romi dan pak Tomi ikut khawatir.
"Enggak ma. Aku cuma ngantuk aja kok, " jawab Ana lemas dan suaranya sedikit serak. Ana masih memejamkan mata saat mengucapkan itu.
"Kita nggak usah liburan, " kata pak Tomi tiba-tiba.
"Aku nggak papa kok pa. Aku cuma pengen tidur," kata Ana keras kepala dengan posisi masih tiduran.
"Ini udah sore sayang. Kamu mau tidur sampek jam berapa ?," tanya bu Tari khawatir.
"Emang udah jam berapa ma ?," Ana mulai bangun.
"Mau jam 5 dek, " kata Romi setelah melihat jam tangannya.
"Udah sore. Temen temen ku pasti udah nunggu," Ana berdiri dan berlalu pergi dengan langkah pelan . Meninggalkan ketiga orang di ruang keluarga menatapnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya