"Lo sayang sama Asa, Na ?," Ana terdiam di tempat nya. Dia tidak berani menoleh.
"Kalau gue sih setuju setuju aja lo sama Asa. Tapi lo masih jadi pacar nya Andi. Andi kelihatan nya juga sayang banget sama lo. Ya masa gue nyuruh kalian putus ?!," Roni bicara dengan begitu santai sambil makan. Ana masih saja tidak berani menoleh. Ana tidak menjawab. Mereka berdua kembali makan dalam diam.
"Kalau lo diem gue anggap sebagai iya," Ana langsung tersedak mendengar ucapan Roni. Roni langsung memberikan minuman nya. Ana meminum nya sedikit sambil terbatuk-batuk. Roni pun mengelus elus punggung Ana.
"Kenapa ? Siapa yang batuk ? Asa yang batuk ?," pak Langit langsung lari ke dalam kamar Asa. Diikuti yang lainnya.
"Bukan om. Nana tersedak," Ana masih batuk batuk dan Roni masih mengelus punggung Ana.
"Oh," pak Langit dan lainnya kembali keluar.
"Udah dong dek. Berhenti batuknya," Ana masih terbatuk kecil kecil.
"Iya uhuk uhuk," setelah beberapa menit Ana baru berhenti batuk. Roni kembali menyodorkan minuman nya. Ana pun meminum nya hingga airnya tersisa setengah gelas.
"Ya udah. Ayo lanjut makan,"
"Iya," Mereka berdua pun kembali makan.
Hingga selesai makan, tidak ada pembicaraan. Setelah itu Roni membersihkan tempat bekas makan dan minum mereka. Dia membuang wadah bekas itu diluar. Setelah itu dia masuk lagi.
"Lo bawa obat lo ?,"
"Bawa,"
"Bentar gue minta in air mineral dulu,"
"Iya," Roni keluar sebentar, kemudian kembali membawa sebotol air mineral.
"Nih," Ana memasukkan obat nya ke dalam mulut kemudian meminum air mineral dari Roni.
"Udah," Ana menyerahkan air mineral tadi pada Roni. Roni menerima dan menutup air mineral itu.
"Gue temenin sampai lo tidur,"
"Iya kak,"
Roni mengajak Ana mengobrol. Setelah 15 menit, Ana mulai merasa mengantuk. Ana meletakkan kepala nya di tepi ranjang. Roni pun berpindah di sofa yang di sediakan di dalam kamar. Dia bermain hp hingga akhirnya ikut tertidur.
Saat malam mulai larut, pak Langit masuk ke dalam kamar. Melihat Roni yang tertidur pak Langit keluar kamar lagi memberitahu pak Tomi. Pak Tomi dan keluarga nya yang lain pun pamit pulang.
»»»»»
Sekitar pukul tiga malam, Tangan Asa yang menggenggam tangan Ana bergerak. Tangan Asa sedikit menarik tangan Ana. Ana hanya bergerak sedikit kemudian kembali tidur.
Sedikit demi sedikit mata Asa terbuka. Perlahan, Asa melihat sekeliling. Dia melihat Roni yang tertidur di sofa. Dan saat menoleh ke kanan, Asa terkejut melihat ada seseorang di samping nya. Karena wajahnya tertutup rambut, Asa tidak tau itu siapa. Tapi saat sadar keberadaan Roni, Asa langsung tau itu siapa.
Asa mengelus puncak kepala Ana. Ana bergerak tapi tetap tertidur. Asa kemudian menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Ana. Ana terlihat bangun sebentar kemudian tidur lagi. Asa hanya bisa terkekeh melihat Ana.
Asa diam menatap Ana yang tertidur. Dia juga menatap tangannya yang masih menggenggam tangan Ana. Asa merasa sangat senang. Dia ingin segera membangunkan Ana, tapi tidak tega. Akhirnya dia tetap diam menatap Ana.
Hingga pagi datang, Asa masih terjaga. Asa melihat tingkah Roni dan Ana saat tidur. Dia terkekeh kekeh sendiri melihat kakak beradik itu. Akhirnya Ana yang pertama terbangun. Asa melihat Ana yang sedang menguap sambil mengucek ucek matanya dan membersihkan belek di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya