Roni menuju kamarnya sambil tetap membawa hp Ana di genggaman tangan kanan . Roni membuka aplikasi WhatsApp lagi kemudian menelfon nomer Asa. Beberapa menit kemudian Asa mengangkat telfon itu.
"Lo sembunyiin apa dari gue ?,"
"Lo kan nggak percaya sama gue,"
"Buat sekarang gue bakal percaya walaupun nggak yakin,"
"Trus apa untungnya gue bilang ke lo ?,"
"Buruan bilang. Sialan,"
"Lo nggak bakal makin marah ke gue ?,"
"Nggak,"
"Lo inget Sindy waktu itu ? Dia yang bener," Roni terdiam.
"Tapi bukan ...," Roni tidak mau menyebutkan yang ada di pikirannya.
"Siapa satu-satunya cewek yang gue sayang ?,"
"Lo. Berani lo...," Roni sampai kehabisan kata karena kesal.
"Maafin gue. Gue nggak mau kehilangan dia lagi. Kalau bisa ijinin gue... ," belum selesai Asa berbicara, Roni sudah mematikan sambungan telfon nya.
Roni kembali ke kamar Ana dan kembali ke posisinya tadi. Roni memeluk tubuh Ana sambil menatap wajah Ana tidak percaya.
"Lo dari mana Ron ?," tanya Rama.
"Dari kamar bang,"
"Oh," setelah itu suasana kembali hening. Roni yang merasa kesal bercampur sedih mulai memejamkan matanya. Dia berharap dengan begitu perasaan nya bisa menjadi lebih baik.
»»»»»
Keesokan paginya, Roni ikut lari pagi. Tapi dia diam saja sejak berangkat hingga pulang. Ana dan Romi yang ada di sampingnya kebingungan tapi tidak berani mengajak bicara.
Sampai di rumah, Romi pergi menuju kamarnya sementara Roni ikut ke kamar Ana. Saat di kamar, Ana tiduran di pinggir ranjang. Roni duduk di sebelahnya.
"Kamu masih deket sama Asa dek ?,"
"Enggak. Kita kan udah nggak pernah ketemu," Ana bangun dari posisi tiduran nya.
"Trus yang waktu itu kamu di anter dia pulang karena kak Roni pulang malem, dia ngelakuin sesuatu nggak ?,"
"Sesuatu apa kak ?," Ana berusaha tetap tenang. Roni langsung menatap Ana dengan sorot mata sedih.
"Dek, kak Roni udah tau. Dia udah cium kamu kan ?," Ana menatap mata Roni sebentar kemudian menunduk. Ana memainkan jari jarinya. Roni memegang kedua pundak Ana.
"Maafin kak Roni. Kak Roni nggak akan biarin dia sentuh kamu lagi. Kak Roni janji. Dan kamu nggak boleh deket dia lagi. Nomer dia juga udah kak Roni blacklist. Kalau dia chat di sosmed lain cuekin aja. Oke," Ana hanya mengangguk. Roni tiba-tiba memeluk Ana dengan erat.
"Kak Roni nggak mau liat kamu sedih gara-gara dia. Cukup kak Roni aja yang sedih," walaupun Ana sudah tau cerita sebenarnya dari Asa, Ana tidak berani membantah Roni. Roni kemudian melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya