Paginya, Ana bangun dengan semangat. Dia ingat bahwa hari ini dia akan menjemput ketiga sahabatnya sejak SMP dulu untuk liburan bersama. Karena semangatnya Ana langsung turun dari ranjang melewati Rama yang tidur di sebelahnya.
Sebenarnya kemarin malam selesai makan, Ana di suruh langsung minum obat. Obat nya ada yang memiliki kandungan obat tidur. Tidak lama setelah itu Ana terlelap lagi padahal baru saja bangun. Dan sepertinya kakak-kakaknya memutuskan untuk menemaninya. Tapi sepertinya Moya sudah pulang entah pada jam berapa. Karena dia tidak ada di ranjang Ana.
Tidak ambil pusing tentang kelima pemuda di ranjang nya, Ana segera pergi mandi dengan semangat. Mendengar suara air mengalir, Romi jadi terbangun. Begitu juga Rama. Tapi Rama terbangun karena ingin buang air kecil. Si sulung itu pun keluar dari kamar Ana. Sementara Romi mengucek ngucek matanya sambil menguap di tepi ranjang. Dia menunggu Ana selesai mandi.
15 menit berlalu. Ana keluar dari kamar mandi. Romi tersenyum melihat Ana yang sudah segar.
"Semangat banget kayaknya hari ini dek, " kata Romi dengan nada masih lemas karena belum sepenuhnya sadar.
"Iya kak. Hari ini kan hari Sabtu, " kata Ana senang. Mendengar perkataan Ana, senyum Romi luntur.
"Mampus. Gue ada kelas pagi. Ada tes lagi, " Romi langsung berlari ke kamar mandi Ana. Ana menatap Romi bingung.
"Numpang mandi dek, " teriak Romi dari kamar mandi. Terdengar air mengalir.
"Iya kak, " Ana ikut berteriak. Mendengar suara teriakan Ana, Rendy terbangun.
"Udah pagi dek ?," tanya Rendy dengan suara serak dan mata tertutup. Ana yang awalnya menatap pintu kamar mandi, menoleh dengan sedikit terkejut.
"Iya kak, "
"Oh, iya, " Rendy turun dari sisi kiri ranjang dan mengambil kacamata di nakas. Ana melihat Rendy yang berlalu pergi. Tidak beberapa lama kemudian Romi keluar dari kamar mandi.
"Gue kuliah dulu. Lari pagi nya libur dulu, " kata Romi yang menghampiri Ana. Ana mengangguk. Romi mengelus puncak kepala Ana. Ana hanya tersenyum senang.
Kemudian kakak kedua Ana itu berlalu pergi meninggalkan Ana dengan Roni dan Reza yang masih tidur lelap. Ana mengambil HP di tas nya yang kemarin dia bawa ke rumah Moya dan mulai bermain sosmed. Sebenarnya dia lapar, tapi dia malas mau turun untuk sarapan duluan.
Setelah melihat chat grup sahabat SMP nya, Ana teringat untuk menyiapkan keperluan untuk liburan. Ana mengeluarkan barang barang didalam tas ransel untuk kuliah itu dan mulai menata keperluannya untuk liburan.
Mulai dari pakaian ganti, perlengkapan mandi yang dia siapkan tapi hanya di letakkan dalam tas kecil, earphone, powerbank, sebuah buku novel miliknya dulu, dan juga perlengkapan make up.
Untuk perlengkapan lain akan dia siapkan nanti saat sahabat-sahabat nya sudah datang. Karena beberapa barang yang akan dia bawa masih di perlukan.
"Dek, lo ngapain ?," tanya Rama yang baru kembali setelah beberapa menit tadi hilang. Dia sudah rapi sekarang.
"Packing kak. Kan mau liburan sama sahabat sahabat ku, "
"Oh iya ya," Rama berdiri di sebelah Ana yang meletakkan tas nya di atas meja belajar.
"Seneng banget kayaknya, " kata Rama.
"Iya kak. Soalnya aku sama sahabat sahabat ku nggak pernah liburan bareng. Jalan bareng paling jauh aja ke mall. Itu pun cuma muter muter, makan, nongkrong bentar di taman, trus pulang, "
"Nggak pernah nonton atau apa gitu, "
"Enggak kak. Dulu pernah mau nonton, tapi adanya malem. Ya kita nggak jadi nonton. Trus satu sahabat ku sebenarnya nggak terlalu suka nonton. Ya udah nggak pernah nonton sama sekali, "
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya