Bodyguard

35 3 0
                                    

"Papa mau memperkenalkan anak teman papa. Namanya Andi, " pak Tomi memegang pundak pemuda yang duduk di sebelah kirinya. Pemuda itu tersenyum melihat semua orang di ruang makan. Kemudian tatapan nya berhenti di Ana. Ana menatap pemuda itu dengan wajah datar.

"Trus dia ngapain disini pa ?," tanya Roni.

"Ron ?," tegur bu Tari. Roni diam &  cemberut.

"Mulai sekarang Andi akan menjadi bodyguard Ana, " semua di ruangan itu menunjukkan wajah tidak percaya. Terutama Ana. Pak Tomi memang pernah bilang kalau akan mencarikan Ana bodyguard. Tapi Ana tidak percaya ternyata pak Tomi serius.

"Ngapain pake bodyguard pa ? Kita berlima bisa jagain Nana, " kata Roni tidak suka.

"Kalau kamu kuliah siapa yang menjaga Rena ?. Kalau kita semua sedang sibuk siapa yang akan menjaga Rena ?. Menurut papa ini yang terbaik untuk Rena. Jadi tidak ada yang boleh menolak,"

"Iya pa, " jawab mereka serempak.

"Mulai hari ini Andi akan tinggal disini sampai Rena sembuh," semua hanya diam karena mereka sebenarnya tidak setuju tapi tidak bisa menolak perkataan pak Tomi.

Ana menghembuskan nafas kasar. Andi menatap Ana terus. Ana merasa sepertinya hari-hari nya akan jadi menyebalkan .

»»»»»

Minggu pertama, Andi ikut lari pagi bersama Romi. Moya juga ikut lari pagi. Ana pun lebih senang berlari bersama Moya. Romi dibiarkan berlari mengikuti mereka bersama Andi. Ana berusaha tidak memperdulikan Andi sampai sarapan.

Ana langsung pergi ke kamarnya setelah sarapan. Ana tidak bilang apapun pada Andi. Ana tidak mau di temani Andi. Sampai jam makan siang Ana berdiam diri di kamar. Berkirim chat dengan Asa. Setelah makan siang dengan di temani Andi,  Ana kembali ke kamarnya sampai jam makan malam .

Saat Jum'at, Andi juga ikut menemani Ana kuliah. Ana sebenarnya merasa risih. Tapi Ana tidak enak mengusir Andi. Dia kan sedang melaksanakan tugasnya. Berbeda dengan Moya. Dengan terang terangan Moya menyatakan ketidak sukaan nya.

"Lo mau ikut kuliah ?," tanya Moya sambil menatap Andi tajam.

"Enggak. Gue jagain Rena, "

"Lo ganggu konsentrasi kita kuliah. Mending lo pergi, "

"Nggak. Gue jagain Rena, "

"Lo ganggu pemandangan kalau cuma diem disitu. Kalau lo nggak ada pekerjaan mending lo bawain kita minum, cemilan, atau apa gitu biar ada kerjaan, " kata Moya sedikit kesal.

"Oke, " Andi berlalu pergi.

"Harus ya dia nungguin lo setiap saat ?,"

"Ya iyalah kak. Dia kan bodyguard, "

"Tapi masa lo nggak di kasih waktu sendirian  ?,"

"Di kasih kok. Setiap hari aku sendirian di kamar, "

"Bagus deh kalau masih dapet waktu sendirian, "

Beberapa menit kemudian Andi kembali membawa nampan berisi 2 gelas susu dan sepiring kue. Andi kembali duduk di tempatnya dan memperhatikan Ana.

Selesai Ana kuliah, Ana pamit istirahat. Karena ada Andi pasti Moya tidak bisa mengantar Ana ke kamarnya. Moya hanya mengangguk. Setelah Ana hilang dari ruang tamu, tempat Ana dan Moya kuliah, Moya langsung berdiri dan pamit pada Andi. Sebagai formalitas saja pikir Moya.

"Gue balik, "

"Ya. Hati-hati di jalan, "

Tanpa menanggapi ucapan Andi,  Moya langsung berlalu keluar rumah kediaman Hesadianto. Andi menatap pintu rumah yang masih terbuka itu dengan senyum manis.

NaNaNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang