Ana masih terus saja senyum senyum sendiri. Bahkan sesekali cekikikan juga. Andi meliriknya sekilas kemudian kembali menatap laptop. Terdengar Ana cekikikan lagi dan menggumamkan sesuatu. Andi kembali melihat gadis itu dengan penasaran. Dia benar-benar tidak bisa fokus pada film yang masih terputar itu.
"Seru banget kayaknya. Sampe cekikikan gitu, " akhirnya Andi menyerukan pikirannya dari tadi.
"Iya nih. Teman ku rese' banget. Masa aku sakit gini malah di bilang makanya jangan hujan-hujanan terus. Kan nyebelin,"
"Nyebelin tapi kamu kok senyum? , " Ana diam. Karena semenyebalkan apapun orang yang sedang chat dengannya itu, orang itu tetap bisa membuatnya tersenyum. Dengan candaan sederhana nya.
"Cowok ya yang chat ?," tanya Andi tepat sasaran. Ana menunduk malu. Andi langsung tau jawabannya adalah iya.
"Pacar kamu ?,"
"Nggak. Cuma teman, " ada nada tidak rela dari suara Ana ketika menyebutkan cuma teman. Tapi wajahnya terlihat biasa saja. Andi mengangguk mengerti. Entah kenapa Ana merasa senyum Andi terlihat senang. Tapi Ana tidak memperdulikan itu. Dia terus berkirim pesan dengan pemuda yang tidak lain adalah Asa. Ana tidak memperhatikan Andi yang terus meliriknya.
»»»»»
Besoknya, Ana sudah terlihat lebih baikan. Gadis itu bahkan sudah terlihat lebih bersemangat dari kemarin. Tapi suhu tubuhnya masih terasa panas. Seperti kemarin, Ana ditemani Andi dan Ana sibuk dengan HP nya. Ana terus tersenyum dan cekikikan seperti kemarin.
Andi ingin menarik perhatian Ana tapi dia masih ragu. Dia fikir untuk apa menarik perhatian Ana agar memperhatikan nya. Entah kenapa dari kemarin perasaannya semakin ingin di perhatikan oleh Ana.
"Na?, " Tiba-tiba Andi yakin ingin di perhatikan Ana.
"Iya Ndi ?," Ana melihat Andi.
"Kamu nggak istirahat ?,"
"Nanti aja deh. Belum ngantuk,"
"Tapi kamu kan habis minum obat. Istirahat deh sekarang, "
"Bentar lagi aja, Ndi. Lagipula aku udah enakan. Kemarin juga aku baru tidur jam 11. Sekarang masih jam 9 kurang, "
"Makanya karna baru enakan itu mending kamu istirahat deh. Biar cepet sembuh nya. Kalau kamu sakit nya lama aku lagi yang kena, " mendengar itu Ana jadi tidak enak. Ana mengetik sebentar di HP nya kemudian mematikan benda elektronik kotak itu.
"Iya aku tidur, " Ana mulai membenarkan posisi nya untuk tidur.
"Iya aku temenin disini. Aku nonton film di laptop kamu, "
"Iya, " Ana yang tidur di tengah ranjang menghadap kanan membelakagi Andi yang duduk di samping ranjang Ana. Andi menarik laptop Ana mendekat ke depan wajah nya. Andi tersenyum penuh kemenangan di balik tubuh Ana.
»»»»»
Saat hampir waktunya makan malam, Ana yang sudah rapi di atas ranjang nya mengecek HP. Memeriksa apa ada balasan chat dari Asa atau tidak. Karena tadi pagi waktu istirahat Ana langsung mematikan HP nya setelah pesan terkirim tanpa menunggu balasan.
Ternyata ada balasan. Ana langsung membalasnya. Chat nya di baca tapi tidak di balas balas. Ana sedikit kecewa tapi berfikir mungkin Asa sedang sibuk. Jadi tidak sempat membalas. Ana pun mengunci layar HP nya. Dia memilih untuk bermain game di laptop.
Lima menit kemudian ada bunyi pesan masuk. Ana segera membuka kunci layar HP nya dan tersenyum melihat balasan dari pemuda yang chat nya barusan dia balas. Tapi seketika dahinya berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya