Seperti yang di rencanakan beberapa hari yang lalu, tepat hari Minggu keluarga Hesadianto pergi berlibur. Pak Tomi sendiri yang menjadi supir keluarganya.
Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil sangat gaduh. Rama, Roni dan Reza heboh bernyanyi lagu dari HP Roni. Sementara Romi dan Ana ikut bernyanyi santai sambil terkikik geli melihat ketiga saudara mereka. Dan Rendy, dia sibuk membaca buku di antara Reza yang bernyanyi dengan ngotot dan Romi yang santai.
Tapi ajaib nya dia tidak terganggu dan tidak komentat sama sekali. Dia fokus pada buku bacaannya. Ana yang duduk di antara Rama dan Roni tersenyum lebar melihat kedua kakaknya yang asik sendiri itu. Dia ikut senang melihat mereka berdua. Pak Tomi dan bu Tari hanya tersenyum dan fokus melihat jalanan.
»»»»»
Beberapa jam berlalu. Akhirnya mobil pak Tomi sampai di tepi pantai. Rama diikuti Ana dan Roni dengan semangat turun dari mobil. Mereka berlari kegirangan ke pantai seperti anak kecil.
Tidak lupa sebelumnya mereka melepas alas kaki mereka. Reza dan Romi juga ikut turun dan menghampiri ketiga kakak beradik tadi. Sementara Rendy turun dari mobil kemudian mencari tempat yang sejuk dan nyaman. Rendy pun kembali membaca buku.
"Kak Rendy, ayo ikut, " teriak Ana.
"Iya. Nggak asik nih. Masa ke pantai gak ikut main air ?," teriak Reza di setujui Ana dengan anggukan.
"Udah kalian aja. Gue males basah basahan, "
"Ayolah Ren. Kapan lagi kita bisa kumpul berenam ?!," mendengar perkataan Rama, Rendy jadi tergerak. Benar juga. Mereka jarang sekali jalan-jalan bersama. Apalagi setelah Rena menghilang. Semua sibuk sendiri.
"Oke lah, " jawab Rendy sambil berdiri.
Dia menitipkan bukunya ke bu Tari dan kemudian menghampiri saudara saudari nya. Mereka berenam pun main air bersama dan tidak memperdulikan pengunjung pantai yang lain.
Mereka tertawa dan bersenang-senang bersama. Melihat hal itu, orangtua mereka tersenyum senang. Keenam anak mereka telah kembali seperti waktu kecil dulu. Tertawa dan bergembira bersama.
"Nggak kerasa ya pa, mereka berenam udah makin besar, "
Pak Tomi merangkul bu Tari. Bu Tari bersandar di dada pak Tomi.
"Iya ma. Papa bersyukur sekarang kita sudah lengkap. Kita bisa melihat masa depan mereka berenam bersama-sama,"
"Iya pa. Kita pasti bisa menemani mereka sampai mereka semua menikah kan pa ?,"
"Pasti bisa ma. Pasti, " setelah itu pasutri itu kembali diam memperhatikan kebahagiaan anak-anak mereka.
»»»»»
"Laper nih gue. Makan yuk, " ajak Roni. Semua mengangguk setuju. Roni merangkul Ana dan kemudian enam bersaudara itu berjalan menghampiri orangtua mereka.
"Ma, makan dong, " kata Roni.
"Ya udah ayo. Ayo pa, " pak Tomi mengangguk.
Keluarga Hesadianto melangkah mencari rumah makan. Untungnya disana walaupun ada rumah makan, ada juga saung saung yang cukup besar. Jadi mereka tetap bisa makan sambil melihat dan merasakan hembusan angin laut.
Keluarga Hesadianto berkumpul di satu saung di depan rumah makan. Pak Tomi sudah memesan makanan tadi. Dan sudah meninta di antar ke saung.
Sambil menunggu, mereka mengobrol dan bercanda bersama. Tawa tidak lepas dari bibir mereka. Saat makanan sudah datang pun, mereka masih bercanda sedikit. Mereka sarapan dengan suasana hangat dan pemandangan yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya