Besoknya, ternyata Roni mengajak Ana ke kampus lagi. Ana jadi teringat ucapan Asa kemarin. Dia jadi sarapan sedikit supaya bisa menemani Asa sarapan. Ana beralasan sudah kenyang ketika di tanya kenapa cuma sarapan sedikit. Semua percaya saja.
Selesai sarapan, Roni segera mengajak Ana berangkat. Kali ini Ana jadi semangat ikut ke kampus nya Roni. Bahkan dari tadi wajahnya terlihat senang.
"Lo kenapa sih, Na. Dari tadi senyum terus. Ada sesuatu ya ?," tanya Roni penasaran.
"Nggak kok kak. Nggak ada apa-apa. Aku seneng aja jadi nggak sendirian di rumah, "
"Oh, lo seneng gue ajakin ke kampus ?,"
"Ya, gitu deh, "
"Bagus kalau gitu. Tiap hari ikut gue gimana ?,"
"Iya, "
"Siiip, " Roni mengelus puncak kepala Ana. Ana tersenyum senang.
»»»»»
Sampai di kampus, seperti kemarin Roni mengajak Ana ke ruang basket. Tapi kali ini Asa tidak terlihat datang ke ruang basket. Ana berfikir mungkin Asa sudah menunggu nya di perpustakaan. Tapi karena tidak mau terlalu GR, Ana pun berfikir mungkin Asa terlambat.
"Tumben ya bos jam segini belum dateng ?," tanya Harun. Keempat temannya mengangkat bahu acuh karena malas menjawab. Menurut mereka itu bukan pertanyaan yang bagus. Karena pertanyaan itu pasti menyinggung seseorang.
"Lagi jalan sama Sindy kali, " kata Roni ketus. Dan benar saja. Orang yang mereka maksud langsung berkomentar tidak enak.
"Ah elu Ron. Ya kali mereka jalan. Lagipula Sindy kan masuk pagi sama kayak lo. Mana mungkin mereka jalan, " komen Harun sambil terkekeh geli. Yang lain hanya menatap Harun kesal karena terkadang tidak tau kondisi.
"Ck, gue ke kelas dulu lah, " Roni dan Ana pamit kepada lima pemuda disana. Semuanya mempersilahkan kakak beradik itu pergi. Niko, Kiky, Jhon dan Boy menatap Roni dengan prihatin.
"Bacot lo, Run," kata Jhon tiba-tiba.
"Kenapa tiba-tiba lu nyalahin gue ?,"
"Lo kalau ada Roni jangan ngomongin Asa sama Sindy lah. Bikin nggak asik, " jawab Niko karena Jhon diam malas komentar.
"Gue kan cuma nanya ,"
"Udahlah. Ke kelas aja sana. Gue jadi ikut nggak mood. Gue ke kelas duluan lah, " Kiky langsung berlalu pergi. Niko dan Jhon ikut melangkah pergi karena mereka satu kelas.
"Ya udahlah. Gue juga mau ke kelas, " kata Boy dan berlalu meninggalkan Harun sendirian.
"Salah mulu gue. Trus gue sama siapa disini ? Dosen nggak masuk lagi. Elah, " dengan wajah kesal Harun cuma berdiam diri di tempatnya.
»»»»»
Roni mengantar Ana sampai depan pintu perpustakaan. Setelah pamit dan mengelus kepala Ana, Roni berlalu pergi. Ana pun segera masuk perpustakaan. Dia melihat ada seseorang di tempatnya kemarin.
("Kak Asa, ") pikir Ana senang. Entah kenap. Ana segera menghampiri pemuda itu. Ana duduk di hadapan nya.
"Selamat pagi, " sapa Ana senang.
"Pagi, " jawab Asa tak kalah senang.
"Udah dari tadi disini ?," Ana duduk di hadapan Asa.
"Iya. Habis nganterin Sindy aku langsung kesini, " ("Nungguin kamu, ")
"Pantesan. Tadi kak Harun nanyain. Kak Asa kok tumben nggak ke ruang basket, "
"Trus yang lain jawab apa ?,"
"Kak Roni bilang. Mungkin kak Asa jalan sama kak Sindy, "
"Cuma Roni yang bilang ?,"
"Iya, "
"Roni nggak pernah cerita tentang aku ya ?,"
"Enggak kak. Emang kenapa ?,"
"Sebenernya kakak kamu itu marah ke aku,"
"Kenapa ?,"
"Dulu waktu kecil, aku, Roni sama Sindy itu bersahabat. Sampai SMA. Trus Roni itu ternyata punya perasaan sama Sindy. Di tembak deh Sindy. Sampai kuliah mereka masih pacaran. Sindy sering curhat ke aku kalau lagi kesel sama Roni. Aku tanggepin curhatan nya Sindy biasa aja. Pertama sih baik-baik aja. Eh nggak tau nya dia malah bilang suka ke aku. Suatu hari, Sindy minta putus dari Roni waktu kita kumpul bertiga. Roni tanya kenapa dan dengan santai nya Sindy bilang kalau dia suka sama aku. Semenjak itu Roni marah ke aku. Aku udah jelasin tapi dia tetap nggak percaya. Sindy juga gitu. Nempel terus ke aku padahal aku udah bilang nggak bisa terima perasaan dia. Sampai sekarang aku diem aja walaupun dia anggap aku pacarnya. Soalnya aku pikir percuma juga bilang nggak suka ke Sindy. Dia tetap ngotot. Dan juga, kita udah kenal sejak kecil. Aku udah anggap Sindy seperti adik ku sendiri. Ngeliat dia senang aku ikut senang. Kalau dia sedih aku ikutan sedih, " jelas Asa panjang lebar. Akhirnya Ana tau kenapa Roni tidak suka pada Asa. Ternyata cuma salah paham. Ana jadi menyalahkan Sindy tentang semua ini.
"Padahal sebenarnya aku sudah punya seseorang yang aku sayang dari dulu ," Asa mengucapkan itu sambil menatap Ana. Ana pun jadi merasa yang di maksud itu dirinya. Tapi karena tidak mau merasa GR, Ana menghapus itu dari pikirannya.
"Oh iya ? Kamu sudah sarapan ?,"
"Udah. Dikit tapi, "
"Pasti kamu ingat kalau mau sarapan sama aku ya ?," Ana hanya tersenyum malu.
"Ayo ke kantin, " mereka berdua berjalan bersama keluar perpustakaan. Mereka terus mengobrol dan bercanda. Bahkan sampai kembali ke perpustakaan pun mereka masih mengobrol.
Asa kebetulan tidak ada kelas. Jadi dia terus asik ngobrol dengan Ana. Hingga Roni datang mereka masih mengobrol. Tapi kemudian Ana berhenti ngobrol sebentar untuk menyapa Roni.
"Udah selesai kak kuliahnya ?," tanya Ana saat Roni sampai di samping nya.
"Udah. Ayo pulang, " Roni langsung menarik Ana pergi tanpa pamit. Bahkan Roni tidak menoleh untuk melihat Asa walaupun sedikit. Ana melihat Asa kemudian fokus mengikuti langkah cepat Roni.
"Jangan dekat dekat sama Asa. Dia bukan laki-laki yang baik, " Ana hanya diam. Semarah itu Roni pada Asa. Padahal Asa sudah menjelaskan. Tapi Ana pun tidak bisa berbuat apa-apa. Itu bukan urusan nya. Dan jika Roni ingin Ana jauh dengan Asa, Ana akan menurut.
Baginya, Roni lebih penting daripada Asa. Kakak laki-laki nya lebih penting daripada seorang laki-laki yang baru dia kenal selama dua hari ini. Laki-laki masih banyak. Dia pasti bisa menemukan seseorang yang nantinya akan di sukai oleh Roni dan keluarganya. Lagipula Asa sudah punya pacar. Yaitu Sindy. Tidak mungkin dia lebih dekat lagi dengan Asa. Dia menganggap Asa sebagai kakak nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNaNa
Teen FictionJika sudah waktunya... hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semua hal tak terduga terkadang adalah hal yang paling di harapkan. Jangan pernah menyalahkan keadaan. Tuhan tau yang terbaik untuk umat Nya